28 Agustus 2014

PKS Siapkan HNW dan Sohibul Iman Pimpin DPR


Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah menyiapkan kandidat untuk maju sebagai pimpinan di Dewan Perwakilan Rakyat. Ketua Dewan Pimpinana Pusat PKS Mardani Ali Sera mengatakan kandidat itu akan maju dalam satu paket dengan Koalisi Merah Putih.

"Pak Hidayat dan Pak Sohibul Iman diantara mereka yang disiapkan. Mereka selain senior juga punya kapasitas yang utama," kata Mardani, Selasa 26 Agustus 2014.

Berdasarkan revisi UU Undang-Undang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3) yang baru disahkan Selasa 8 Juli 2014, mekanisme pemilihan pimpinan DPR berubah dari sistem proporsional menjadi sistem paket.

Bila pada sistem proporsional pimpinan DPR diberikan kepada partai pemenang Pemilu Legislatif, maka pada sistem paket pimpinan DPR dipilih langsung oleh anggotanya berdasarkan partai politik.

Menurut Mardani, PKS tidak mengincar kursi ketua DPR di periode mendatang. Namun, dua kandidat yang disiapkan itu diproyeksikan untuk menjadi wakil ketua DPR mendampingi calon ketua DPR yang diajukan oleh Koalisi Merah Putih.

"Untuk posisi ketua DPR tidak. Paket untuk wakil iya. PKS mendorong koalisi Koalisi Merah Putih maju dalam satu paket," kata dia. (ita)

Sumber: pks.or.id

24 Agustus 2014

Rahasia Hidup Produktif dan Matang: Menikah Muda

IMG-20140818-WA0000

Bandung – Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Matta menyempatkan diri mengisi ceramah nikah, Jumat (15/8), di Bale Asri Pusdai, Bandung. Acara tersebut merupakan pernikahan antara Muthiah Saidatul Jannah dan Mush’ab Abdurahman Robbani–keduanya adalah anggota Garuda Keadilan, organisasi pengkaderan pemuda PKS.

“Islam berkembang hingga pemeluknya mencapai dua miliar, selain karena jihad, juga karena pernikahan,” ujar Anis.

Sebagaimana isi salah satu hadits Nabi Saw, yang menganjurkan menikah muda, Anis mengakui, menikah muda mendorong pelakunya lebih produktif dan lebih cepat matang jiwanya. Usia muda yang penuh dengan rasa ingin tahu, dan ingin banyak mencoba hal-hal baru, akan diimbangi dengan rasa tanggung jawab yang muncul saat menjalankan rumah tangga. Dengan demikian, kata Anis, pelaku menikah muda akan terhindar dari perilaku-perilaku salah yang didorong gejolak muda.

“Jangan takut dengan tanggung jawab yang akan kalian pikul, karena justru tanggung jawab inilah yang akan membuat kalian lebih dewasa,” pesan Anis kepada kedua mempelai.

Kemudian, Anis juga berpesan, agar keduanya mempelajari ilmu fundamental tentang rumah tangga. Ilmu ini, menurut Anis, sangat sederhana, namun butuh keberanian untuk menjalaninya.

“Jalani apa adanya, insya Allah, Allah akan memberi ilmu-Nya,” kata Anis.

Muthiah adalah putri pasangan Haris Yuliana dan Rita Rahmawati. Haris Yuliana merupakan kader PKS yang periode ini terpilih menjadi anggota DPRD Jawa Barat, dari dapil Kabupaten Bandung. Adapun Mush’ab adalah putra pasangan Muhammad Sofyan dan Yuni Darmawati.
Anis yakin, penyatuan keduanya dalam pernikahan akan membawa banyak manfaat dan kebaikan untuk umat.

“Sebelum menikah, mereka berdua sudah ada di lingkungan yang sama, sehingga insya Allah faktor penguatnya akan lebih banyak,” tutur Anis

Sumber: anismatta.net

23 Agustus 2014

Pertahankan Swasembada Pangan, Kementan Cari Solusi Kekurangan Lahan Tani

Padang (21/8) - Kementerian Pertanian yang dipimpin oleh Suswono kini sudah berhasil mendapatkan swasembada pangan Indonesia, namun berbagai masalah pertanian, seperti kurangnya lahan dan pengalihan lahan pertanian menjadi lahan pertanian atau usaha lain terus menjadi masalah.

"Lima komoditas pangan pokok dan strategis, seperti beras, jagung, kedelai, gula, dan daging sapi harus dapat dipenuhi sendiri dari dalam negeri, karena jika tergantung dari impor, akan menyebabkan kerawanan pangan di dalam negeri. Target swasembada bukanlah hal yang mustahil, kerena banyak potensi yang dapat dioptimalkan, seperti pemanfaatan lahan tidur, lahan marjinal, dan dukungan teknologi yang memadai," demikian ungkap Menteri Pertanian (Mentan) Suswono pada Rakernas IV Ikatan Mahasiswa Muslim Pertanian Indonesia (IMMPERTI) di Convention Hall Universitas Andalas (Unand), Kamis (21/8) lalu.

Berdasarkan data yang diperoleh Kementerian Pertanian, impor pangan Indonesia masih rendah, dan ini termasuk katagori swasembada, karena menurut Food and Agriculture Organization (FAO) impor pangan suatu negara yang di bawah 10% kebutuhan pangan dalam negeri masih dalam kategori aman dan termasuk katagori swasembada.

