28 Januari 2016

Ketua Panja Perfilman DPR RI : Film KMGP Mempunyai Nilai Edukasi Yang Baik


Solo (24/1) - Pencinta film Indonesia kembali kedatangan film baru hasil adaptasi novel karya Helvy Tiana Rosa, awal tahun ini. Film yang diproduksi sendiri oleh penciptanya itu mengajak aktor Hamas Syahid sebagai pemeran utama.
Hamas bermain sebagai sosok Gagah, putra pertama dan seorang kakak dari adik perempuan bernama Gita (diperankan Aquino Umar). Di dalam film berjudul Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP) itu, Gagah diceritakan menjadi idola. Tak hanya punya paras tampan, Gagah juga cerdas, fashionable, taat beribadah, tapi tak kurang pergaulan.
Konflik bermula saat Gagah berniat mengunjungi Ternate untuk menyelesaikan skripsi. Kendati ditentang sang adik, niatan itu tetap terlaksana. Sekembalinya dari Ternate, adegan menampilkan sosok Gagah yang berubah. Menurut Gita, kakaknya tak lagi seasyik dulu. Dia menjadi penganut Islam yang taat, alim, dan meninggalkan kebiasaan lamanya. Gita yang tidak terima dengan perubahan sang kakak, mulai berpergian sendiri. Di saat itulah muncul sosok Yudi (diperankan Masaji Wijayanto), pendakwah keliling bus yang menarik perhatiannya.
Selama kurang lebih dua jam, penonton diajak menyaksikan konflik keluarga yang unik. Bumbu candaan dan kehadiran tokoh-tokoh pelengkap membuat film KMGP mengalir untuk dinikmati semua umur. Nilai-nilai positif banyak disampaikan oleh para tokoh dalam film ini, termasuk tiga preman insyaf yang salah satunya diperankan aktor senior, Epy Kusnandar. Menurut Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Abdul Kharis Al Masyhari, film tersebut cocok disantap generasi muda lantaran nilai edukasi di dalamnya.
“Film ini memiliki nilai edukasi yang baik. Kisahnya banyak dijumpai di masyarakat kita. Ada masalah, ada pula solusinya, layak untuk dinikmati semua umur. Di samping itu, penampilan dakwah agama dengan cara berbeda membuat yang menonton jadi enggak bosan,” kata dia, saat dijumpai wartawan seusai nonton bareng film KMGP di Cinema 21, Solo Grand Mall, Minggu (24/1/2016) sore.
Abdul Kharis yang juga Ketua Panitia Kerja Perfilman DPR Ri itu juga menyebut KMGP mengajak penontonnya untuk mendalami Islam, tanpa melulu menyampaikan ayat Alquran. Menurutnya metode dakwah tersebut lebih mudah diterima anak muda.
“Saat ini film Indonesia sedang bagus-bagusnya. Ada baiknya, produsen film tak hanya menghasilkan film yang bisa mendongkrak laba, tapi juga memikirkan nilai edukasi,” tukasnya.
Di film ini, penonton juga disuguhi istilah-istilah Islam yang sebenarnya tak lagi asing, namun tidak dipahami oleh Gita. Adegan tanya jawab itu sempat membuat seluruh isi bioskop tergelak. Dialog antara Gagah dan tiga preman insyaf juga tak kalah membuat penonton tertawa. Adegan lain seperti, Yudi berdakwah di dalam bus juga dinilai sebagai metode unik untuk menyampaikan keindahan Islam.
Salah seorang peserta nonton bareng, Maulida Nafita, 20, menilai alur cerita KMGP ringan dan mudah dicerna. Hamas yang sebelumnya bermain di film bergenre serupa, Tausiyah Cinta,disebut berperan lebih apik di KMGP. Hal yang sama disampaikan penonton lain, Nikmah Mufida, 21. Menurutnya, KMGP layak menjadi film pendidikan religi lantaran menyampaikan nilai-nilai keagamaan tanpa terkesan menggurui.
(Sumber : solopos.com)

