30 Januari 2014

Buta Politik, Buta Pemimpin

“Buta yang terburuk adalah buta politik, dia tidak mendengar, tidak berbicara, dan tidak berpartisipasi dalam peristiwa politik. Dia tidak tahu bahwa biaya hidup, harga kacang, harga ikan, harga tepung, biaya sewa, harga sepatu dan obat, semua tergantung pada keputusan politik. Orang buta politik begitu bodoh sehingga ia bangga dan membusungkan dadanya mengatakan bahwa ia membenci politik. Si dungu tidak tahu bahwa dari kebodohan politiknya lahir semua pelacur, anak terlantar, dan pencuri terburuk, rusaknya perusahaan nasional dan multinasional” (Bertolt Bracht, penyair Jerman)
Sedikit frontal memang, tapi kenyataannya itulah yang terjadi dewasa ini. Banyak saudara-saudara kita terlalu apatis dengan dunia perpolitikan, terkhusus umat Islam di Indonesia. Lihatlah apa jadinya Islam tanpa dukungan politik. Di Burma, di Thailand, di Vietnam dan di Myanmar misalnya, lihat apa yang terjadi dengan saudara-saudara kita di sana. Mereka di bantai, di basmi, diberangus, di hapuskan eksistensinya. Apa yang kita lakukan. Lagi-lagi dengan sikap kita yang biasa. Hanya berteriak-teriak marah, protes, mengutuk, mengecam, sedikit doa dan sedikit dana dan setelah itu selesai, kita lupa, berlalu begitu saja. Kita kehilangan legitimasi politik, kehilangan wibawa, kehilangan daya dan kekuatan dan mungkin juga kita kehilangan kepercayaan bahkan dari penganut Islam itu sendiri kita saling tidak percaya. Kebanyakan dari kita malah bahkan malu menampakkan keislamannya.
Kenyataannya masyarakat Islam di Indonesia yang mayoritas dan banyak ini ternyata tidak bisa memberikan ekses bagi masyarakat Islam di belahan bumi lain. Kita di acuhkan, di anggap bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa, kekuatan kita tidak ditakuti bahkan dari penduduk negeri yang jumlah penghuninya hanya seberapa persen dari jumlah penduduk negeri kita.
Bandingkan dengan kisah heroik Al-Mu’tashim khalifah di masa Bani Abbasiyah. Kisah heroik Al-Mu’tashim dicatat dengan tinta emas sejarah Islam. Kisah heroik penaklukan kota Ammuriah (kawasan Turki saat ini) terjadi pada tahun 223 Hijriyah. Catatan sejarah menyatakan bahwa ribuan tentara Muslim bergerak di bulan April, 833 Masehi dari Baghdad menuju Ammuriah. Kota Ammuriah dikepung oleh tentara Muslim selama kurang lebih lima bulan hingga akhirnya takluk di tangan Khalifah al-Mu’tasim pada tanggal 13 Agustus 833 Masehi.
Peristiwa ini ternyata dilatarbelakangi oleh teriakan seorang perempuan muslimah yang dilecehkan kafir Romawi dan berteriak ‘Wahai Mu’tasim” yang kebetulan menguasai negeri itu. Konon katanya wanita itu adalah keturunan bani Hasim yang kebetulan sedang berbelanja di pasar. Di saat sedang berjalan itulah, sang muslimah diganggu oleh seorang lelaki Romawi dengan menyentuh ujung jilbabnya hingga dia secara spontan berteriak: “Di mana kau Mu’tasim…Tolonglah Aku”
Teriakan muslimah tersebut akhirnya sampai ke telinga Khalifah al-Mu’tasim. Maka sang khalifah tersentuh hatinya dan terbakar ghirah Islamnya sehingga dilancarkanlah serangan penaklukan ke Ammuriah hingga sang Muslimah akhirnya bisa dibebaskan. Allahu Akbar
Bagaimana dengan Islam dewasa ini? Hari ini kita tidak punya kendaraan politik untuk melegitimasi kekuatan kita. Kita bukan siapa-siapa di negeri kita. Selama ini kita selalu kalah, dalam pemilihan pemimpin pun kenyataannya kita kalah. Belum pernah ada pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili suara umat Islam.  Kita kalah dari kaum nasionalis dan sekuler yang begitu apik membungkus dagelan politiknya.
Menyiapkan kader-kader sadar memimpin adalah PR besar kita saat ini, selama proses penantian itu kita juga jangan melalaikan kondisi masyarakat hari ini. Selain pemimpin, kunci utama kejayaan suatu peradaban adalah munculnya kesadaran masyarakat sebagai bagian dari satu sistem, bagian dari satu cerita kejayaan. Kesadaran terpimpin inilah yang selama ini belum terakomodasi dengan baik.
Kegagalan kita menyambung tongkat estafet kepemimpinan saat tumbangnya orde baru seharusnya menyadarkan kita, bahwasanya bukan hanya konsep, kekuatan, dan amarah yang harus di bangun. Kita butuh iklim politik yang sehat, kita butuh kesempatan memupuk jiwa-jiwa pemimpin yang berintegritas ketauhidan yang memiliki pemahaman yang lebih transedental. Kita hanya akan berada dalam dua kondisi kepemimpinan sebagaimana yang disabdakan Nabi kita


