27 Februari 2013

Sohibul Iman Optimis Century Tuntas Sebelum 2014




Jakarta (26/2) - Wakil Ketua DPR RI yang baru dilantik, Mohamad Sohibul Iman optimis kasus Century akan mampu dituntaskan oleh KPK sebelum 2014. Menurut Sohibul, Timwas Century yang sudah dibentuk DPR beserta KPK mampu menegakkan hukum seadil-adilnya dalam kasus ini.

“Century kan sudah ada Tim-wasnya. Saya akan bekerja optimal sebagai Wakil Ketua DPR mengawal kasus ini. Bagaimanapun ini amanah yang harus diselesaikan, “ ujar Sohibul dalam acara pelantikan dirinya sebagai Wakil Ketua DPR RI menggantikan Anis Matta di DPR, Selasa (26/2).

Dalam pendapat Doktor lulusan Jepang ini, DPR akan mendorong KPK untuk menetapkan status hukum kasus ini dan beberapa pihak yang terlibat di dalamnya. Perihal penggunaan Hak Menyatakan Pendapat, Sohibul menyatakan hal tersebut bisa saja dilaksanakan jika sudah ada status yang lebih jelas dari KPK.

“Hak Menyatakan Pendapat kan lebih afdhol jika KPK sudah bisa tetapkan status yang lebih jelas dari kasus ini. Jadi, semua kemungkinan bisa saja terjadi,” ujarnya.

Dalam kesempatan pelantikan tersebut, Wakil Ketua DPR 2009-2013 Anis Matta mengucapkan selamat atas pelantikan Sohibul Iman sebagai penggantinya. Menurut Anis, Sohibul adalah sosok yang tepat karena kepakarannya di bidang ekonomi.

“Saya ucapkan selamat kepada Pak Sohibul Iman. Saya percaya kepakarannya di bidang ekonomi dan anggaran. Beliau Doktor lulusan Jepang dan tentu menguasai seluk beluk masalah dan solusi ekonomi,” kata Anis.

Anis juga meyakini bahwa Sohibul Iman tidak akan sulit menyesuaikan diri dengan unsur pimpinan yang lain. Hal ini karena, Sohibul Iman sudah memiliki pengalaman sebelumnya sebagai pimpinan di beberapa komisi dan aktif menawarkan gagasan untuk perbaikan khususnya di bidang Ekonomi.

“Beliau tidak akan sulit menyesuaikan diri dengan tugasnya, serta dengan pimpinan yang lain. Hal ini karena jejak rekamnya di berbagai komisi di DPR. Saya yakin dan percaya,” tutup Anis.


Sumber. pks.or.id

25 Februari 2013

Raih Target 3 Besar, DPC PKS Ampel Adakan Konsolidasi



Boyolali -- Udara dingin malam dan gerimis tidak menghalangi kader-kader dan simpatisan PKS Ampel untuk hadir dalam acara Konsolidasi dan Sosialisasi pemenangan menuju 3 besar, yang di adakan oleh DPC PKS Ampel Kab. Boyolali pada jum’at malam 22/02/13,Ba’da isyak bertempat di aula UD. Sumber Rejeki Urut Sewu Ampel. Acara tersebut diikuti oleh seluruh pengurus DPC, DPRa, Tokoh masyarakat dan simpatisan PKS se Kecamatan Ampel Kab. Boyolali.

Dalam sambutannya ketua DPC PKS Ampel, Sarwanto menyatakan ‘’ inilah bentuk faurul istijabah (responsibility) kader PKS yang membedakan dengan partai lain’’. Dalam acara tersebut juga dihadiri oleh Slamet Widodo ST Aleg PKS Boyolali sebagai narasumber. ” 3 hal yang harus segera dilakukan oleh kader-kader PKS Ampel yaitu mendekatkan diri pada alloh, menjaga ukhwah, dan bekerja keras.’’, kata beliau mengutip pernyataan anis matta.Tidak hanya itu beliau juga menekankan pentingnya konsolidasi sampai lapisan terbawah yaitu kader dukuh, selain itu beliau juga memberikan gambaran utuh tentang mekanisme import daging, kebetulan duduk disebelah beliau ketua PPNSI Propinsi Jawa Tengah Mas Sulis, bisa hadir di acara tersebut .