Fraksi PKS Beri Enam Catatan Hasil Panja Prolegnas 2016


Jakarta (25/1) – Anggota Badan Legislatif DPR RI Almuzzammil Yusuf menegaskan bahwa Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) menerima hasil Panitia Kerja (Panja) Prolegnas 2016. Namun demikian, FPKS memberikan enam catatan, yaitu terhadap lima RUU dan satu tata tertib (tatib) Baleg DPR.
Pertama, FPKS memberikan tenggat waktu penyelesaian RUU Kitab UU Hukum Pemilu atau RUU Penyelenggaraan Pemilihan Umum, selambat-lambatnya tahun 2017. Oleh karena itu, FPKS berharap pemerintah segera memberikan surat kepada DPR untuk membahas bersama mulai dari tahun ini.
“Karena kita belajar dari kesuksesan pembahasan yang sama di periode lalu, kita bisa menyelesaikan UU Pemilu itu dua tahun sebelum pemilu berlangsung,” jelas Almuzzammil Yusuf dengan didampingi oleh Anggota Baleg DPR RI dari FPKS lainnya, yaitu Tifatul Sembiring dan Martri Agoeng.
Kedua, FPKS memberikan tenggat waktu kepada Komisi VII untuk membahas Revisi UU Minerba dan Migas selambat-lambatnya enam bulan dari sekarang. Oleh karena, menurut Almuzzammil, jika suatu RUU sudah masuk dalam Prolegnas, sudah diasumsikan memiliki draf serta Naskah Akademik (NA) dari RUU tersebut. Sehingga, seharusnya tidak ada persoalan bagi Komisi VII untuk memperlambat pembahasan.
“Namun demikian, jika hal tersebut tidak tercapai, perlu kita percayakan kepada pemerintah untuk mengambil alih pembahasan. Pemerintah juga punya urgensi atas RUU ini. Jangan sampai DPR seolah menyandera RUU yang akhirnya juga memperburuk citra di mata publik,” jelas Legislator PKS dari dapil Lampung 1 ini.
Ketiga, FPKS mendorong agar segera disahkannya RUU Perlindungan Pekerja Indonesia di Luar Negeri (PPILN), yang berdasarkan perubahan atas UU 39 tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri. Menurut Almuzzammil, karena sudah memiliki NA serta draf RUU tersebut, maka tidak ada halangan untuk tidak segera disahkan pada tahun 2016.
“Urgensinya pun untuk melindungi 6 juta TKI kita yang 60 persennya adalah sektor domestik (pembantu rumah tangga). Jadi ada sekitar 3,6 juta mereka yang tidak terlindungi di luar negeri jika UU ini tidak segera disahkan,” tegas Almuzzammil.
Keempat, FPKS mendorong dimasukkannya Revisi UU 35 tahun 2009 tentang Narkotika ke dalam Prolegnas Prioritas 2016. Oleh karena, menurut Almuzzammil, ada jenis narkotika yang belum masuk dalam daftar yang dilarang dalam UU tersebut saat ini. Selain itu, dampak dari Narkoba, secara kualitas lebih bahaya dan secara kuantitas lebih banyak, dibandingkan dengan bahaya terorisme.
“Apalagi dalam konteks perusakan generasi muda. Darurat narkoba ini luar biasa. Sehingga, kalau perlu ini jadi prioritas, tidak ada salahnya, walaupun ini persoalannya ada pada persoalan Naskah Akademis,” tambah Almuzzammil.
Kelima, FPKS mendorong agar pembahasan Revisi UU KPK nomor 30 tahun 2002 mengutamakan masukan dari KPK. Oleh karena, FPKS ingin agar pembahasan revisi tersebut tidak kontraproduktif dengan semangat reformasi, serta meminimalisir kecurigaan publik terhadap institusi DPR.
“Sehingga, DPR dengan sadar betul bahwa pembahasan ini untuk memperkuat pesan reformasi, yaitu pemberantasan korupsi tanpa politisasi. Pemberantasan korupsi dengan penegakan Hukum dan HAM,” tegas politisi tiga periode di DPR RI ini.
Keenam, FPKS mendorong perbaikan tata tertib (tatib) dan kewenangan Baleg dalam upaya untuk memperbaiki produktivitas DPR dalam menyusun UU. “Kalau kewenangan Baleg masih seperti ini, saya kira diniscayakan produktivitas UU kita tidak akan banyak berubah. Jadi, perbaikan ini menjadi penting kalau kita bicara penyelesaian prolegnas,” jelas Almuzzammil.
Sebagaimana diketahui, hari ini, Baleg DPR RI rapat bersama dengan Kemenkumham dan DPD RI untuk memutuskan Prolegnas yang akan diselesaikan tahun ini. Terdapat 22 RUU yang menjadi inisiatif DPR, 2 RUU inisiatif DPD, 12 RUU inisiatif Pemerintah, dan 4 RUU inisiatif bersama.

10 Januari 2016

Inilah Transkrip Lengkap Taujih Habib Salim Segaf Al Jufrie Dalam Peringatan Maulid Nabi di DPP PKS



Bismillahirahmaniraahim

Assalamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh

Alhamdulillah wa syukurillah lahaula wa la quwata illah billah
Para habaib, para ulama, para tokoh ulama, para pimpinan ormas, para tokoh masyarakat, Dewan Pimpinan Tingkat Pusat Partai Keadilan Sejahtera (PKS), para anggota dewan dari PKS yang hadir, Ketua Fraksi, Wakil Ketua Majelis Syuro, Ustadz Fadil dan Tengku Zulkarnain yang memberikan arahan yang cukup menyentuh sekali.

Malam hari ini kita dipertemukan dalam suatu acara untuk memperkuat cinta kita terhadap Baginda Rasulullah SAW. Pada dasarnya maulid itu juga intinya shalawat pada Rasul, mendengarkan biografi Rasululah SAW, yang kita baca ini (Simtudduror), ini ditulis oleh Al-Habib Ali bin Muhammad bin Husein bin Hadafsi, dia lahir kira-kira 200 tahun yang lalu.