“Bila pemimpin kalian adalah orang yang terbaik dari kalian, maka orang-orang kaya di antara kalian adalah orang yang paling dermawan dari kalian, dan semua permasalahan di antara kalian diselesaikan dengan cara syura (musyawarah), maka apa yang di atas bumi ini lebih baik dari apa yang di dalamnya. Kehidupan ini akan lebih baik dari kematian. Tapi sebaliknya, bila pemimpin kalian adalah orang yang paling jahat di antara kalian, maka orang-orang kaya di antara kalian adalah yang paling kikir, dan masalah kalian diserahkan pada wanita, maka apa yang ada di dalam bumi ini lebih baik dari apa yang di atas bumi. Di sinilah kematian lebih baik dari kehidupan. Ketika semua timbangan menjadi terbalik, nilai menjadi rusak, saat itulah tidak ada gunanya lagi kehidupan.(Imam Turmudzi).

Dua kondisi di atas adalah cerminan kondisi kita, dan kita pasti sudah bisa menerka saat ini kita dalam kondisi kepemimpinan seperti apa. 2014 ini kesempatan kita terbuka lagi untuk memilih pemimpin yang lebih baik, pemimpin yang tertarbiyah dengan pemahaman Islam yang baik. Islam harus bangkit, Islam harus keluar menyapa dunia, Islam harus memimpin menjadi pemimpin di tanahnya sendiri. Walahualam.

Oleh: Asdar Munandar
Sumber: dakwatuna.com

28 Januari 2014

Pemilihan Suara Ulang Pilgub Malut, AGK-Manthab Unggul

 
MALUT (27/1) - Pasangan Abdul Gani Kasuba - M. Nashir Thaib (AGK-Manthab) memperoleh suara terbanyak pada Pemilihan Suara Ulang (PSU) yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Maluku Utara (Malut), Senin (27/1). PSU digelar di 8 Kecamatan yaitu Kecamatan Mangoli Selatan, Taliabu Selatan, Taliabu Utara, Taliabu Barat, Taliabu Barat Laut, Lede, Tabona, dan 4 TPS di Kecamatan Sulabesi Barat. 

Dari hasil PSU itu pasangan AGK-Manthab memperoleh 25.165 suara selisih 3.211 suara dari pasangan Ahmad Hidayat - Mus Hasan Doa (AHM) yang hanya memperoleh 21.954 suara. Dengan hasil PSU ini maka otomatis pasangan AGK-Manthab keluar sebagai pemenang dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Provinsi Malut. 

“Kami bersyukur, karena pada prinsipnya memang ini adalah kemenangan yang tertunda. Kami berkomitmen untuk terus mengawal sampai hasil ini ditetapkan oleh KPU dan MK,” ungkap Syaiful Ahmad, Kepala Tim Pemenangan AGK-Manthab. 

PSU ini digelar berdasarakan hasil keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) pada Senin (16/12/2013) tahun lalu yang mengabulkan gugatan pasangan AGK-Manthab terkait keputusan KPU dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Maluku Utara. 

Dalam amar keputusannya, MK membatalkan Penetapan Pasangan Calon Terpilih AHM-Doa sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Malut karena terbukti ada kecurangan yang terjadi selama pilgub berlangsung. Selain itu MK juga memerintahkan KPU melakukan pencoblosan ulang di delapan kecamatan dan mengganti Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) di delapan kecamatan tersebut.
 
Sumber: pks.or.id

"DUEL KANDIDAT" TV ONE, CALEG PKS UNGGUL


Caleg PKS Mustofa Nahra yang mewakili PKS mendapat HASIL POLLING PEMIRSA tertinggi (32,34%) dalam "DUEL KANDIDAT" di TvOne semalam (27/1) jam 19.00 dengan tema "Caleg Adu Visi Bicara Toleransi".

Semua kandidat membawa SUPPORTER dari partainya masing-masing. TAPI Kang Mus, panggilan Mustofa Nahra, tidak membawa suporter PKS.

Ketika ditanya KENAPA ga bawa? Dia jawab, "Maaf kami gak bawa massa, karena kader PKS lagi ngurusin banjir."

Kemenangan PKS dalam "DUEL KANDIDAT" kali ini sangat spesial karena ini tema yang paling esensi dalam nilai-nilah kebangsaan: Toleransi. 

POLLING ini juga sedikit memberi gambaran, kalau urusan TOLERANSI beragama sudah sgt terbukti PKS sangat menjunjung tinggi. Bukan sekedar basa-basi dan cari simpati, tapi karena memang Islam mengajarkan demikian... rahmatan lil 'alamin...

Mustofa Nahra merupakan Caleg PKS untuk DPR RI dari Dapil 5 Jawa Tengah (Solo, Sukoharjo, Klaten, Boyolali), nomor urut 4. Mohon doa Restunya....

Atas kemenangan di "DUEL KANDIDAT" TV ONE ini Kang Mus yang aktif di twitter dengan nama akun @MustofaNahra banyak mendapat ucapan selamat di media social, terutama di twitter.