Mentan menyampaikan dalam mempertahankan swasembada ini memang terdapat berbagai persolan, seperti luas kepemilikan lahan dan alih fungsi lahan. Rata-rata luas kepemilikan lahan di Indonesia adalah 0,3 hektar untuk setiap kepala keluarga tani memang lebih kecil dibanding di Thaliland yang mencapai 3 hektar untuk setiap kepala keluarga tani, apalagi di Eropa yang mencapai 40 hektar per kepala keluarga tani. Hal ini diperparah dengan alih fungsi lahan tani untuk tujuan lain, seperti perumahan yang mencapai 60.000 hektar setiap tahun di Indonesia.

Kementan menyelesaikan berbagai masalah tersebut dengan menerapkan Reforma Agraria, yang salah satunya adalah dengan memberikan lahan kepada patani. Kementan telah mencetak sawah baru yang akan diserahkan kepada patani. Pembagian lahan kepada petani dapat dilakukan dengan mengalihkan hak guna usaha (HGU) dari bekas perusahan swasta besar kepada petani dengan pola HGU juga, sehingga lahan pertanian dapat terjaga tanpa ada perjualbelian lahan yang dapat memberatkan petani.
Selain itu juga ada persoalan lain dalam mempertahakan swasembada terhadap perubahan iklim global, telah disiapkan antispasi melalui teknologi, seperti padi tahan genangan, Impari dan padi tahan kekeringan, Impago.

Mentan juga menyampaikan untuk menghadapi inflasi akibat fluktuasi harga kemoditas hortikultura, seperti cabe dan bawang merah dapat dilakukan dengan mengembangkan tanaman sayuran di pekarangan terutama di daerah perkotaan.

Sumber: pks.or.id

Agenda Dakwah Tak Kenal Henti

Selesai perang Ahzab, Rasulullah saw pulang ke rumahnya. Ketika hendak meletakkan pedangnya, Malaikat Jibril menegurnya...

"Para malaikat belum meletakkan pedangnya, pergilah ke Bani Quraizah (u/ membuat perhitungan dg Yahudi Quraizah yg khianat dlm perang Ahzab)".

Maka Rasulullah saw perintahkan para shahabatnya utk segera menuju Bani Quraizah..

Bahkan saking segeranya beliau berpesan.. "Jangan shalat Ashar sebelum tiba di Bani Quraizah..."

Para shahabat yg belum hilang letihnya dari perang Ahzab, langsung berangkat.... taat...

Sehingga sempat terjadi 'problem' pemahaman... ketika pasukan belum tiba di Bani Quraizah sebelum waktu Ashar masuk...

Sebagian berpendapat, shalat Ashar dulu, sebab maksd pesannya adalah agar bersegera, sehingga ketika masuk Ashar, sudah sampe di Bani Quraizah...

Kalo belum sampe sudah masuk waktu Ashar, ya shalat dulu.. begitu alasannya..

Sebagian lagi berpendapat, jangan shalat Ashar di tempat tsb... sesuai pesan tekstual agar jangan shalat Ashar kecuali di Bani Quraizah...

Akhirnya ada sebagian shahabat yang shalat Ashar di tempat tsb, sebagian lagi tidak shalat Ashar....

Namun yang pasti, para shahabat yang berbeda pendapat itu, akhirnya sama-sama berangkat menuju Bani Quraizah dan berikutnya terjadi perang tsb..

Pelajaran yg dpt diambil dari cuplikan sirah ini adalah betapa kehidupan seorang muslim penuh dengan agenda tugas dan perjuangan...

Selesainya sebuah tugas dan agenda, justeru akan melahirkan tugas-tugas berikutnya yg lebih luas dan beraneka...

Sebab tabiat dakwah memang begitu, ketika kau tiba di satu titik, justeru dari titik itu kan kau dapatkan titik-titik yg lebih banyak utk kau jangkau.

Itu sesuai dg tabiat seorang muslim yg seharusnya, yaitu tawwaaqah..تواقة sebagaimana ucapan Umar bin Abdul Aziz...
إن لي نفسا تواقة ، كلما وصلت إلى أمر تاقت إلى ما هو أعلى

"Aku memiliki jiwa 'ambisius' setiap aku tiba pada satu perkara, aku ingin mencapai yang lebih tinggi lagi..."

Beruntunglah jika kita dilibatkan dengan berbagai agenda perjuangan. Meskipun tampak melelahkan, namun jiwa kan tercerahkan..

Bukankah Allah juga telah nyatakan فإذا فرغت فانصب

"Jika engkau selesai atas suatu perkara, maka mulailah (dengan perkara lainnya).."

Pelajaran lain yg dpt diambil dr cuplikan sirat tersebut adalah, perbedaan pendapat itu mungkin sekali, apalagi jika speed dakwah begitu tinggi...

Namun yg terpenting adalah, perbedaan tsb jangan mengganggu perjalanan dakwah, apalagi menghalang-halanginya...

Tidak perlu 'mutung' dalam dakwah hanya karena merasa pendapatnya tidak diterima... karena kalau semuanya diterima pun tidak mungkin...

Begitualh perjuangan ini jika kita pahami tujuan besarnya, maka kejadian-kejadian kecil (riak-riak) hanya menjadi romantika yang memperkaya dan memperindah cerita.

Bukan membesar-besarkan perkara samping, sehingga mengabaikan tujuan utama dan target terbesar kita.

Salam perjuangan u/ semua ikhwah dimana saja...
           Oleh: Abdullah Haidir, Lc.