Ada beberapa buku tentang maulidul Rasul banyak tersebar di masyarakat kita. Malam ini kita ambil salah satu pilihan ini. Kalau kita lihat sejarah ini luar biasa. Bayangkan di rumahnya itu setiap hari antara 800-900 tamunya. Bahkan dia mengatakan kalau melihat tamunya 5000 itu seperti 5 orang. Rumah tangga kita, bukan yang di sini yang di luar-luar, tamu 5 orang seperti tamu 50. Tapi bukan antum-antum di sini, 50 seperti berapa 500.

Kebahagiaan ibu-ibu kalau dikasih tahu suaminya 'malam ini ada tamu, kenapa mendadak? Kok nggak diberitahu? Yang namanya tamu ya mendadak'.

Bahkan banyak para sholihin itu, dia tidak akan makan siang kecuali sampai di rumahnya jelas tidak ada tamu. Kalau dulu-dulu yang tinggal dekat stasiun kereta api itu menunggu sampai penumpang kereta api turun semua, jelas tidak ada tamu, baru dia makan. Sungguh karena rumahnya terbuka. Ini setiap hari, antara 800 sampai 900 orang. Dilahirkan di Kota Seun terjadi panceklik 3 bulan itu, dia jamin semua. Kalau ditanya fundraisingnya darimana, ini bahasa yang keren sekarang. Kenyataannnya hati di Tangan Allah SWT. Kalau perjuangan itu muncul, semua itupun siap tarkiyah.
Saya sering mengatakan di dalam pertemuan PKS ini, pertanyaan sederhana: kira-kira Allah SWT butuh fundraising dari manusia? Rasul butuh nggak dari sahabat untuk membiayai perjuangan? Nggak butuh. Dia diback-up penuh oleh Allah SWT. Perlu ndak untuk memenangkan dakwah ini dimunculkan sekian ratus, sekian ribu orang, tidak butuh juga. Allah memenangkan Rasul sendiri pun , selesai. Tapi karena kasih sayang Allah dan rahmatNya, serta rahmat baginda Rasulullah SAW, beliau mengatakan siapa yang akan berinfak untuk perjuangan. Muncul sahabat mengatakan, aku ya Rasulullah sekian persen dari hartaku. Umar bin Khatab ra. 50 persen, Sayyidinna Abu Bakar Siddiq aku serahkan seluruh hartaku untuk perjuangan, wahai Rasulullah SAW. Kita aja, lalu untuk istri dan anak apa? Kalau diberikan semuanya , aku tinggalkan untuk istri dan anak-anakku beserta keluargaku, Allah dan Rasul-Nya. Perjuangan. Dan itu akan berjalan sepanjang masa.

Kemarin pagi, di empang Bogor. Saya menceritakan di musim panas, suatu saat Sayyidinna Abu Bakar Siddiq di siang hari. Setelah sholat Dzuhur, ada di jalan, muncul Umar bin Khatab, Sayyidina Umar ra. mengatakan, "Kok siang-siang kemari ada apa? Ngantuk, lapar dari kemarin belum makan".
Terus Sayyidina Abu Bakar tanya sama Sayyidina Umar, "Wa anta?"

"Lapar juga."

Muncul Baginda Rasulullah SAW dari kejauhan, "Kenapa kalian berdua ada di sini?"
"Lapar."

Rasul mengatakan, "Ana juga begitu, dari pagi belum makan."

Mereka-mereka bukan dari keluarga miskin, yang dimiliki diberikan untuk umat semuanya, itsar mendahulukan kepentingan umat bahkan beliau mengatakan, "Saqiyl qawmi akhirum (yang memberikan minuman manusia terakhir), baru dia mau minum."

Lalu baginda Rasul mengatakan, "Kita ke rumah Abu Ayyub Al-Ansori,"

Abu Ayub itu ketika Rasul sampai ke kota Madinah, 7 bulan tinggal di situ. Sudah disiapkan. Rumahnya dua tingkat, Rasulullah disiapkan di atas. Nggak mungkin Abu Ayub di atas, Rasulullah di bawah, mustahil. Tapi tamu begitu banyak, Rasul mengatakan, "Biarkanlah aku di bawah. Kasihan kamu naik turun."

Sudah Abu Ayub di atas tapi dia cari posisi yang tidak mungkin di atas Rasul. Cari pinggir sana, pinggir sini. Yang penting masuk. Di ketuk pintunya, yang membukakan istrinya, "Ahlan biik Rasululillah SAW. Selamat datang untuk baginda Rasul dan Sahabat Rasul."
Ditanya, "Mana suami kamu?"

Rumahnya itu ada kebun kurma, dipanggil datang terburu-buru. Dibawakan ruthob untuk Rasulullah. Sambil memotong, "Tunggulah setengah jam sampai selesai,"

Kemudian Rasulullah memberikan saran, "Potong yang biasalah jangan terlalu yang gemuk sekali kambingnya."

Istrinya membuat roti. Sudah selesai membuat roti, daging pun sudah datang. Kemudian sebelum makan, Rasul mengambil sepotong roti dan daging, beliau berkata kepada Abu Ayub Al Absori, "Antarkan untuk anakku Fatimah sudah berminggu-minggu dia tidak makan seperti ini."