Sumber: pkspiyungan.org


26 Januari 2014

Anis Matta: Langit Politik PKS Sudah Cerah


Jakarta (25/1) - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta mengatakan bahwa langit politik PKS saat ini sudah cerah dan tak lagi kelabu. Hal ini dikatakannya saat memberikan orasi politik di Apel Siaga relawan PKS se-DKI Jakarta di Lapangan Banteng, Jakarta, Sabtu (25/1).
"Kita sudah melewati turbulensi yang panjang selama setahun ini, dan saya kira hari ini saat kita melakukan apel siaga disini, kita semua menyaksikan satu tanda kemenangan. Matahari menyinari kita semuanya, langit jakarta cerah, langit Indonesia cerah, dan insya Allah kita akan mencapai tujuan kita dan landing seperti yang sudah kita rencanakan bersama," ujar Anis disambut dengan takbir oleh sedikitnya seratus ribu relawan PKS yang hadir.
Pada kesempatan itu Anis mengajak seluruh relawan yang hadir untuk mengingat kembali perjalanan PKS di 10 tahun yang lalu, yaitu pada tahun 2004 ketika Partai yang lahir di era reformasi ini berganti nama dari Partai Keadilan (PK) menjadi PKS.
"Ketika PKS pada tahun 1999 tidak lolos Electoral Threshold dan tahun 2004 menjadi pertaruhan eksistensi bagi PKS, tetapi para kader dan relawan PKS seluruh DKI mebuktikan bahwa PKS dapat merebut Ibukota untuk pertama kalinya," papar Anis.
Dengan sejarah itu, Anis mengajak seluruh relawan PKS se-DKI Jakarta untuk merebut kembali kemenangan yang pernah diraih.
"Tahun 2004 kita merebut Jakarta bukan karena jumlah kita sangat banyak, tetapi amal kitalah yang banyak. Tahun 2004 itu kita merebut Jakarta bukan karena uang kita yang banyak, tapi pelayanan kitalah yang banyak. Tahun 2004 itu kita merebut Jakarta bukan karena kita ramai di media, tetapi kita ramai dirumah-rumah warga," ungkap mantan wakil ketua DPR itu.
Anis menjelaskan PKS merebut hati warga Jakarta pada tahun 2004 dengan amal dan pelayanan, dan dia optimis di tahun 2014 ini PKS akan kembali merebut kemanangan di DKI Jakarta.
"Kita merebut hati mereka dengan amal-amal kita, dan insya Allah kalau kita melakukan hal yang sama di tahun ini, maka kita kembali meraih kemenangan di DKI Jakarta," pungkas Anis.
Sumber: pks.or.id

Ayu Ting Ting Pilih PKS?


Anda tentu ingat dengan artis dangdut Indonesia yang memiliki Hits “Alamat Palsu”, sebuah lagu yang mengangkat citra lagu dangdut, bahkan sejak Ayu Ting Ting inilah lagu dangdut kembali berkibar di Republik Indonesia ini, dan artis-artis baru seperti Zaskia Gotik si pemilik Goyang Itik dan Siti Badriyah ikut berkibar, intinya star kebangkitan lagu dangdut itu dimulai dari “Alamat Palsu” nya Ayu Ting Ting dan hingga hari ini sebagaimana disebut Tukul Arwana dalam Program Bukan Empat Mata Trans7 Dangdut masih diatas angin untuk saat ini diatas jenis musik lainnya.
Kini Ayu Ting Ting berbangga hati, sejak tidak pernah muncul lagi di TV karena mau melahirkan dan menghindar dari mantan suaminya, PKS mengingatkan kembali kepada publik tentang lagu yang mengangkat citra lagu dangdut setelah sekian lama tenggelam bahkan lagu Azzanya Bang Haji Rhoma Irama saja tidak mampu mengangkat trend dangdut saat itu.
Iklan dengan durasi kurang dari satu menit itu mengambil nada “Dimana, dimana, dimana,,,” dengan diganti liriknya menjadi “PKS, PKS, PKS,,,”.
Dalam iklan tersebut dikisahkan sebuah keluarga yang resah dengan kondisi politik Indonesia yang kian rusak. Para politisi terjerat korupsi dan gratifikasi. Partai politik kehilangan muka dan cenderung tidak disukai oleh salah satu anggota keluarga dalam iklan itu.
“Terus, Kamu mau golput?” kata pemeran ayah dalam iklan PKS kepada anakperempuannya yang galau harus memilih partai apa.
Au ah gelap,” jawab sang gadis enteng.
Apakah Ayu Ting Ting memilih PKS dalam Pemilu 22014 mendatang? Pastinya hanya Ayu Ting Ting yang tahu karena prinsip Pemilu itu adalah Langsung Umum Bebas dan Rahasia atau yang Kita kenal dengan LUBER.
Iklan ini dipastikan untuk meningkatkan partisipasi dari Pemilih agar tetap memilih pada Pemilu 2014 April mendatang, untuk menjaga Demokrasi terlihat sempurna ketika semua orang berpartisipasi
Didalam Iklan berdurasi 30 Detik itu, Anda hanya mendengar PKS…PKS..PKS…, Berikut ini lirik lagu lengkapnya yang bisa Anda simak bersama Video Klip berikut ini :
PKS Tulus Bekerja
PKS….PKS…PKS….
Ku Harus Memilih PKS….
Yang Tulus Bekerja, Yang Sepenuh Jiwa
Cinta, Kerja dan Harmoni
Yang Mana..Yang Mana…Yang Mana…
PKS..PKS…PKS…Nomor 3