           Sumber: Piyungan

22 Agustus 2014

Jelang Idul Qurban, Harga Sapi Mulai Merangkak Naik

dok.timlo.net/nanin

Boyolali – Harga sapi di Pasar Hewan Singkil,Boyolali Kota, sejak beberapa hari ini mulai merangkak naik. Kenaikan harga sapi rata-rata sebesar Rp 1 juta untuk jenis sapi Jawa jantan. Kenaikan harga sapi diperkirakan akan terus terjadi hingga menjelang Hari Raya Qurban.
Aryanto, salah satu penjual sapi di pasar ternak terbesar di Soloraya tersebut, Kamis (21/8) mengatakan, saat ini harga sapi kurban antara lain Sapi jantan jenis Sapi Brenggolo, Sapi Meta, dan Sapi Brahma berkisar antara Rp 8 juta sampai sampai Rp 11 juta, tergantung kualitas dan ukuran sapi. Sementara untuk jenis sapi super, harganya minimal mencapai Rp 20 juta.
“Yang naik harga sapi jantan saja, karena dipakai untuk kurban. Sementara harga sapi betina tetap stabil,” terang Aryanto.
Di sisi lain, staf kantor Pasar Ternak Sunggingan,Wiyono,menambahkan, meski harganya sudah merangkak naik, tapi jumlah transaksi sapi di pasar masih normal, berkisar antara 200 sampai 300 kali transaksi tiap kali pasaran. Sementara bila kondisi ramai seperti saat jelang Hari Raya Kurban, jumlah transaksi bisa mencapai 500 sampai 800 transaksi.
“Puncaknya nanti setelah panen tembakau dan kebetulan berdekatan dengan Hari Raya Qurban,” imbuhnya.
Sumber: timlo.net

Mengapa Keajaiban Shalat Dhuha Memperlancar Rezeki?

Keajaiban Shalat Dhuha Memperlancar Rezeki (ilustrasi)

Banyak Muslim yang meyakini bahwa salah satu keajaiban shalat Dhuha adalah memperlancar rezeki. Lebih dari itu, banyak pula Muslim yang telah membuktikan bahwa setelah rutin mengerjakan shalat Dhuha, rezekinya menjadi lebih lancar.

Mengapa demikian? Mari kita perhatikan hadits-hadits yang mengaitkan shalat Dhuha dengan rezeki berikut ini:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى
“Setiap pagi, setiap ruas anggota badan kalian wajib dikeluarkan shadaqahnya. Setiap tasbih adalah shadaqah, setiap tahmid adalah shadaqah, setiap tahlil adalah shadaqah, setiap takbir adalah shadaqah, menyuruh kepada kebaikan adalah shadaqah, dan melarang berbuat munkar adalah shadaqah. Semua itu dapat diganti dengan shalat dhuha dua rakaat.” (HR. Muslim)

فِى الإِنْسَانِ ثَلاَثُمِائَةٍ وَسِتُّونَ مَفْصِلاً فَعَلَيْهِ أَنْ يَتَصَدَّقَ عَنْ كُلِّ مَفْصِلٍ مِنْهُ بِصَدَقَةٍ. قَالُوا وَمَنْ يُطِيقُ ذَلِكَ يَا نَبِىَّ اللَّهِ قَالَ النُّخَاعَةُ فِى الْمَسْجِدِ تَدْفِنُهَا وَالشَّىْءُ تُنَحِّيهِ عَنِ الطَّرِيقِ فَإِنْ لَمْ تَجِدْ فَرَكْعَتَا الضُّحَى تُجْزِئُكَ
“Di dalam tubuh manusia terdapat tiga ratus enam puluh sendi, yang seluruhnya harus dikeluarkan shadaqahnya.” Mereka (para sahabat) bertanya, “Siapakah yang mampu melakukan itu wahai Nabiyullah?” Beliau menjawab, “Engkau membersihkan dahak yang ada di dalam masjid adalah shadaqah, engkau menyingkirkan sesuatu yang mengganggu dari jalan adalah shadaqah. Maka jika engkau tidak menemukannya (shadaqah sebanyak itu), maka dua raka’at Dhuha sudah mencukupimu.” (HR. Abu Dawud)

Dalam dua hadits ini dan hadits-hadits lain yang senada, Shalat Dhuha bernilai sedekah. Bukan sembarang sedekah, tetapi 360 sedekah. Sedangkan tiap sedekah akan dilipatgandakan oleh Allah. Subhanallah.

Berikutnya, dalam hadits Qudsi Allah berfirman akan menjamin rezeki hamba-hambaNya yang menjaga shalat Dhuha.

يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تُعْجِزْنِى مِنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ فِى أَوَّلِ نَهَارِكَ أَكْفِكَ آخِرَهُ
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Wahai anak Adam, janganlah engkau luput dari empat rakaat di awal harimu, niscaya Aku cukupkan untukmu di sepanjang hari itu.” (HR. Ahmad)

Ketiga, dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan derajatnya hasan shahih menurut Syaikh Al Albani.

بَعَثَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- سَرِيَّةً فَغَنِمُوا وَأَسْرَعُوا الرَّجْعَةَ فَتَحَدَّثَ النَّاسُ بِقُرْبِ مَغْزَاهُمْ وَكَثْرَةِ غَنِيمَتِهِمْ وَسُرْعَةِ رَجْعَتِهِمْ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى أَقْرَبَ مِنْهُ مَغْزًى وَأَكْثَرَ غَنِيمَةً وَأَوْشَكَ رَجْعَةً مَنْ تَوَضَّأَ ثُمَّ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لِسُبْحَةِ الضُّحَى فَهُوَ أَقْرَبُ مَغْزًى وَأَكْثَرُ غَنِيمَةً وَأَوْشَكُ رَجْعَةً
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengirimkan sepasukan tentara, lalu mereka berhasil memperoleh harta rampasan perang yang banyak dan bergegas pulang. Kesuksesan perang, harta rampasan yang banyak dan pasukan kembali dengan selamat menjadi buah bibir di masyarakat. Lantas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang lebih banyak memperoleh harta rampasan, bahkan keberhasilannya lebih cepat dibandingkan pasukan tentara itu? Hendaklah seseorang berwudhu lalu pergi ke masjid untuk mengerjakan shalat Dhuha. Maka orang itulah yang lebih cepat memenangkan peperangan, lebih banyak meraih harta rampasan dan lebih segera meraih kesuksesan.” (HR. Ahmad; hasan shahih)

Jika pada hadits-hadits sebelumnya shalat Dhuha dikaitkan dengan sedekah dan rezeki, pada hadits ini shalat Dhuha bahkan membuat orang yang mengerjakannya dapat meraih kesuksesan dengan segera. Subhanallah, demikianlah keajaiban shalat dhuha. Wallahu a’lam bish shawab. [Abu Nida]

Dua Anak Pegawai KUA ini Sukses Jadi Pemimpin di Jateng

image

SEMARANG - Setiap orang tentu mendambakan kesuksesan saat berjuang dengan kerasnya kehidupan di tanah perantauan. Hal itu pula yang mengilhami dua bersaudara asal Kecamatan Kebonagung, masing – masing Muhammad Haris (48) dan adiknya, Hamid Noor Yasin (45) untuk menggapai kesuksesan saat memutuskan untuk meninggalkan tanah kelahirannya di Pacitan dan merantau di Jawa Tengah.
Kini, dua bersaudara itu, Haris dan Hamid, sama – sama mengemban amanah sebagai pemimpin dan wakil rakyat. Uniknya, mereka berdua tidak menjadi pemimpin dan wakil rakyat di tanah kelahirannya di Pacitan. Akan tetapi, Haris dan Hamid menjadi pemimpin justru di tanah rantau, Haris tercatat sebagai wakil Walikota Salatiga, sedangkan Hamid adalah wakil ketua DPRD Kabupaten Wonogiri. Dalam pemilu legislatif April lalu, Hamid bahkan terpilih menjadi anggota DPR RI untuk periode 2014 – 2019 mendatang, mewakili daerah pemilihan Wonogiri, Sragen dan Karanganyar.
Terdidik Menjadi Pemimpin Sejak Kecil
Sebenarnya, apa kunci kedua bersaudara tersebut, hingga akhirnya mampu dipercaya oleh masyarakat ditempat mereka berdua merantau menjadi pemimpin? Seperti penuturan Ririn dan Subi Munir, yang merupakan teman dan murid Hamid dan Haris semasa di Pacitan, kedua tokoh yang kini menduduki jabatan penting di tanah rantau itu memang terdidik menjadi pemimpin semenjak masih kecil, dan hal itu dipengaruhi faktor keluarga yang memang concern untuk mendidik anak – anaknya.
“Pak Hamid dan Pak Haris adalah putra dari seorang mantan pegawai Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Kebonagung, Pacitan, Nurhadi Widodo, dan memang Mbah Widodo yang merupakan kiyai yang paham Agama ini menanamkan nilai Agama, kemandirian dan mentalitas sejak mereka berdua masih muda,” kata Ririn yang merupakan teman dari Hamid, dilansir dari Portal Pacitanku.
Menurut Ririn, Nurhadi yang memang memiliki bekal keagamaan yang cukup, mendidik putra – putrinya agar menjadi orang yang mengedepankan kejujuran, kepedulian dan bekal kepemimpinan yang cukup. “Selain dua orang tersebut, keturunan Mbah Widodo lainnya memang sukses, yang kemudian dikenal dengan istilah Banu Widodo Nglaos, terdiri dari enam orang, dan lima diantaranya menjadi tokoh, yang diantaranya adalah Pak Haris dan Pak Hamid,” paparnya.
Dimata Ririn, peran ayah, yang dalam hal ini adalah Mbah Widodo sangat signifikan mendidik putra – putrinya menjadi orang yang sukses dan menjadi pemimpin, bermanfaat bagi masyarakat dimana ia tinggal.
Selain faktor orang tua, kemampuan leadership Haris dan Hamid semakin terasah saat mereka berdua berada dikampus dan menjadi politisi. Tercatat, Haris pernah menjadi perintis Jamaah Shalahudin di Universitas Gadjah Mada (UGM), kemudian pernah juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Keadilan Jawa Tengah. Sedangkan Hamid juga tercatat sebagai pendiri Partai Keadilan Kabupaten Wonogiri dan juga pernah menjadi penasehat Paguyuban Seniman Jalanan Wonogiri.
Pribadi yang Sederhana dan Disiplin
Salah satu sahabat karib kedua bersaudara itu, Subi Munir menuturkan bahwa kedua kakak beradik yang merupakan anak kedua dan ketiga Mbah Widodo itu memiliki dua sifat yang dimiliki oleh seorang pemimpin.
“Kenangan saya bersama Pak Haris adalah saat beliau menjadi guru ngaji saya, beliau dari UGM ke Pacitan dengan mengendarai sepeda motor sederhana dengan waktu kurang lebih 3-4 jam hanya untuk mengisi pengajian, yang salah satu muridnya adalah saya. Dari situ saya mulai memahami bahwa sosok Pak Haris adalah sosok yang disiplin,” terang Subi.
Sementara itu, sosok Hamid dimata Subi, merupakan sosok yang ulet, sederhana dan pekerja keras. Berkat keuletan dan kesederhanaan Hamid, kata Subi, ini menjadi kunci seorang Hamid dipercaya mengemban amanah sebagai wakil rakyat di tanah rantau Wonogiri.
“Saya kenal Pak Hamid itu saat beliau dengan semangat yang tinggi menjadi penjual keliling buku buku kitab dan alat kebutuhan rumah tangga, waktu itu hanya dengan mobil bak terbuka, berkeliling dengan tempat transit di alun – alun Pacitan, selain itu beliau juga pernah menjadi koki di rumah sendiri, seperti mengulek sambal dan sebagainya,” tuturnya.
Menurut Subi, sosok Pak Hamid yang sekarang adalah buah dari kerja kerasnya yang dulu dilakukan. “Tak ada rasa gengsi dari sosok Pak Hamid, sampai kemudian beliau pindah ke Wonogiri dan menjadi orang sukses disana,” pungkas Subi.
Kini kedua orang tersebut menjadi pemimpin dan wakil rakyat di tanah rantau. Selain presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mereka berdua adalah contoh dari kesuksesan putra Pacitan yang menjadi pemimpin di tanah rantau, dan selayaknya menjadi inspirasi bagi warga Pacitan untuk terus menunjukkan kapasitasnya sebagai putra daerah yang membawa kebermanfaatan bagi ummat.
Sumber: pksjateng.or.id