Acara konsolidasi dan sosialisasi yang dihadiri 120 peserta tersebut diakhiri tausyiah dan doa oleh ustadz kholil Ahmad mudir Madin Nurul Ulum Kaligentong Ampel. Dalam tausyiahnya beliau mengingatkan pentingnya istiqomah yang harus selalu dijaga seluruh kader untuk menjadi khoirun naasi angfa’uhum linnas, “itulah sebenarnya yang mendorong kita bergabung dalam gerbong jama’ah ini agar jangkauan kemanfaatan bisa dirasakan lebih luas”, kata ust. Kholil. Acara berakhir sampai pukul 23.00 malam. Gerimis mengantarkan para peserta kembali kerumah masing-masing

Kekuatan Survive PKS

PKS yang dulunya PK (Partai Keadilan) merupakan partai penuh harapan, lompatan suara dari pemilu ke pemilu cukup menyakinkan, sebagai partai baru yang lahir dari reformasi dan tidak memiliki banyak tokoh nasional , tentunya  prestasi PKS merupakan sebuah fenomena baru dari perpolitikan di Indonesia.

PKS sebagai partai dakwah bergerak dengan pasti untuk terus naik sampai ke puncak. dan Pemilu 2014 dijadikan sebagai babak baru dalam lompatan untuk menembus posisi 3 besar. Mimpi besar PKS ini tidak semudah yang diharapkan, butuh kerja keras lagi dari semua kader PKS setelah ada kasus suap impor daging.

Ditetapkannya LHI sebagai tersangka dalam kasus suap daging impor, menjadikan hantaman berat bagi PKS. Hantaman ini menjadi sangat berat dikarenakan, Pertama : yang dijadikan tersangka adalh Presiden Partai. Kedua : PKS adalah partai yang berslogan Bersih, dan memang harus diakui secara objektif dari sekian banyak partai politik yang ada, maka PKS adalah partai terbersih di Indonesia. Ketiga : Harapan masyarakat kepada PKS sangatlah tinggi sebagai partai yang bisa membawa perubahan di Indonesia, sehingga cukup bisa dipahami kalau banyak yang kecewa dengan harapannya walaupun proses hukumnya masih berjalan. Keempat : banyaknya lembaga/tokoh/media yang tidak suka kalau PKS berkuasa.

Besarnya badai yang dihadapi PKS  mirip dengan apa yang dihadapi Golkar dan Demokrat. 3 Partai ini akan banyak belajar tentang sebuah kata “Survive”. PKS memiliki kelebihan untuk terus bertahan dalam badai. Pertama : Soliditas, tidak ada partai di Indonesia yang memiliki kesolidan seperti PKS. Hal ini harus diakui karena ketika LHI mengundurkan diri dan terjadi kevakuman kepemimpinan, di tengah badai yang luar biasa, lahirlah pemimpin baru dengan sangat mudah dan tanpa kegaduhan, dan ini ditimpali pula dengan kekompakan dari kader2 dan struktur untuk  bangkit dan berjuang. Dan tentunya hal ini tidak akan terjadi kecuali di PKS. Kedua : Kader, tidak ada dalam sejarah politik Indonesia yang dapat dikatakan sebagai partai kader, kecuali PKS dan PKI. Pengkaderan yang kokoh dan Ideologi yang jelas menjadi kekuatan partai kader. Pergerakan yang murah, efektif dan joss. Ketiga : Semangat juang, sulit untuk dipungkiri untuk mengatakan bahwa semangat juang PKS adalah di atas rata-rata.

Daya tahan PKS dalam badai, mengubah tekanan jadi lompatan akan diuji pada Pemilu 2014 nanti, akankah PKS mampu bertahan dan mencapai target 3 besar ? Anis Matta selaku Presiden PKS  menjawab dengan optimis dengan seraya diikuti kader yang lain, bahwa  PKS akan terus bertahan dan ingin hidup seribu tahun lagi (anis : mengutip puisi Chairil Anwar)

Pilkada Jawa Barat menjadi ajang pembuktian PKS untuk bangkit dari tekanan. Selanjutnya Sumatera Utara akan menjadi labolaturium kedua pembuktian bagi PKS.

Sumber: http://politik.kompasiana.com/2013/02/25/kekuatan-survive-golkar-demokrat-dan-pks-3-536972.html

Hidayat: 4 Sehat 5 Sempurna




MEDAN - Kemenangan Aher-Deddy Mizwar yang diusung PKS dalam Pilgub Jabar diikuti kemenangan pasangan Muraz-Fahmi yang diusung PKS dan Demokrat dalam Pilwalkot Sukabumi menunjukkan bahwa PKS tetap dipercaya rakyat. Rakyat dinilai cerdas membedakan antara kasus pribadi dengan jati diri partai yang bersih, peduli, profesional dan tidak korup.