Selamat Menyambut Pesta Rakyat 2014, Jangan Golput Jika Republik Ini Tidak mau Semaput


Jakarta, 26 Januari 2014
ADI SUPRIADI / Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan


Sumber: http://politik.kompasiana.com/2014/01/26/ayu-ting-ting-memilih-pks-di-pemilu-2014-630678.html

25 Januari 2014

Kisah Banjir Jateng dan Enam Pria Kekar Berhati Lembut



Kudus - Banjir yang melanda kawasan pantura Jawa Tengah, seperti Kudus, Pati dan Jepara tak pelak membuat warga setempat mengalami kerugian materi yang tidak sedikit. Di jalur utama kudus, banjir yang terjadi sejak empat hari lalu bahkan membuat jalur utama putus. Ketinggian air yang menggenangi jalanan utama menuju Surabaya tersebut sekitar 1 meter dan menyebabkan kendaraan tidak bisa melaluinya.

Alhasil, warga setempat pun banyak mengalami kerugian akibat musibah yang terjadi sejak selasa (21/1/2014) lalu ini. Selain materi, warga kudus, Pati dan Jepara pun terisolir akibat banjir besar ini. Mereka yang hendak pergi ke Semarang diminta mengurungkan niatnya oleh sebuah papan pengumuman dari pemerintah setempat. 

Pun demikian dengan para supir truk yang harus hidup berhari – hari diantara kemacetan jalur pantura Kudus. Tercatat antrean kemacetan truk dan kendaraan lainnya yang hendak pergi ke Jawa Timur mencapai 5 km. 

Begitu juga dengan antrean SPBU di Kudus, Pati dan Jepara yang menyemut, ditambah lagi harga bensin yang tiba – tiba naik drastis, 10-12 ribu per liternya. Mal – mal, hotel dan pusat ekonomi di kota Kudus juga tersendat dan untuk beberapa hari ini tidak buka sama sekali, sekali lagi karena banjir. 

Sementara, banjir yang terjadi di Kudus juga membuat beberapa warga memiliki mata pencaharian baru, jasa sungkruk atau pendorong gerobak. Mereka menyeberangkan orang yang hendak akan pergi dari Kudus menuju ke luar kota atau sebaliknya, tentunya dengan imbalan jasa. Satu orang yang naik seharga 50 ribu, sementara jika nambah satu kendaraan, otomatis biaya pun akan naik menjadi 100. Jadi 1 0rang plus satu kendaraan 100.000 + 50.000 = 150.000, untuk jarak hanya sekitar 1 Km.

Akibat banjir, Kudus mendadak menjadi kota mati. Namun tidak dengan enam pria berkaos orange dan bertuliskan relawan PKS itu. Begitu musibah banjir di Kudus dan Jepara datang, keenam pria perkasa dari Semarang dan Magelang ini justru cancut taliwondho, segera bergegas melakukan penanganan bencana, terutama ke daerah terisolir seperti di Jepara.

“Hari pertama kita langsung berangkat dan malam itu juga, selasa malam, kita langsung melakukan evakuasi terhadap korban banjir di Jepara, tepatnya di Welahan. Di sana ada satu orang nenek yang hampir saja tenggelam, sehingga kami langsung masuk kerumah nenek tersebut dan melakukan evakuasi terhadap wanita tua malang itu, “ kenang Amat, salah satu diantara enam pria kekar berhati lembut itu. 

Hanya berbekal dua buah perahu karet, satu mobil ranger Ford dan pakaian terbatas, keenam pria kekar tersebut kemudian menghiasi hari – hari di Kudus dan Pati dengan evakuasi bencana, keliling menyelamatkan warga, dan mengirimkan bantuan nasi bungkus yang dikumpulkan para kader dari Partai Tertentu berlambang dua buah sabit kembar diapit padi.  

Kondisi medan yang cukup sulit dan suasana yang mencekam di daerah bencana justru membuat keenam pria yang terdiri dari Ndan Amir (Komandan), Solikin, Amat, Pratik, Muali dan Rifki ini semakin tambah semangat untuk melakukan aksi nyata melakukan penanganan bencana.

“Yang paling menegangkan adalah proses evakuasi longsor di Jepara yang menewaskan 2 orang. Sayang waktu itu smaprtphone saya harus tercebur air sehingga belum sempat mengabadikan momen menegangkan tersebut,” jelasnya.

Dikarenakan fokus menangani bencana, kata Amat, dia dan teman – temannya bahkan tak sempat mengurusi keperluan pribadi. “ kita sampai lupa makan, karena selain hampir semua warung di daerah bencana tutup, kita juga lebih fokus untuk melakukan evakuasi dan penanganan. Bahkan untuk stok pakaian pun kita sudah habis sehingga kita menggunakan pakaian ala kadarnya,” imbuh pria yang sehari – harinya adalah penjual alat – alat computer ini.