Kebayang tidak? Dia tidak akan makan, ingat dengan putrinya, antarkanlah. Sudah lama dia tidak merasakan ini. Tapi beliau Rasululah SAW , tidak ada yang menyiapkan begitu kecuali dibalas. Beberapa hari dia akan balas kemudian dengan lebih daripada itu.

Saya ingatkan di sini bahwa yang namanya perjuangan itu dengan kelebihan yang Allah berikan kepada kita. Masing-masing kita punya kelebihan. Yang hartanya lebih tinggalkan saja, yang ilmunya lebih tinggal ilmu, yang tenaganya tinggal tenaga, yang akhlaknya, yang masing-masing kita mempunyai nilai plus. Itulah yang disarankan oleh Ustd. Zulkarnaen.

Nilai plus itu kita saling melengkapi untuk membangun negeri ini. Tidak akan terjadi perubahan di dalam negeri ini kalau kita tidak bangkit semuanya kecuali saling melengkapi. Kalau kita yang di Partai Keadilan Sejahtera bagian dari umat dan tidak bisa dipisahkan dari umat tapi banyak dari ormas, tokoh masyarakat , para asatizah kalau kita saling melengkapi menjadi sesuatu kekuatan yang luar biasa.

Saya sering mengatakan umat ini kal jasadil, seperti tubuh. Tubuh manusia itu ada kepala, ada tangan, ada kaki, ada semuanya. Kalau saya tanya mana yang paling hebat. Mungkin semua mengatakan kepala. Kemudian pertanyaan selanjutnya, kepala itu hebat jika sendirian, bayangkan kalau kepala tidak ada kaki, dada dan tangan. Hebat atau menakutkan? Apalagi kepalanya tadi tidak mata , tidak ada hidung? Lari juga orang. Terus yang hebat? Semua hebat. Bahkan yang paling bawah itu, yang memikul beban, mungkin dialah yang paling mulia di sisi Allah SWT. Tidak ada satu titik ditubuh kita ini kecuali memiliki kehebatan. Bagaimana Allah ciptakan pada manusia itu sendiri.

Dimana pun posisi kita dalam pertemuan ini, kita semua hebat. Kita semua punya nilai dan posisi yang sangat strategis untuk perjuangan tersebut. Dan Baginda Rasulullah SAW dengan yang tua, muda, anak-anak ada Malik usia 10 tahun sudah diberikan tugas dari Rasululah SAW, diberikan tugas. Yang namanya anak usia 10, 11 , ibunya datang kepada Rasulullah SAW, "Ya Rasulullah semua penduduk Madinah gembira kepadamu. Mereka ingin memberikan apa yang mereka miliki. Saya tidak memiliki apa-apa, Ya Rasul. Ayah dari anak sudah meninggal , yang saya inginkan terimalah anak saya menjadi khadimmu Ya Rasul SAW."

Hampir 13 tahun Anas, kalau kita baca sejarah Anas bin Malik dia mengatakan, "Yang paling aku inginkan kelak kemudian di Padang Mahsyar, aku cari Baginda Rasulullah SAW, sambil aku katakan, 'Ya Rasul. Akulah khadimmu di dunia'."

Dan beliau mengatakan, "Aku tidak pernah melihat keindahan melebihi keindahan sepanjang ini bersamamu membawakan air wudhu. Mereka yang berdamping itu , merasakan saat itu mereka sudah dalam surga."

Kebayang nggak? Yang setiap malam itu membawakan air wudhu Rasulullah berwudhu.

Setahun, dua tahun sampai bertahun-tahun. Kerjanya itu saja setiap malam. Kemudian Baginda Rasulullah bertanya kepadanya, "Wahai saudaraku, apa yang kau inginkan sekarang? Insya Allah akan saya doakan."

Mikir dia, dan kemudian dia mengatakan, "Aku ingin satu Ya Rasulullah? Apa yang kamu inginkan? Aku sungguh beruntung di dunia ini mendampingimu selalu Ya Rasululah. Yang aku inginkan satu, as'aluka fil jannah, aku memintamu Ya Rasul sebagaimana aku mendampingimu di dunia ini , aku ingin mendampingimu kelak di surga kelak di akhirat. Kenapa hal itu yang kau inginkan Ya Rabiah? Kalau aku cari dunia pun, dunia pasti akan banyak. Mau dapat uang 1 milyar, 10 milyar dapat istana, ujung-ujungnya juga mati. Warisan 200 milyar, ada yang meninggal, siapa yang menikmati, ya sudah selesai. Ahli warisnya. Tapi kalau mendampingimu sungguh suatu keberuntungan. Apa kata baginda Rasulullah SAW, yang kamu ingin akan terwujud, perbanyaklah sujud pada Allah SWT."

Para pecinta Rasulullah SAW, hidup ini yang kita cari adalah keberkahan. Kalau seluruh langkah kita, kehidupan dalam rumah tangga, dalam sehari-hari, Allah berikan keberkahan dan itulah yang paling kita nikmati. Keberkahan itu tidak mesti uang banyak, bisa mencelakakan bahkan bisa menghancurkan seseorang.