21 Agustus 2014

Pelajaran dari Sengketa di MK

14085907972132937958
Gedung Mahkamah Konstitusi
Mahkamah Konstitusi menjadi pusat perhatian di republik berpenduduk 250 jiwa ini. Disorot oleh berbagai media, putusan MK dinanti. Ketukan palu MK bukan hanya soal supremasi hukum, tetapi juga upaya supremasi demokrasi agar tidak tercederai. Putusan MK menjadi pertaruhan masa depan Indonesia. Maka wajar bila kemudian rakyat mengekspresikan harapan mereka terhadap putusan MK melalui ragam cara. Mulai dari menuliskan gagasan dan pandangan di media sosial, blog, hingga menantang panas bermandikan terik matahari berdemonstrasi di Jakarta dan di berbagai daerah seantero Indonesia.
Bola panas sengketa Pilpres kini menunggu liukan indah MK memainkan irama keadilan dari dentuman palu yang barangkali akan terasa menggodam di ubun-ubun bagi salah satu di antara tiga pihak : Prabowo-Hatta (penggugat), KPU (tergugat) maupun Jokowi-JK (pihak terkait). Setelah melalui proses persidangan yang marathon sejak Rabu (6/8), mendengarkan macam-macam keterangan ahli, menghadirkan berbagai saksi, rakyat bisa dari pelosok Papua hingga pakar yang ahli di bidangnya, akhir yang indah dengan mengedepankan kejujuran, keadilan dan penegakan konstitusi sebagaimana filosofi keberadaan MK, jadi ekspektasi terbesar kita selaku jelata menunggu putusan MK. Putusan MK adalah kristalisasi dari berbagai warna yang memperkaya rasa di ruang sidang sengketa hasil Pilpres selama dua pekan ini, mulai dari kebersitegangan maupun kekocakan saksi, sampai pada dampak yang ditimbulkan di luar ruang sidang seperti aksi saling cerca di internet antara pendukung capres yang sahut meyahut berupaya menjatuhkan citra lawan.
Implikasi negatif yang timbul kita anggap aja bunga-bunga dari demokrasi yang meremaja, atau ketidakdewasaan segelintir saudara sebangsa dan setanah air kita yang memang butuh diberi contoh sikap, bukan dibalas dengan ketidakdewasaan yang sama. Di luar bunga-bunga pubertas demokrasi yang memang selalu jadi etape perjalanan setiap bangsa hingga bisa matang dalam menyikapi berbagai perbedaan, banyak hal positif yang mestinya jadi asupan utama untuk mendewasakan demokrasi dalam perjalannya ke masa depan, sekaligus sebagai momentum untuk mengeliminasi sifat kekanak-kanakan tadi.
Beberapa catatan positif yang bisa kita petik dari sejak gugatan diterima dan masuk ke meja sidang. Pertama, bahwa berdasarkan keterangan saksi dan para ahli di persidangan, ternyata bangunan demokrasi Indonesia belum merata. Di daerah, masih banyak masyarakat yang membiarkan hak demokarasinya dirampas dengan berbagai upaya kecurangan yang terungkap. Artinya, pekerjaan rumah terbesar kita sebagai elemen bangsa, terutama pemerintah adalah menciptakan keadilan dan pemerataan demokrasi. Selama ini, term-term tentang keadilan dan pemerataan seolah-olah hanya jadi domain ekonomi, padahal seluruh unit kehidupan bangsa, seluruh unsur-unsur yang memperkuat bangunan negara, harus tersentuh oleh keadilan dan pemerataan, termasuk dalam berpolitik dan kesadaran berdemokrasi.
Kedua, gugatan melalui jalur konstitusional di MK merupakan teladan tentang kekecewaan melihat pelaksanaan Pilpres yang diekspresikan secara konstitusional, menghidupkan saluran-saluran demokrasi. Laiknya tubuh, jika organnya aktif maka akan menambah vitalitas dan menjaga kebugaran. Pun MK yang menjadi sangat aktif di dalam memproses gugatan sengketa hasil Pilpres sehingga sumbatan-sumbatan yang bisa berakibat pada letupan kekacauan massal bisa dihindari. Menggunakan saluran aspirasi yang semestinya, menjaga stabilitas, ketertiban dan kenyamanan kita berbangsa. Indonesia pun bisa tetap melaju tanpa terganggu oleh proses politik dan hukum yang tengah berlangsung.
Coba bayangkan, bila ketidakpuasan menerima hasil Pilpres diekspresikan dalam bentuk anarkisme, maka bisa hancur segala capaian bangsa. Kita berterima kasih kepada Pak Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK yang mampu mengendalikan dan meredam pendukung masing-masing, khususnya selama proses sidang sehingga tidak melakukan tindakan di luar batas kewajaran. Bagi saya, kesadaran untuk mempertahankan iklim kedamaian dan persatuan ini jauh lebih penting dan merupakan modal besar kita untuk mencapai cita-cita menuju Indonesia adil, makmur dan sejahtera.
Ketiga, sistem pemilu yang menggunakan kertas suara, kotak suara dan jenis logistik lainnya yang sangat konvensional, bahkan menurut saya sudah purba di era informasi teknologi ini, menunjukkan bila menolak pilihan-pilihan kebaharuan yang tersedia ternyata hanya membikin masalah. Logistik pemilu adalah benda-benda yang memakan ruang dan menguras energi untuk mobilitas di Negara yang sangat luas dan memiliki tofografi yang kompleks seperti Indonesia. Kesulitan akibat konvensionalisme malah jadi peluang untuk dimanfaatkan berbuat curang sehingga jadi masalah baru. Proses di MK yang hanya merupakan implikasi belum sempurnanya sistem pemilu. Kita mengharapkan, pada pemilu mendatang sistem konvensional sudah ditanggalkan dan kita berlaih mengadopsi sistem pemilihan berbasis teknologi yang jauh lebih efektif.