"Selanjutnya kami akan berjuang mewujudkan ungkapan yang populer, 4 Sehat 5 Sempurna. Menang di Jabar dengan Aher-Deddy Mizwar yang bernomor urut 4, selanjutnya memenangkan Ganteng, Gatot - Tengku Erry yang bernomor urut 5 dalam Pilgub Sumut, 7 Maret mendatang," tutur Ketua DPP PKS Bidang Kebijakan Publik, Hidayat Nur Wahid di Medan, Senin (25/2/2013).

Hidayat memuji rakyat yang dinilainya makin cerdas. Sebab, rakyat bisa membedakan antara kasus pribadi pengurus partai dengan jati diri partai.

"Kasus yang menimpa salah satu kader kami itupun sampai hari ini belum terbukti. Dan rakyat cukup cerdas membedakan, terbukti dengan rakyat kembali memenangkan kader PKS dalam Pilkada Jabar dan Sukabumi dan insya Allah di Sumut nanti," tandasnya.

Hidayat menambahkan, sejak Minggu (24/2/2013) ia berada di Medan menghadiri undangan dari PKS Sumut. Kesempatan itu juga dimanfaatkan Hidayat untuk bersilaturahim ke sejumlah tokoh dan pimpinan ormas di Medan, di antaranya dari Al Washliyah, PWM, MUI dan Rektor IAIN Sumut.

"Alhamdulillah para tokoh ini menyambut hangat dan mengapresiasi PKS yang telah memenangkan Pilgub di Jawa Barat dan Pilwalkot di Sukabumi di tengah prahara yang sedang menimpa PKS," tuturnya.

Pada malam harinya, lanjut Hidayat, ia mengakhiri rangkaian kegiatan silaturahim dengan memperingati Maulid Nabi bersama masyarakat di Masjid Ath Thohirin di kota Binjai, Sumut. Dalam ceramah maulid yang diikuti warga dengan antusias, Hidayat  menyampaikan tentang pentingnya kepemimpinan dan memilih pemimpin yang bisa diteladani, bersih, peduli dan profesional seperti dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Sementara itu, dalam pertemuan dengan kader dan pimpinan PKS Sumut, Hidayat juga mengingatkan agar kemenangan di Jabar dan Sukabumi tidak menjadikan mereka jumawa dan lengah.

"Tetapi justru harus menghadirkan semangat, kreativitas dan terobosan-terobosa inovatif untuk membuktikan bahwa PKS dan para kadernya tetap istiqamah dengan berpolitik yang bersih, peduli dan profesional yang selama ini telah menjadi jati diri PKS, " tandasnya.

Sebagai Ketua Bidang Kebijakan Publik DPP PKS, Hidayat juga mewanti-wanti kader dan pengurus PKS Sumut untuk tidak terbuai dengan kemenangan di Jabar dan Sukabumi tetapi harus menjadikannya sebagai cambuk untuk memenangkan pilgub Sumut dengan cara yang lebih elegan, dekat dengan rakyat dan menghadirkan bukti bahwa PKS tetap dicintai oleh rakyat. Justru kemenangan ini harus membuat keluarga besar PKS Sumut bekerja lebih keras dan giat. Sebab, mereka tentu akan malu jika jagoan mereka dikalahkan.

"Apalagi memang figur Gatot adalah representasi dari sifat-sifat positif yang selama ini menjadi nilai yang didoktrinkan PKS kepada para kadernya," tandas Hidayat.


Sumber: pks.or.id

Anis Matta: Ini Kemenangan di Tengah Badai, Mengalahkan Konspirasi dan Fitnah

Jakarta - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta mengatakan, kemenangan sementara pasangan Ahmad Heryawan (Aher)- Deddy Mizwar seperti yang ditunjukkan oleh hasil penghitungan cepat lembaga survei, adalah kemenangan di tengah badai.
"Kemenangan pasangan Aher-Deddy Mizwar datang di tengah badai yang menimpa PKS. Ini adalah kemenangan hati nurani, kejujuran yang tak bisa dihancurkan oleh konspirasi dan fitnah," kata Anis Matta di Jakarta, Minggu (24/2/2013).
Anis percaya bahwa keberhasilan pasangan yang didukung PKS, Partai Persatuan Pembangunan, Hanura dan partai Bulan Bintang dalam Pilkada Jabar 2013 itu, menandakan kebangkitan PKS secara umum.
Ia pun yakin bahwa masyarakat khususnya warga Jawa Barat, tidak terpengaruh oleh kasus yang menimpa PKS terkait dugaan korupsi impor daging yang menjadikan mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq (LHI) sebagai tersangka.
"Kasus LHI tak mempengaruhi pilihan masyarakat Jawa Barat. Masyarakat Jawa Barat jauh lebih cerdas dalam menentukan pilihan," kata mantan Sekretaris Jenderal PKS itu. [inilah]
 
