13 Mei 2015

Orangtua, Ladang Amalan Terbaik Kita

image

Suatu ketika, dikisahkan bahwa yang mulia Nabi SAW pernah ditanya oleh sahabatnya tentang beda antara kebaikan dan perbuatan dosa. Pertanyaan tersebut dengan tenang dan arif penuh wibawa dijawab oleh Rasul Agung bahwa kebaikan adalah akhlak mulia (khusnul khuluq) sementara perbuatan dosa adalah sesuatu hal yang membuat hati kita menjadi tidak tenang dan tidak ingin perbuatannya diketahui orang lain.
Dalam tataran praktek dan contoh teladan, akan banyak kita temukan penjelasan atas definisi kebaikan dan perbuatan dosa seperti dimaksud di atas. Bagaimana orang-orang yang dekat di sekeliling kita memaknainya dengan tindakan yang kasat mata tampak di hadapan kita.
Salah satu akhlak mulia yang sungguh dekat dengan kita, namun banyak diabaikan adalah bagaimana kita dapat berbuat baik kepada orang tua dalam segala hal di setiap kesempatan. Sebuah akhlak mulia kepada orang terdekat kita di dalam dinding masing-masing rumah.
Berbuat baik kepada orang tua adalah kewajiban hidup yang seharusnya dipraktekkan. Bahkan, akhlak ini harus tetap wajib ditunaikan sekalipun orang tua kita dalam kesesatan dan menciderai kita sebagai anaknya.
Adalah teladan sahabat Nabi SAW, ketika diminta oleh ibundanya sendiri untuk meninggalkan agama yang dibawa oleh Nabi SAW untuk kembali kepada agama nenek moyangnya. Bahkan, permintaan ibundanya ini disertai dengan ancaman tidak akan makan dan minum sebelum sahabat tersebut kembali kepada agama nenek moyangnya.
Namun, sahabat mulia tersebut dengan arif bijaksana menjawab permintaan berikut ancaman tersebut tanpa kemudian melukai hati ibundanya dan menjatuhkan martabatnya. Beliau, sahabat mulia itu, berkata: walaupun memiliki 1000 nyawa dan hilang satu-persatu, namun beliau tidak akan mengikuti permintaan bundanya dengan meninggalkan agama yang baru dianutnya.
Perbuatan baik kepada orang tua termasuk amalan yang terbaik disisi-Nya. Bahkan amalan ini oleh Nabi SAW disejajarkan dengan amalan utama lainnya. Hal tersebut terekam dalam jawaban Nabi Muhammad SAW ketika sahabat bertanya tentang amalan-amalan terbaik antara lain shalat tepat waktu, berbuat baik kepada orang tua dan jihad fii sabilillah.
Kemuliaan dan keutamaan amalan ini tergambar dalam kisah al-Qamah, seorang sahabat yang tertahan dalam kondisi sakaratul maut, namun tidak kunjung meninggal dunia. Ternyata, al-Qamah memiliki kesalahan kepada ibundanya yang berakibat ketidakrelaannya kepada anaknya itu. Berkali permintaan Rasulullah, namun tidak digubris oleh ibunya. Sampai akhirnya, rencana akan dibakarnya al-Qamah menyebabkan ibunya mau memaafkannya sehingga anaknya itu dapat meninggal dengan tenang.
Amalan ini juga menjadi dasar sebab keberhasilan dan kesuksesan seseorang dalam kehidupan dunia dan akhiratnya. Karena adanya faktor doa orang tua yang terijabah oleh Allah SWT. Adalah kisah kehidupan ulama hadits terkenal, Imam Bukhari yang terlahir buta di kedua matanya. Namun berkat doa yang dipanjatkan tiada henti oleh ibunya, menyebabkan pulihnya penglihatan mata sang ahli hadits tersebut.
Ada banyak cara mengamalkan kebaikan kepada orang tua, adalah tergantung kondisi yang tampak, apakah itu objek pelaku (kita); pelaku penderita (orang tua kita) atau bergantung pada situasi. Dalam suatu biografi tentang perjalanan sukses seorang pengusaha, didapati bahwa ternyata ketika dalam titik nol keputusasaan karena kebangkrutan, pengusaha tersebut mendatangi orang tuanya seraya memohon maaf serta membasuh kedua telapak kaki ibundanya sebelum akhirnya dia menapaki tangga pertama suksesnya bangkit dari keterpurukan.
Bagaimana dengan kita? Amalan terbaik apa yang bisa kita persembahkan kepada orang tua sehingga menjadikan Allah SWT menerangi kita dengan jalan sukses dunia dan akhirat?