Sumber: kompasiana.com

19 Agustus 2014

Anggota DPRD Boyolali Resmi Dilantik, Aleg PKS Harus Mampu Perjuangkan Aspirasi Rakyat

 
Serah terima Pimpinan DPRD Boyolali

Boyolali (19/8) - DPRD Kabupaten Boyolali hari ini, Selasa (19/8) resmi melantik 45 Caleg terpilih menjadi Anggota DPRD Kabupaten Boyolali untuk masa keanggotaan tahun 2014-2019 bertempat di Gedung DPRD kabupaten Boyolali.

PKS Boyolali berhasil menempatkan 4 kadernya dari 45 anggota dewan terpilih. Keempat anggota dewan tersebut adalah Slamet Widodo, ST., Res Hadi Jatmoko, Tugiman, SP., dan Ali Hufroni, ST. Perolehan anggota dewan ini masih sama dengan periode sebelumnya dengan meninggalkan dapil 5 yang tidak mendapatkan wakil. Ali Hufroni, ST menjadi anggota dewan pendatang baru mewakili Dapil 4 (Sawit, banyudono, Sambi dan Ngemplak).

Ditemui terpisah Ketua DPD PKS Boyolali, Syaifudin, S.Si memberikan ucapan selamat kepada 45 anggota dewan terpilih dan berpesan agar seluruh anggota dewan yang terpilih dapat bekerja dengan sebaik-baiknya sebagai jembatan aspirasi bagi hampir satu juta warga Kabupaten Boyolali. Khusus untuk anggota dewan terpilih dari PKS, Syaifudin juga berpesan agar keempat anggota dewan tersebut dapat bekerja sesuai visi dan misi partai dalam melayani aspirasi konstituen dan masyarakat Boyolali secara umum.

Sementara itu, anggota dewan pendatang baru dari PKS, Ali Hufroni menyatakan kesiapannya untuk mengemban amanah ini.
"Saya siap mengemban amanah ini dengan sepenuh hati dan dengan segenap kemampuan. Namun demikian, karena saya masih baru, mohon saya selalu diingatkan apabila melakukan kesalahan." Tandasnya.
Tidak lupa, Ali Hufroni juga memohon doa dan restu kepada seluruh warga Boyolali agar dapat mengemban amanah sebagai anggota dewan dengan sebaik-baiknya.

Akhirnya, selamat kepada seluruh Anggota DPRD Kabupaten Boyolali periode 2014 - 2019, semoga dapat mengemban amanah dengan sebaik-baiknya dan dapat menjadi penampung aspirasi warga Boyolali. (Hsm)

Pentingnya Muslimah Memiliki Kesadaran Politik

Ledia Hanifa dalam kajian Muslimah "Peran serta Muslimah dqlqm Dunia Politik; Kini, dulu dan Nanti
Untuk menegakkan keadilan dan memberantas kemaksiatan, tidak perlu semua perempuan terjun ke politik praktis. Namun perempuan masih tetap bisa berdakwah sesuai kapasitasnya masing-masing.
 
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Leida Hanifa di Kajian Muslimah “Peran Serta Muslimah dalam Dunia Politik; Kini, Dulu dan Nanti”, Ahad, 17 Agustus 2014 kemarin
 
“Kalau jadi guru nggak cuma berpikir duit saja. Kalau jadi wartawan nggak hanya mikir duit saja,”jelasnya di hadapan muslimah di Ruang ibadah utama Masjid Agung Al Azhar.
 
Lebih lanjut Leida mengajak kaum perempuan perlu mengetahui persoalan sosial politik di negeri ini karena memiliki kesadaran politik menjadi hal terpenting.
 