Kadang sakit pun berkah, asal kita berbaik sangka kepada Sang Khaliq. Sakit menjadikan dia semakin taat. Dibuat sulit rejeki agar dia taat. Diperbanyak rejekinya pun dia untuk taat kepada Allah. Aku tergantung prasangka hambaKu.

Kalau kita ini pulang masing-masing memperbaiki hati kita, membuat hati ini semakin bersih, seperti yang sering Rasulullah SAW yang sampaikan di suatu majelis, lewat satu sahabat, hari berikutnya muncul lagi dia, ini sahabat sudah bertanya siapa dia, apa kelebihannya, sampai ketiga kali lewat seseorang dari penghuni surga, akhirnya salah seorang sahabat mau tahu, pura-pura bertamu.
Kalau bertamu sunahnya berapa hari? Tiga hari. Kalau lebih tiga hari mukim.

Hari pertama diperhatiin, malammnya biasa-biasa juga. Ini dipikir dari sholat Isya sampai Subuh sholat terus, tidak juga, tidur biasa. Sampai tiga hari ya kurang lebih, bahwa tamu ini ada beberapa nilai plus yang dimiliki. Akhirnya bertanya ada nggak sesuatu amal yang kau lakukan di luar ini? Jawabnya biasa aja tidak ada yang lain. Tetapi di pikirannya, orang surga banyakmemperbincangkannya. Sudah nggak ada jawaban lagi akhirnya pulang.

"Saya itu setiap hari bangun dari tidur, tidak ada sifat benci untuk umat Islam."

Abu Dzon-dzon ini melihat orang banyak bersedekah tapi dia nggak punya duit, akhirnya dia meratap, Ya Allah aku bersedekah dengan kehormatanku. Artinya kalau oranng mencaci aku, aku maafkan. Kalau orang lain menjelek -jelekkan dia dapat fulus. Cuma tidak cash. Orang mencaciku menjelekanku ,kalau orang sering memaafkan kesalahan orang lain, Allah akan maafkan kesalahan orang tersebut.

Suatu malam Rasulullah bertanya kepada Abu Dzon-dzon, "Allah menerima sedekahmu. Orang bersedakah dengan uang sedangkan dia bersedakah dengan kehormatannya. Orang mencaci , dia maafkan, orang menjelekkkan dia maafkan.

Kalau pulang dari acara ini, kita mendapatkan terjadi perubahan dalam karakter kita. Perubahan dari budi pekerti kita. Kita tidak akan marah kecuali karena Allah. Karena cinta kepada Allah. Yang istrinya emosi pun, ndak perlu dengan emosi. Ada beberapa contoh dalam ketahanan keluarga. Sebaik-baiknya kamu adalah yang paling baik dengan keluarga. Dan itu akan mengadakan dauroh-dauroh semacam itu. Biasanya para eksekutif dan orang-orang yang Allah berikan rejeki lebih belum tentu keluarganya sakinah mawadah warahmah. Saya masih ingat dalam Mukernas PKS, ketika suami datang istri mematikan lampu, suami tanya kenapa dimatikan lampu, cahaya mukamu menerangi ruangan ini. Bawakan kopi atau teh, nggak ada gula, celupkan tanganmu kesitu Insya Allah akan manis.

Jadi sebenarnya kehidupan itu tinggal bagaimana kita mewarnai. Tapi hati-hati satu kata juga bisa lebih jauh dari bintang di langit. Dan dengan kata-kata bisa bikin dekat suami dan istri. Pergunakan bahasa-bahasa indah. Jadi hidup ini jangan bayak beban, banyak senyum.

Saya terus terang bertemu dengan orang yang pendidikannya rendah. Tapi selalu yang keluar dari mulutnya Alhamdulillah. Dan tidak pernah putus. Belum tentu ilmu yan semakin banyak menjadikan tunduk pada Allah SWT.

Sekali lagi yang kita cari adalah Allah memberikan keberkahan untuk kita, untuk keluarga kita, untuk saudara-saudara kita, untuk bangsa, untuk umat, untuk negeri yang sama-sama kita cintai ini.

Kita dinantikan untuk melakukan perubahan besar di negeri ini. 70 tahun merdeka. Antum lihat jumlah kemiskinan pun bukan semakin berkurang tapi bertambah, Beda dengan Korea Selatan, 15 Agustus 1945, kita 17 Agustus 1945. Kita lihat bagaimana Korea Selatan sekarang. Tidak hanya dinamika bangsa ini, saudara kita di Timur Tengah bunuh-bunuhan. Konstitusi kita memerintahkan untuk kita turut andil untuk ketertiban dan perdamaain dunia. Dan belum dilakasanakan juga. 16 juta penduduk Suriah, 11 juta mengungsi.