Bagi Amat dan kelima pria kekar lainnya, saat – saat itu yang terpenting adalah bagaimana menyelamatkan korban banjir, melakukan penanganan bencana, melakukan koordinasi dengan warga untuk terus memberikan bantuan kepada korban. “ Tidak ada yang kami pikirkan kecuali hal itu, yang terpeting adalah aksi nyata untuk para korban banjir itu,” tegas Amat.

Memang, keenam pria tersebuta dalah pria kekar berhati lembut. Selamat bekerja dan menolong sesama, Ndan!

Menikmati Akhir Pekan dengan Berlibur di Umbul Tlatar Boyolali


Bila kebetulan sedang berada di daerah Boyolali, jangan lewatkan untuk bersantai sejenak di Umbul Tlatar. Umbul Tlatar adalah sebuah kawasan wisata yang terletak di Desa Kebonbimo dan saat ini menjadi salah satu pilihan favorit keluarga di daerah Boyolali untuk menghabiskan masa liburannya. 

Umbul Tlatar terkenal dengan lahan “Kolam Keceh” yaitu sebuah kolam jernih dengan mata air alami yang terus menerus selama 24 jam dari  Gunung Merapi-Merbabu. Kolam Keceh ini dipenuhi dengan ikan-ikan kecil dan anak-anak pun dapat bebas nyebur bermain tangkap ikan di kolam. Kalau bisa usahakan datang saat bukan masa liburan agar kolam tidak terlalu banyak orang dan anak-anak pun dapat lebih menikmati waktunya saat bermain air. 

Akses Jalan Menuju ke Umbul Tlatar Boyolali: 
Umbul Tlatar Boyolali berada di desa Kebonbimo Boyolali. Akses jalan menuju ke kawasan ini pun tidak sulit. Dari Salatiga, berjalan ke arah jalur Salatiga-Solo. Setelah perbatasan Salatiga dengan Boyolali berjalan ke arah Boyolali kira-kira 5 KM akan ada sebuah pertigaan dengan plang nama besar Umbul Tlatar Boyolali disisi kanan jalan. Belok ke kiri dan masuk ke pertigaan tersebut kira-kira 4,5 KM. Jalur lurus dan hanya satu tersebut untuk menuju ke Umbul Tlatar.

Selain Kolam Keceh, Umbul Tlatar Boyolali juga terkenal dengan Wahana Woodball  Etasia. Woodball merupakan cabang olahraga dari Taiwan dan masih baru di Indonesia. Olahraga ini sudah mulai dikenalkan kepada para pengusaha dari dalam dan luar negeri yang sedang melancong ke Boyolali. Peralatan dan cara memainkan olahraga ini mirip dengan golf namun alat pemukul dan bolanya terbuat dari kayu.

Selain Kolam Keceh & Woodball, di Umbul Tlatar Boyolali juga terdapat wahana seru lainnya seperti :
  • Kolam renang untuk anak anak yang airnya bersih dan segar tanpa kaporit (langsung dari mata air tanah)
  • Kolam Becak Air
  • Pemancingan
  • Taman dibawah pohon cemara
  • Flying fox
  • Terapi pijat dengan ikan (Fish Spa) dengan Ikan Rasbora dari Turki
  • Restoran dengan menu bakar2an gitu (dengan harga terjangkau)
  • Taman Bermain Anak-anak

Bantu Korban Banjir, DPD PKS Kudus Canangkan Gerakan "1000 NaBus"


Kudus - Hujan deras yang terus mengguyur semenjak Senin (20/1), kemarin. Membuat sebagian desa di Kudus terisolir. Meskipun demikian sebagian besar warga masih tetap bertahan di rumah mereka. Mereka berharap bahwa banjir akan segera surut. Namun, pada kenyataannya, semakin bertambah hari genangan air yang menggenangi rumah mereka semakin tinggi.

Untuk meringankan beban korban bencana banjir, DPD PKS Kudus mencanangkan gerakan "1000 NaBus" Gerakan "1000 NaBus" adalah gerakan membagikan nasi bungkus kepada warga yang menjadi korban bencana banjir.

Salah satu yang melakukan gerakan ini adalah DPC Kaliwungu. Semenjak Kamis (23/1) kemarin, DPC Kaliwungu telah mendistribusikan hampir 950 nasi bungkus setiap harinya. Hal ini belum termasuk DPC PKS di Kudus lainnya yang tidak kalah giat mendistribusikan nasi bungkus hingga ke pelosok yang belum tersentuh oleh pemerintah atau pun pihak lainnya.

Hingga saat ini DPD PKS Kudus telah membagikan 4.755 nasi bungkus, 105 kardus mie instan, dan 10 Kg beras ke beberapa titik  posko pengungsian di 5 kecamatan wilayah Kabupaten Kudus.
Selain membagikan makanan, bantuan ganset juga diberikan untuk memberikan penerangan pengungsian di Dukuh Tempel, Desa Kedungdowo, Kec. Kaliwungu yang mengalami padam listrik sejak Senin (20/1) kemarin. Sumbangan ganset diberikan oleh Girman, ST yang juga merupakan Caleg PKS Kabupaten Kudus Dapil III.

Hamdan selaku koordinator posko mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan.
"Terima kasih PKS sudah meminjamkan ganset, meskipun gansetnya sederhana tapi tetap bermanfaat bahi kebutuhan penerangan di posko kami, jadi sekarang tidak gelap lagi", ungkapnya.