Jika kesadaran berpolitik sudah tumbuh, Ia tidak akan tinggal diam jika ada kebijakan sosial dan politik yang akan mengancam hajat hidup orang banyak.
 
“Misalnya ketika ada pihak disekeliling kita ketahuan mengkonsumsi alkohol. Jangan cuma bisa bilang ”Ih, alkohol itu kan haram!” berhenti sampai disitu. Kita harus cek betul, kenapa alkohol itu ada (beredar). Mustinya Ia melaporkan pada yang berwenang, kepada RT/RW,”tegas Leida yang menyarankan untuk tidak segan maju sampai ke Wali Kota atau Bupati terkait RUU Anti Miras.
 
Peranan muslimah perlu lebih digiatkan. Mereka, tambah Leida, tidak perlu takut bersuara. Jika kedatangan perempuan dengan membawa data dan bukti pelanggaran, maka pihak berwenang akan memprosesnya.
 
“Ada fakta, ada bukti, tanggal sekian, tokonya ini, dan efeknya seperti ini, tunjukkan saja! Kalau sudah seperti itu dan menyangkut kepentingan umum, itu menjadi kewajiban bersama,” ungkapnya menyemangati.
 
Berbagai persoalan yang membelenggu, kata Leida, penyebab terbesarnya berasal dari ketidakacuhan masyarakat. Perempuan yang aktif mengadakan penyuluhan tentang anak mencontohkan kasus sodomi murid Jakarta International School (JIS) beberapa waktu lalu.
 
Ketika Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) akan mengungkap nama guru pelaku sodomi, awalnya dihalangi oleh Komnas HAM. Lembaga tersebut meminta identitas pelaku tidak diungkap atas nama Hak Asasi Manusia (HAM).
 Jika masyarakat diam dan mengaminkan apa kata KOMNAS HAM, itu sama saja berarti membiarkan pelaku sodomi berkeliaran. Pembiaran itu akan menambah daftar panjang korban sodomi.
 
“Kita perlu tekankan pada masyarakat, jangan nggak peduli dengan bilang “Alhamdulillah bukan saya yang kena,” Tapi kita harus bergerak berjamaah. Jangan nafsi-nafsi (sendiri-sendiri),” ucap Leida prihatin. [hidcom/im]

Sumber: islamedia.co

Kuatkan Koalisi di tingkat Daerah, PKS Gelar Election Update

Jakarta (18/8)- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bergerak cepat. Sementara masih terus mengawal proses pemilihan presiden (pilpres) yang kini dalam tahapan persidangan sengketa di Mahkamah Konstitusi (MK), PKS membekali pimpinan struktur pusat dan wilayah untuk agenda penguatan koalisi merah putih di parlemen untuk tingkat provinsi dan kota/kabupaten. Untuk itu, PKS menggelar acara Election Update ke-6 untuk mengantisipasi pelantikan sekaligus pemilihan pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) agar searah dengan kebijakan koalisi di tingkat nasional.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKS Taufik Ridho menyatakan, Election Update diadakan di Jakarta dan diikuti fungsionaris DPP dan Pengurus Harian dari 33 Dewan Pengurus Wilayah (DPW) se-Indonesia. Agenda utama, tutur Taufik adalah menyiapkan PKS di seluruh Indonesia untuk mengawal visi koalisi Merah Putih yang diberi mandat rakyat dalam Pemilu legislatif.
"Tentu seluruh anggota koalisi dititipkan harapan oleh rakyat yang memilihnya, itu yang akan kami perjuangkan bersama melalui koalisi Merah Putih ini," jelas Taufik disela-sela acara Election Update PKS, Senin (18/8).
Taufik juga mengingatkan agar struktur dan kader tetap bekerja keras pasca pemilu legislatif dan pemilu presiden. "Tidak ada waktu istirahat dan berleha-leha, langsung gerakkan mesin partai untuk memenuhi harapan publik, baik yang telah memilih PKS ataupun masyarakat Indonesia pada umumnya," ujar Taufik. Ia juga menyampaikan, dalam Pemilu legislatif PKS mendapatkan 40 kursi DPR, 160 kursi DPRD tingkat provinsi dan 1.017 kursi DPRD tingkat Kota/Kabupaten di seluruh Indonesia.
"Masih ada harapan menambah 1 kursi DPR bila dalam pemilihan suara ulang di Maluku Utara dapat kita menangkan," harap Taufik.
Acara yang diselenggarakan selama dua hari ini akan diisi dengan arahan Presiden PKS tentang mengoptimalkan mesin partai pasca pemilu legislatif dan pilpres, arahan tentang implementasi kesepakatan koalisi dalam pemilihan pimpinan dewan, paparan survey politik terkini, serta arahan untuk anggota DPR/D terpilih PKS. Selain seluruh pengurus harian DPP, peserta dari 33 DPW menyertakan Ketua Umum, Sekum, Ketua Bidang Kebijakan Publik (ex officio Ketua Fraksi DPRD) dan Ketua Bidang Perempuan.
Sumber: pks.or.id

18 Agustus 2014

Upacara Bendera, DPP PKS Ingatkan Indonesia Masih Hadapi Penjajahan

Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih


Jakarta (17/08)-- Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-69 tahun,  Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera (DPP PKS) mengadakan upacara pengibaran Bendera Merah Putih di halaman DPP PKS di Jalan TB Simatupang, Jakarta, dengan menghadirkan sekitar seratus Korps Pengamanan, Barisan Brigade Kepanduan, dan Santika, beserta jajaran pengurus DPP PKS.