Sumber: pkspiyungan.org

Hasil Quick Count LSI: Aher-Deddy Mizwar MENANG SATU PUTARAN

Pasangan Ahmad Heryawan - Deddy Mizwar MENANG SATU PUTARAN. Hasil Quick Count Pilgub Jawa Barat 2013 menempatkan pasangan Ahmad Heryawan - Deddy Mizwar unggul diatas 30%, sedang syarat menang satu putaran untuk pilgub selain DKI adalah 30% + 1.

Semua lembaga survei yang merilis hasil quick count menyatakan pasangan nomor 4 ini unggul di pilgub Jawa Barat yang diselenggarakan hari ini, Ahad (24/2/2013). Berikut hasil beberapa lembaga survei:

LSI (Lingkaran Survei Indonesia) : TPS masuk 100%


(1) Dikdik Mulyana Arif Mansyur-Cecep N.S. Toyib ... 1.89%  
(2) Irianto M.S. Syafiuddin-Tatang Farhanul Hakim ... 11.81%
(3) Dede Yusuf-Lex Laksamana ... 25.23%
(4) Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar ... 33.14%
(5) Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki ... 27.92%


LSI (Lembaga Survei Indonesia) : TPS masuk 100%

(1) Dikdik Mulyana Arif Mansyur-Cecep N.S. Toyib ... 1.99%
(2) Irianto M.S. Syafiuddin-Tatang Farhanul Hakim ... 11.89%
(3) Dede Yusuf-Lex Laksamana ... 25.43%
(4) Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar ... 33.19%
(5) Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki ... 27.5%

Menurut pihak LSI secara teknis sudah diketahui pemenang sementara versi quickcount untuk pilgub jabar. Ketika ditanya, "Apa ada masuk putaran ke 2?", LSI menjawab: "Tidak, karena ada pemenang yang mendapatkan angka di atas 30, dan sudah melewati batas margin of error-nya...".


Sumber: pkspiyungan.org

23 Februari 2013

Kenal


Ilustrasi. (akmalsjafril.com)

Oleh: Akmal Syafril

Gonjang-ganjing impor daging sapi. Di beberapa tempat, muncul spanduk dan berbagai media lainnya yang menjelek-jelekkan PKS, sehingga memiliki kepanjangan nama yang baru: Partai Keseruduk Sapi, Partai Korupsi Sapi dan semacamnya. Asal ada “sapi”-nya.
Media massa berlomba-lomba untuk bekerja serba cepat. Pokoknya cepat. Akurasi itu urusan terakhir. Ada wartawan yang sigap menulis:

Luthfi Hasan ditangkap tangan oleh KPK, Rabu (30/1/2013) malam. Dari penangkapan tersebut, KPK mendapatkan uang Rp1 miliar sebagai uang suap kepada Luthfi. Selain itu, setelah menerima uang suap, Luthfi berada dalam satu kamar hotel bersama wanita bernama Maharani.

Sekarang, teks di atas tidak lagi bisa ditemukan di lokasinya dahulu. Beritanya masih ada, tapi kalimat-kalimat di atas menghilang begitu saja. Gampang benar menghilangkan jejak di dunia maya. Tapi sudah banyak yang menyimpan screenshot-nya sebagai bukti. Mungkin, kelak masalah ini akan dibawa juga ke meja hijau. Sebab, jelas-jelas ustadz Luthfi Hasan Ishaaq tidak ditangkap di kamar hotel, apalagi bersama seorang perempuan. Jauh panggang dari api.

Bagaimana pun, masih banyak orang Indonesia yang mengkonsumsi fast news seperti di atas, kemudian tidak menghiraukan kelanjutan ceritanya. Padahal, proses hukum di Indonesia biasanya makan waktu cukup lama. Artinya, berita yang benar-benar shahih biasanya muncul belakangan, sedangkan yang ngawur-ngawur berseliweran paling awal. Sampai sekarang, misalnya, masih ada saja yang menyebut Misbakhun sebagai terpidana, padahal ia sudah dinyatakan tak bersalah dan nama baiknya sudah direhabilitasi. Serupa dengan itu, sampai sekarang pun masih ada yang mengira bahwa ustadz Luthfi benar-benar kepergok berduaan dengan perempuan di kamar hotel. Memang banyak pembaca yang wawasannya tidak up to date.