Koordinator DPC PKS Kaliwungu, Agus berharap semoga ada banyak donatur baru untuk mengirimkan bantuan melalui PKS.
"Semoga bukan hanya Setro Kalangan dan Tempel saja yang bisa kami bantu. Kami berharap juga ada donatur baru yang bisa mengirimkan bantuan melalui kami. Harapannya desa lain yang belum tersentuh bantuan pun bisa kami bantu juga". Terang Agus.

Rencananya titik fokus bantuan tidak hanya di dukuh Setro dan Tempel saja, namun bisa dikembangkan ke Desa Banget yang ketinggian banjirnya sudah mencapai 50 cm.

24 Januari 2014

Anis Matta: Wafatnya KH Sahal Mahfudz Kehilangan Besar Bangsa Indonesia



Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Kiai Sahal Mahfudz tutup usia, Jumat (24/1/2014) dini hari.

"Inna lillahi wainna ilaihi raji'un. Telah wafat Rais Am PBNU, DR. KHM. Ahmad Sahal Mahfudz, Jum'at 24/01/2014 jam 01.10. Mohon doa & Fatihah," tulis Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuth Thalibin, KH Mustofa Bisri atau yang kerap disapa dengan Gus Mus, lewat Twitter, Jumat dini hari.

Dari situs NU Online, Kiai Sahal yang juga dikenal dengan panggilan Embah Sahal wafat di kediamannya di kompleks pesantren Mathali'ul Falah, Kajen, Pati, Jawa Tengah.

Seperti yang diberitakan kompas online, mengutip sekretaris pribadi almarhum, Muhammad Najib, rencananya Kiai Sahal akan dimakamkan di Kajen, dekat Pati, Jawa Tengah, paling cepat pukul 09.00 WIB.

Presiden PKS Anis Matta turut berduka atas wafatnya Kiai Sahal Mahfudz yang juga salah satu Ketua MUI ini.

"Ini kehilangan besar bagi umat Islam dan bangsa Indonesia.. Semoga seluruh amal beliau diterima Allah dan dosa-dosanya diampuni..," ungkap Anis.

"Semoga Allah menggantikan kepergian Beliau dengan kehadiran ulama lain yang sama..," lanjut mantan Wakil Ketua DPR ini.

Atas wafatnya KH Sahal Mahfudz, MUI menyerukan umat Islam untuk melaksanakan sholat ghaib usai sholat Jumat nanti.

23 Januari 2014

PKS Jateng Gelar Aksi Cepat Tanggap Tangani Banjir di Pantura

Posko Banjir PKS Pekalongan

SEMARANG - Curah hujan yang terus meninggi di akhir bulan Januari ini membuat bencana banjir melanda di sepanjang kawasan pantura Jawa Tengah. Dari data yang dihimpun, setidaknya wilayah Jepara, Kudus, Semarang, Kendal hingga kawasan Pekalongan terjadi banjir yang cukup parah. Akibatnya banyak warga yang terpaksa harus mengungsi ke tempat darurat.
Melihat kondisi ini, kesatuan Cepat Tanggap Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jateng segera bergerak untuk menangani musibah musiman yang terjadi tiap musim penghujan tersebut. Di semua tempat di wilayah banjir Jateng, PKS mendirikan posko dan memberikan bantuan untuk korban banjir.
Menurut Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKS Jateng, Fikri Faqih, pihaknya masih akan terus berupaya untuk membantu semaksimal mungkin penanganan bencana banjir di awal tahun ini.
“Kita akan terus melakukan penanganan dengan memberikan bantuan kepada korban banjir, mendirikan posko banjir, dan terus berkoordinasi dengan BPBD setempat melakukan upaya evakuasi dan pemulihan,” katanya, Rabu (22/1/2014).
Sementara itu, tim cepat tanggap PKS Jateng segera meluncur ke lokasi bencana di kudus untuk melakukan antisipasi dan evakuasi bencana.
“Tim kita sedang bergerak menuju Kudus semalam, karena banjir kudus cukup parah sehingga tim kepanduan kita terjunkan kesana,” kata Solikin, Komandan Korps Kepanduan PKS Jateng yang juga koordinator tim tanggap bencana.
Selain menerjunkan tim, PKS Jateng juga memberikan bantuan kepada korban banjir yang mengungsi, terutama banjir yang terjadi di Pekalongan dan Jepara. Para tokoh PKS pun turun langsung memberikan bantuan kepada korban banjir tersebut.
Terpisah, di Pekalongan, PKS Kabupaten dan PKS Kota Pekalongan berkolaborasi untuk menangani banjir di wilayah tersebut dengan mendirikan posko terpadu. Selain posko terpadu, para kader, simpatisan dan para caleg PKS setempat juga aktif memberikan bantuan berupa mie instan, beras dan makanan nasi bungkus kepada para pengungsi banjir Pekalongan.
Diprediksi, banjir di wilayah Pantura akan mencapai puncaknya hari ini dan besok, Rabu-Kamis, sehingga tim cepat tanggap PKS terus bersiap siaga menghadapi segala kemungkinan bencana yang terjadi.