Dalam pidatonya, Sekretaris Bidang Kepanduan dan Olahraga (BKO) DPP PKS, Awlan Fauzi yang bertindak sebagai instruktur upacara, menyampaikan bahwa Indonesia merdeka adalah buah perjuangan pemuda yang inisiatif, inovatif, dan kreatif.

"Hari ini kita dihadapkan pada perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa ini, bukan dari penjajah yang tampak, tapi dari penjajah yang mengeksploitasi kekayaan alam Indonesia," tukas Awlan.

Masih dalam pidatoya, Awlan juga menyinggung Palestina dan Mesir, yang dahulu mengakui kedaulatan Indonesia pertama kali. "Palestina sampai saat ini belum merdeka. Kita berhutang dengan Palestina, sedangkan Mesir terus bergejolak selama dua tahun terakhir," ungkapnya.

Bertindak sebagai Inspektur Upacara adalah Ketua BKO Dewan Pengurus Daerah (DPD) Jakarta Selatan. Setelah upacara pengibaran Bendera Merah Putih usai, peserta upacara makan bersama. Instruktur upacara memotong tumpeng dan membagikannya kepada peserta.

Sumber: pks.or.id

11 Agustus 2014

Inilah Nasihat Hilmi Aminuddin Kepada Kader PKS

Suanana Halal Bi Halal Pengurus DPP PKS

 Jakarta - Kader Partai Keadilan sejahtera (PKS) diminta untuk menjadikan Idul Fitri ini sebagai momentum penting untuk kembali menjaga nilai-nilai ukhuwah Islamiyah baik sesama kader PKS maupun terhadap orang lain yang berbeda partai.

Demikian dikatakan ketua Majelis Syuro PKS, Hilmi Aminuddin dalam sambutannya di acara Halal Bi Halal Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKS di Jakarta, Ahad (10/8). "Buang rasa iri dan dengki dalam diri kita, jaga semangat ukhuwah," ujarnya.

Hilmi menambahkan bahwa seluruh umat muslim bersaudara walaupun berbeda partai, komunikasi harus tetap dijaga.

"Recovery komunikasi, akibat-akibat komunikasi karena perbedaan pilihan politik, hubungan kita tidak boleh putus. Apapun partainya mereka saudara kita, jaga hubungan baik," tuturnya.
Diakhir sambutannya Hilmi berpesan agar kader-kader PKS harus memperkuat kembali kerja-kerja dakwahnya. "Dakwah ini harus ditampilkan secara integral," pungkasnya.

Acara ini dimeriahkan dengan pembacaan puisi berantai oleh anak-anak kader PKS dan penampilan Sekjend PKS, Taufik Ridlo dengan menyanyikan beberapa lagu.

Turut hadir Presiden PKS Anis Matta, Sekjend PKS Taufik Ridlo, Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba, para anggota dewan dari PKS, dan beberapa petinggi DPP PKS lainnya.

Sumber: pks.or.id

Damai Saja Tak Cukup, Pemilu Harus Adil dan Konstitusional






Jakarta (9/8) - Pengamat Politik dari Universitas Jayabaya Igor Dirgantara mengungkapkan setelah hasil Pilpres 2014 disampaikan oleh KPU pada Selasa, 22 Juli 2014, kewenangan KPU sebagai proses politik dari Pilpres berakhir. Kewenangan sekarang berada di MK sebagai proses hukum karena ada gugatan dari pasangan Prabowo-Hatta pada Rabu, 6 Agustus lalu yang menolak keputusan KPU.
“Publik perlu memahami, perkara Pilpres bukan hanya soal selisih perolehan suara saja, tetapi juga koreksi atas penyelenggaraan pemilu demi mencapai keadilan berdemokrasi. Yang terpenting jalurnya konstitusional. Apalagi dukungan 47 persen suara rakyat terhadap Prabowo-Hatta di Pilpres secara politik bukan jumlah yang kecil,” ujar Igor di Jakarta, Sabtu (9/8).
Dikatakan Igor, Pemilu tanpa demokrasi mungkin saja terjadi seperti di masa Orde Baru, tetapi demokrasi tanpa pemilu adalah mustahil. Dia mengungkapkan, Pemilu adalah substansi demokrasi atas adanya partisipasi politik, tetapi salah satu syarat pemilu disebut demokratis adalah jika para penyelenggara pemilu itu independen dari kepentingan politik dan kecurangan. “Yang ini menyangkut prosedur berdemokrasi. Di sinilah signifikansi dari peran Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu atau DKPP. Karena apa artinya partisipasi politik tinggi, tapi potensi kecurangan juga meningkat,” sambungnya.
Igor menekankan bahwa kita jangan hanya bangga sebagai bangsa yang tergolong demokratis di dunia, tapi menutup mata terhadap  gejala  praktek kecurangan, korupsi, atau intoleransi. Pemilu yang berlangsung aman dan damai punya nilai lebih, tetapi dia berpendapat sekarang saatnya praktek kecurangan harus lebih diperhatikan di bangsa ini.
“Setidaknya ada dua kecurangan yang perlu dibuktikan dalam Pilpres 2014. Pertama, kecurangan kualitatif, seperti pemilih yang tidak memenuhi syarat atau masalah DPKtb. Dan, yang kedua kecurangan kuantitatif, seperti penggelembungan suara atau pengurangan suara para kandidat," ungkap Igor.
"Jika nanti dalam sidang perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) di MK kecurangan pemilu itu terbukti dari bukti dan kesaksian yang valid, keadilan harus bisa diwujudkan, apapun bentuknya. ," tutup dosen Universitas Jayabaya tersebut.

Sumber: pks.or.id