Antum lihat bagaimana mereka di Eropa Timur yang ditendang, yang dihina, mereka adalah saudara-saudara kita. Apa yang akan kita akan katakan di depan Allah SWT jika ditanya masalah ini? Big brother muslim terbesar di dunia. Tidak ada satu alasan pun yang bisa diungkapkan , oh kita sibuk , rupiah lagi melemah, dollar lagi naik, itu tidak alasan semua. Bangsa-bangsa lain juga punya masalah tapi muncul di dunia. Jumlah yang besar ini punya peluang untuk memimpin dunia Islam. Sekarang yang muncul Turki. Coba lihat. yang sekian ratusan bahkan milyaran manusia mendoakan Turki untuk berbuat baik. Pengungsi ditampung. Diberikan kemudahan. Allah berikan kemudahan.

Saya ketika menjadi Menteri Sosial, berharap mempunyai kemah untuk pengungsi, dapur umum, merah putih berkibar kita buktikan kita siap untuk umat Islam. Tapi tidak ada political win. Yang muncul adalah saudara-saudara kita dari lembaga-lembaga sosial, mereka luar biasa berbuat. Negara tidak adil. Itu sesuatu yang riil. Kita ingin ke depan ingin semakin bagus dan semakin bagus untuk umat dan bangsa ini. Insya Allah dengan Maulid Nabi Saw, keberkahan Baginda Rasulullah, kecintaan kita yang tulus dari hati yang paling dalam melebihi segala-galanya kecintaan kepada Allah. Agar bangsa dan seluruh yang kita miliki akan berdampak yang sangat bagus untuk umat Islam.

Menjadikan Baginda Rasulullah sebagai teladan dan menjadikan bangsa dan negeri ini selalu bertasbih. Negeri yang selalu beristghfar. Negeri yang selalu bersyukur. Negara yang selalu patuh kepada ajaran-ajaran yang dibawa Baginda Rasulullah. Jadikan kita menjadi hamba-hamba yang selalu bersyukur. Aamiin.

8 Januari 2016

Dakwah Adalah Cinta yang Bergelora


Oleh Ustadz Al Yusni

Peristiwa ini terjadi pada 1941. Di kota Qina di wilayah Sha’id, diselenggarakan acara penyambutan kedatangan Hasan Al Banna yang baru saja dipindahkan Dewan Tinggi Militer ke sana.

Para pemuda pramuka yang menyelenggarakan acara tersebut sangat terkejut saat Hasan Al Banna, sambil bersalaman dengan hangat, menyebut nama-nama mereka dengan tepat; seperti orang yang telah kenal sebelumnya.

Mungkin jika yang bertemu dengan Hasan Al Banna itu orang-orang yang percaya mitos seperti layaknya kejawen, mereka akan menganggap Hasan Al Banna memiliki ilmu laduni. Tapi ini para pemuda Mesir yang rasional dan telah tersentuh pembinaan Islam. Sebagian dari mereka pun kemudian bertanya bagaimana Hasan Al Banna tahu nama-nama mereka.

“Ketika saya menandatangani kartu anggota pramuka,” kata Hasan Al Banna mengungkap rahasianya, “saya menghafal nama yang tertera dan raut wajahnya.”

Subhaanallah… ada dua hal yang luar biasa di sini.

Pertama, kesungguhan Hasan Al Banna dalam dakwah hingga menghafal nama dan raut wajah dalam kartu anggota pramuka.

Kedua, kejeniusan Hasan Al Banna dalam menghafalkan nama yang hanya butuh waktu sekilas saja.

Dua hal luar biasa, namun cukup satu penjelasannya; karena bagi Hasan Al Banna, dakwah adalah cinta.

Ketika dakwah dimaknai sebagai cinta, maka segala potensi dan kemampuan akan dikerahkan untuk keberhasilannya. Ketika dakwah diartikan sebagai cinta, maka segala langkah dan upaya akan ditempuh untuk kemenangannya.[]

Harga Durian Boyolali Meroket


BOYOLALI – Musim hujan yang terjadi awal tahun ini berdampak pada menurunnya hasil panen durian di Boyolali. Akibatnya, harga durian di Boyolali menjadi mahal.
Seorang penjual durian di Boyolali kota, Sardiyono, mengatakan secara kualitas hasil panen durian tahun ini lebih baik dibandingkan tahun lalu. Namun, untuk jumlah durian yang dijual sangat terbatas akibat terjadi penurunan hasil panen tahun ini.
“Musim kemarau panjang yang terjadi akhir tahun lalu, dilanjutkan datangnya musim hujan awal tahun ini membuat bunga buah durian yang masih kecil rontok,” ujar Sardiyono, Rabu (6/1/2106).
Ia mengatakan dalam kondisi normal biasanya satu pohon durian mampu menghasilkan 100-150 buah durian. Namun, sekarang hanya menghasilkan sebanyak 50-70 durian. Sementara permintaan durian sangat tinggi di pasar sedangkan jumlah durian terbatas. Kondisi itu memengaruhi harga durian di Boyolali.
“Harga durian berukuran besar harganya Rp100.000/buah, ukuran sedang Rp25.000/buah, dan kecil harganya Rp20.000/buah,” kata dia.
Menurut Sardiyono, panen durian di Boyolali tahun ini mundur jika dibandingkan tahun lalu. Puncak panen durian di Boyolali diprediksi terjadi pada awal Februari hingga Maret 2016.
Durian yang paling banyak dicari adalah durian jenis monthong, simus dan ketan karena rasanya manis, dagingnya tebal seperti durian petruk yang ada di Jepara Jateng.
Petani durian asal Desa Karanganyar, Musuk, Boyolali, Dasuki Kirono, mengatakan permintaan durian jenis monthong khas Musuk sangat tinggi di pasaran. Permintaan durian di Boyolali sebanyak 500 buah durian/hari. Namun, karena belum banyak yang panen hanya mampu memenuhi permintaan sebanyak 100 buah durian/hari.
“Hasil panen durian Musuk biasanya dijual di luar kota mulai dari Semarang hingga Yogyakarta,” kata dia.
Sumber: solopos.com