Sumber: pksjateng.or.id

20 Januari 2014

Kapal Politik yang Terus Melaju Itu Bernama PKS


Menjelang pemilihan umum 9 April 2014, peta persaingan antar partai semarin seru. Masing-masing partai memanfaatkan segala amunisi untuk menarik simpati masyarakat. Mulai dari dana, kader, media, sampai dengan jasa lembaga survei untuk mendongkrak popularitas dan elektabilitas partai. Perang opini dan konspirasi mulai dilancarkan dengan tujuan utama: menaikkan citra diri dan (kalau perlu) menjatuhkan citra lawan. 


Beberapa berita politik nasional yang menghiasi media akhir-akhir ini menjadi penegas bahwa pertarungan politik akan terus berlangsung. Kalau dikerucutkan, setidaknya ada empat partai politik yang saat ini menjadi trending topic media: Partai Demokrat (PD), Partai Golongan Karya (Golkar) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). PD menjadi terkenal dengan kasus hambalang dan SKK Migas, Golkar dengan kasus Akil Mokhtar dan dinasti Atut di Banten, PDIP menjadi heboh dengan Jokowi dan Rano Karno, dan PKS dengan kasus LHI dan bumbu-bumbu poligami-nya. Sebenarnya masih ada partai-partai lain, seperti Hanura dan Gerindra yang sering diberitakan di media, akan tetapi keempat partai di ataslah yang sekarang menjadi buruan media, baik media cetak, elektronik, maupun sosial media.

Dari sekian partai-partai di atas, partai yang menurut saya fenomenal dari segi pemberitaan adalah PKS. Saat PKS terkena kasus impor sapi yang akhirnya (secara kontroversial) menyeret LHI, presiden PKS saat itu, ke penjara, pemberitaan media begitu masif dan heboh. Meski kadang tidak masuk akal, berita-berita tentang PKS dan “kejelekannya” diulas secara detail dan terkesan ”lebay”. Pihak-pihak yang tidak suka dengan PKS seolah ingin mengatakan bahwa masa depan PKS, partai Islam terbesar di Indonesia, telah tamat. Bagi mereka, citra PKS sebagai partai dakwah yang bersih, peduli, dan profesional telah ternoda dengan kasus LHI tersebut. “PKS sama saja dengan partai lainnya, suka korupsi juga”, Begitu kurang lebih pesan yang ingin disampaikan kepada khayalak ramai.

Memang, dampak kasus LHI membuat shock kader dan sedikit “guncangan” di tubuh PKS. Walaupun menurut beberapa pakar hukum, LHI tidak bersalah, tingkat ketsiqohan (kepercayaan) kader PKS kepada pemimpinnya mengalami gangguan yang cukup dahsyat. Beberapa kader pun sempat menepikan diri dari aktivitas partai. Singkat kata, kepercayaan diri kader PKS untuk mendakwahkan program-program partainya ke masyarakat menurun cukup drastis.

Namun, kondisi di atas tidak berlangsung lama. Kepiawaian presiden baru PKS, M. Anis Matta, dalam mengkonsolidasikan kader membuat prahara yang menimpa PKS secara perlahan berubah menjadi anugerah. Nahkoda baru PKS tersebut mampu memompa semangat “awak kapalnya” untuk bekerja keras memperbaiki kapal PKS yang “rusak hebat” akibat hantaman badai. Kemenangan kader PKS maupun calon yang didukung PKS di beberapa pilkada di daerah-daerah menjadi salah satu indikator bahwa kapal PKS mulai berlayar kembali. Slogan baru CINTA, KERJA, dan HARMONI mampu diimplementasikan dengan baik oleh para kader di lapangan. Kesolidan dan militansi kader terus meningkat dan siap menembus 3 besar pemenang pemilu 2014.

Salah satu modal penting yang dimiliki PKS untuk terus melaju adalah “awak kapal” atau sumber daya manusia (SDM) yang mayoritas berisi orang-orang muda yang mapan dalam hal pendidikan, ekonomi, dan pengetahuan berpolitik. Komposisi demografi kader PKS seolah mewakili demografi Indonesia yang saat ini didominasi oleh generasi muda yang oleh M.Anis Matta disebut “the new majority of Indonesia”. Generasi inilah yang dianggap menjadi salah satu penentu masa depan baru Indonesia atau biasa dinamakan oleh Anis Matta dengan sebutan Gelombang Ketiga Indonesia.

Dengan bermodalkan “awak kapal” yang fresh dan mumpuni tersebut, kapal PKS mencoba tetap melaju di atas gelombang lautan Indonesia setelah sebelumnya terombang-ambing dalam badai. Kini kapal tersebut terus berjalan dan sebentar lagi akan memasuki arena pemilihan umum tahun 2014. Tentu saja perjalanan ke sana tidak selalu berjalan dengan mulus. Masih ada saja pemberitaan-pemberitaan yang berusaha menghentikan laju kapal PKS, tidak hanya berita politik, tetapi berita yang seharusnya masuk ranah privat juga ikut dipolitisasi. Setelah LHI divonis enam belas tahun penjara, pemberitaan tentang LHI belum usai. Ketika istri ketiga LHI (sebagian media menambahkan kata muda dan cantik) menjenguk LHI di penjara, media ramai memberitakannya. Media seolah ingin mengingatkan kembali publik tentang praktik poligami di kalangan petinggi PKS. Tidak hanya LHI, kisah poligami Anis Matta dengan perempuan Hongaria juga menjadi topik nasional. Namun, pembahasan topik ini tidak berkepanjangan, karena Fahri Hamzah (dalam twitter-nya yang panjang) secara gamblang menjelaskan kisah poligami Anis Matta agar publik tidak salah dalam menilai.