PKS Gelar Peringatan Maulid Nabi, Habib Salim Taujih Soal Persatuan Umat


Jakarta (7/1) - Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Markas Dakwah PKS dihadiri sejumlah tokoh dan perwakilan ormas Islam. Kegiatan Maulid berlangsung khidmat.
Ketua Majelis Syuro PKS Habib Salim Segaf Al Jufrie dalam kesempatan tersebut menyampaikan taujih tentang persatuan umat. Menurutnya, kaum muslimin Indonesia harus mengaca dari kebangkitan Turki yang saat ini menjadi representasi kekuatan dunia Islam dalam memperjuangkan kepentingan umat.
"Milyaran kaum muslimin di dunia saat ini mendoakan mengharapkan Turki. Mengapa? karena Turki menjadi kekuatan umat Islam untuk memperjuangkan nasib jutaan saudara kita seperti di Suriah, Palestina," ujar Habib Salim dalam taujih maulid Nabi Muhammad SAW di kantor DPP PKS, Jl TB Simatupang, Jakarta, Kamis (7/1/2016).
Habib Salim lalu memaparkan, hampir 11 juta warga Suriah keluar negaranya mencari perlindungan dengan menjadi pengungsi. Mereka berjalan menuju negara-negara Eropa Timur. Namun banyak seperti mengalami penghinaan dan kekerasan ketika tiba di negara tujuan.
Sementara Turki tampil menjadi salah satu negara 'penyelamat' dengan membuka wilayahnya untuk menerima dan menampung jutaan pengungsi dari Suriah dan Palestina.
"Seharusnya kita lah umat muslim terbesar dunia yang memgambil peran itu, memperjuangkan saudara-saudara kita. Kalau alasan masalah dalam negeri, rupiah lemah, dollar menguat, dan sebagainya, semua negara juga memiliki masalah dalam negeri masing-masing. Tapi mereka bisa berperan lebih jauh keluar," cetus mantan Dubes RI untuk Arab Saudi ini.
Bekas pengajar di Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) ini berharap, persatuan umat Islam Indonesia dapat terwujud sehingga menciptakan kekuatan yang mampu memperjuangkan kepentingan dunia Islam. Setiap elemen umat Islam baik ormas, lembaga sosial dan pendidikan, maupun partai politik Islam memiliki nilai plus masing-masing yang saling melengkapi sebagai satu tubuh umat Islam.
“Kita ini satu, dalam Islam. Setiap elemen punya peran masing-masing dan saling melengkapi. Seperti anggota tubuh, semuanya punya peran. Kepala tidak lebih hebat dari tangan dan kaki. begitupun sebaliknya. Boleh jadi yang dibawah lebih mulia, karena memikul beban atasnya yang berat, ” jelas Habib Salim.
Cucu pendiri organisasi Islam Al-Khairat ini juga mengatakan, keharusan meneladani Nabi Muhammad SAW dalam membangun persatuan umat Islam. Menurutnya, diperlukan semangat berkorban baik harta maupun jiwa (tadlhiyah) dan mendahulukan saudara (itsar) untuk merajut persatuan. Hal itu lah yang dicontohkan Rasulullah dan para sahabatnya baik dari Muhajirin maupun Anshor.
"Pernah Nabi Muhammad, Abu Bakar dan Umar dalam satu waktu bersamaan belum makan. Mereka saling mendahulukan satu sama lain untuk memenuhi lapar. Bukan karena puasa, tapi karena harta mereka digunakan untuk perjuangan dakwah Islam. Bahkan saat ada daging kambing disajikan oleh sahabat, Nabi Muhammad meminta daging tersebut diantarkan ke Fatimah yang sudah lama tidak merasakan daging,” tuturnya.
Maulid Nabi Muhammad SAW di Markas Dakwah PKS berakhir pukul 22.30 WIB. Beberapa tokoh yang hadir antara lain Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf, Habib Nabiel Al Musawwa (Ketua Majelis Rasulullah) Ust Fadlan Garamatan, KH Tengku Zulkarnain dan sejumlah habaib ibu kota.
Hadir juga perwakilan dari ormas Islam seperti MUI, DDII, ICMI, Parmusi, Ikadi, PUI, FPI, Jam'iyah Al Washliyah, dan Al Ittihadiyah.
Jajaran pimpinan pusat PKS yang hadir selain Habib Salim antara lain Wakil Ketua MS Hidayat Nur Wahid, Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman, Ketua MPP Suharna Surapranata, Ketua Dewan Syariah Pusat PKS Surahman Hidayat, dan Ketua FPKS Jazuli Juwaini.

7 Januari 2016

Berkunjung ke Muhammadiyah, PKS Dapat Nasihat Perjuangan


Jakarta (6/1) - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mohamad Sohibul Iman, beserta Ketua Majelis Syuro Habib Salim Segaf Al-Jufri dan para pengurus DPP PKS melakukan kunjungan silaturahmi ke Pengurus Pusat Muhammadiyah.
Kunjungan silaturahmi tersebut diterima dengan hangat oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Ketua Busyro Muqoddas. PKS menerima masukan yang konstruktif dari Muhammadiyah.
“Biarkan kami (Muhammadiyah) menjadi khotib yang memberikan nasihat terhadap perjuangan PKS,” kata Haedar Nashir di gedung PP Muhammadiyah, Jl Menteng Raya, Jakarta Pusat, Rabu (6/1/2016).
Sementara Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman menyampaikan apresiasinya kepada Muhammadiyah yang terbuka menjalin silaturahim dengan partai politik Islam.
“Partai politik harus diakui tidak berdiri sendiri. Ia harus merangkul semua elemen masyarakat termasuk ormas,” kata Sohibul Iman.
Lebih lanjut mantan wakil ketua DPR ini mengatakan PKS mempunyai kesamaan semangat memperjuangkan Islam dengan Muhammadiyah.
“Kami tetap memperjuangkan sistem proporsional tertutup dengan mengutamakan sistem kaderisasi yang bagus,” kata Sohibul Iman.
Ketua MS Habib Salim Segaf Al-Jufri menambahkan, perlunya kerjasama dan kolaborasi berbagai elemen umat Islam. Menurutnya, kekuatan Islam tidak akan muncul tanpa adanya kolaborasi.
“Sekali lagi, ide-ide besar tidak akan muncul tanpa adanya kolaborasi. Kita harus adakan pertemuan rutin. Sehingga memunculkan ide-ide brilian,” tegas Habib Salim.

1 Januari 2016

Abdul Kharis: Kinerja Menristekdikti Memprihatinkan


Boyolali (31/1) - Wakil Ketua Komisi X DPR DR. Abdul Kharis Almasyhari membuat catatan khusus terkait dengan Kinerja Akhir tahun 2015 bagi Kementerian Riset ,Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), hampir sebagian besar masih mengecewakan.

Wakil Ketua Komisi X asal Solo ini mengaku kecewa dengan serapan anggaran Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Pasalnya, hingga 30 November 2015 anggaran baru terserap 61,95 persen, sedangkan target sampai akhir tahun sekitar 85,52 persen yang tentunya jauh dari program Presiden Jokowi yang menargetkan diatas 90%. Penyerapan anggaran secara maksimal untuk tahun anggaran 2015, dirasa masih terlalu jauh.
Selain itu Menristekdikti di tahun anggaran 2016, dalam laporan yang dipaparkan , tidak terlihat adanya alokasi pos anggaran, sehingga, sulit untuk mengukur target setiap pos anggaran.

“Jika kita bicara anggaran 2016, semua pos penempatan anggaran, harus jelas. Ini terus terang saja, kita kecewa dan prihatin, dalam lampiran laporan yang disampaikan Kemenristekdikti itu, sama sekali kita tidak bisa mengukur setiap pos anggaran. Apa yang dituju, maupun kebijakan yang akan diambil, kita tidak tahu,” Tegas Kharis.

Soal Biaya Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) dan Uang Kuliah Tunggal (UKT) pun tak luput dari sorotan Kharis. Ia berharap, untuk tahun mendatang, UKT jangan seluruhnya dibebankan kepada mahasiswa dan orang tua. Pasalnya, di tengah kondisi ekonomi yang semakin sulit, maka akan cukup memberatkan.

“Untuk itu, Komisi X meminta penjelasan dari setiap pos pemanfaatan anggaran ini agar tepat guna, tepat sasaran, efektif, dan efisien,” harap politisi asal dapil Jateng V itu.

Kekecewaan pun diungkapkan Anggota Komisi X Sofyan Tan (F-PDI Perjuangan). Ia menilai, penyerapan anggaran untuk program modal, sangat rendah.

“Ini diakibatkan nomenklatur, atau apakah ada penyebab lain? Melihat ini, kami kecewa juga. Anggaran sudah diberikan besar, namun tidak terserap maksimal,” geram politisi asal dapil Sumatera Utara itu.

Sebelumnya, Menristek menjelaskan capaian realisasi APBN 2015 per 30 Nov 2015, sebesar 61,95 persen, atau sebesar Rp 27,3 triliun dari total pagu anggaran 2015 sebesar Rp 44 triliun. Capaian itu meliputi program Belanja sebesar 89,92 persen, 57,37 persen untuk Barang, Modal sebanyak 29,96 persen, dan Bansos sebesar 97,82 persen.

“Prediksi hingga Desember 2015 sebesar 85,52 persen,” janji Menristek.