Kapal PKS pun terus melaju. Aksi sosial dan pelayanan kepada masyarakat terus dilakukan. Para kader seolah tidak terpengaruh dengan pemberitaan negatif media massa dan hasil survei yang memprediksi suara PKS di pemilu 2014 akan anjlok. Mereka terus bergerak dengan jargon #AYKTM (Apapun Yang Terjadi Kami Tetap Melayani). Contoh terbaru adalah kiprah kader dan relawan PKS dalam membantu korban banjir Jakarta dan Manado. Meski minim publikasi -kalaupun ada itu sifatnya cibiran dan kritikan- kader PKS dengan sigap membantu para korban banjir. Bahkan presiden PKS, Anis Matta, ikut terjun langsung menolong dan menyapa warga korban banjir. Mereka ingin menjawab berbagai tudingan dan cibiran negatif dengan aksi nyata, bukan sekedar retorika belaka. Mereka ingin tetap bekerja, ada atau tidak ada pemilu. Tugas mereka adalah menolong dan melayani warga, tanpa mempedulikan apakah mereka nanti akan memilih PKS atau tidak. Karena bagi para kader PKS, menolong sesama adalah bagian dari ibadah kepada Allah SWT. 

Kita tentu berharap agar kapal PKS terus melaju mengarungi luasnya lautan peradaban Indonesia dan berdampingan dalam harmoni dengan kapal-kapal politik lain. Sudah saatnya aksi saling membocori dan menghancurkan kapal orang lain dihentikan. Sudah lama lautan politik Indonesia tercemari dengan limbah kebencian, saling jegal, dan saling sikut yang mengakibatkan rakyat menjadi korban. Dan, kinilah saatnya kita bersama membersihkan limbah tersebut dengan cinta dan kerja nyata.

Oleh: Efan

Sumber: islamedia.web.id

18 Januari 2014

PKS untuk Sinabung: Dari Flying Fox hingga Borong Kerajinan Rp 10 juta

Tinggal di pengungsian bisa menjadi pengalaman yang tidak menyenangkan bagi anak-anak. Untuk itu, DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Karo, Sumatera Utara menyelenggarakan mini outbound  bertema petualangan untuk menghibur anak-anak pengungsi Gunung Sinabung.

Tak kurang dari lima puluh anak yang mengikuti permainan outbound. Tawa ceria anak-anak itu menggema ketika mereka meluncur di tali flying fox sepanjang kurang lebih 40 meter. Tak hanya bermain outbound, mereka pun mengikuti beraneka sesi permainan sebagai sarana trauma healing bersama kader-kader PKS.

PKS Sumut Salurkan Bantuan

Selain memberikan hiburan bagi anak-anak pengungsi Gunung Sinabung, DPD PKS Kabupaten Karo, Sumatera Utara juga telah mendirikan Posko Bantuan untuk pengungsi Gunung Sinabung. Para kader PKS bahu membahu mengumpulkan dan menyalurkan bantuan kepada para pengungsi.

Selain bahan makanan pokok, perlengkapan mandi, alas tidur, dan kebutuhan orang dewasa lainnya, PKS juga menyalurkan barang-barang kebutuhan bayi dan balita agar kesehatan mereka tetap terjaga selama di pengungsian.

Kader-kader PKS juga memberikan siraman rohani dan penguatan spiritual agar para korban tetap tabah menghadapi musibah erupsi Gunung Sinabung.

Dalam beberapa kali kunjungan sebelumnya, Sutias Handayani, Istri Gubernur Sumatera Utara yang juga kader PKS pun turut memberikan bantuan dan menguatkan para korban bencana.

Pekan lalu (10/1) Sutias bahkan memborong hasil kerajinan tangan ibu-ibu pengungsi Gunung Sinabung senilai hampir Rp 10 juta.

Keterampilan membuat kerajinan tangan berupa anyaman tikar plastik dan berbagai aksesoris rumah tangga itu diajarkan oleh para relawan.

"Dengan ketrampilan ini ibu-ibu bisa memanfaatkan waktu untuk menambah penghasilan,"papar Sutias.

Terus Galang Bantuan

Mitra Sembiring, Ketua DPD PKS Kabupaten Karo terus mengajak masyarakat untuk memberikan bantuan kepada para pengungsi. Ia mengimbau masyarakat untuk menyisihkan sebagian hartanya guna meringankan beban para pengungsi yang tak lagi punya sandaran ekonomi.

“Saudara-saudara kita di pengungsian tentu membutuhkan bantuan, apalagi mereka terpaksa meninggalkan lahan dan ternak sehingga tak ada kagiatan ekonomi yang bisa diandalkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ungkap Miltra.


Sumber: pks.or.id