Beberapa media yang lebih ‘pintar’, dengan mudahnya, menyajikan berbagai berita simpang-siur dengan didahului oleh kata-kata “menurut sumber…” Jangankan media gurem, yang sekelas Tempo pun melakukan hal yang demikian. Memang pers punya hak melindungi sumbernya yang diperkirakan terancam nyawanya. Tapi apa iya kasus ini mengancam nyawa seseorang?

Menghadapi krisis, PKS tidak kelihatan gamang, bahkan seolah-olah ‘sudah terlatih’. Dengan gampangnya ustadz Luthfi Hasan Ishaaq mengundurkan diri dari jabatan Presiden PKS (suatu hal yang hampir tabu bagi para pemimpin di partai-partai lainnya), dengan segera Majelis Syuro bermusyawarah, dan tahu-tahu ustadz Anis Matta sudah maju ke depan. Posisinya sebagai Sekjen DPP PKS langsung diisi oleh ustadz M. Taufik Ridho. Ustadz Anis langsung mundur dari jabatan Wakil Ketua DPR, dan posisinya langsung diisi oleh ustadz M. Sohibul Iman. PKS menukar jabatan para pengurusnya semudah tim sepak bola memasukkan pemain cadangan, dan ‘pemain cadangan’ PKS begitu banyaknya.

Pergantian jabatan ‘di tengah jalan’ memang suatu hal yang lazim terjadi di PKS, bahkan sejak zamannya PK dahulu. Ustadz Nurmahmudi Isma’il diangkat sebagai Menteri Kehutanan RI, dan karenanya ia pun mundur dari jabatan presiden partai. Ustadz Hidayat Nur Wahid maju, kemudian di tengah jalan pun mundur karena menerima amanah sebagai Ketua MPR. Tibalah giliran ustadz Tifatul Sembiring, yang di kemudian hari pun mundur ‘tiba-tiba’ karena diangkat sebagai Menteri Komunikasi dan Informasi RI. Naiklah ustadz Luthfi Hasan Ishaaq, sampai akhirnya muncul kasus yang kini terjadi. Karena jabatan tidak boleh dicari – apalagi diminta – di PKS, maka pergantian jabatan tak pernah jadi sumber konflik. Ada anekdot, Munas PKS ditanggapi dingin oleh para wartawan, sebab tak ada potensi konfliknya. Setelah amanah dibagikan, tak ada yang protes dan meminta bagian lebih. Itu hal paling tabu di partai dakwah. Kalau ada yang melakukannya, siap-siaplah ditendang.

Naik ke puncak kepemimpinan partai di saat-saat sulit, ustadz Anis Matta tidak sudi dibungkam. Alih-alih terguncang dengan kasus yang tengah dihadapi, ustadz Anis malah memerintahkan semua kader untuk ‘tidak tidur lagi’:

“Hari ini, saya akan katakan pada semuanya dan juga seluruh kader PKS, saya ingin mengatakan kepada Antum semua bahwa hari ini berlaku ayat Allah SWT., “Lambung mereka tak bersahabat dengan tempat tidur”. Tak ada lagi waktu tidur sejak hari ini, saudara-saudara sekalian. Kita akan memulai hari ini, insya Allah, sebagai momentum kebangkitan kita semuanya.”

Orasi politik yang menggelegar ini mengagetkan banyak orang, bahkan para pengamat politik pun nampaknya tidak pernah meramalkan hal yang semacam ini terjadi. PKS tidak menutup diri. Malah sebaliknya, sang pemimpin baru justru mengumandangkan ‘terbangunnya si macan tidur’. Jika ustadz Luthfi Hasan Ishaaq sebelumnya menanggapi penangkapannya dengan ucapan “Hasbunallaah wa ni’mal wakiil, ni’mal mawlaa wa ni’man-nashiir”, maka kini ustadz Anis Matta berteriak lantang: “Allaahumma, iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin!
Selanjutnya, ustadz Anis seolah ingin memberikan contoh bagaimana ‘lambung yang tak bersahabat dengan tempat tidur’ itu. Berbagai rapat akbar digelar dalam rangka konsolidasi kader, misalnya di Sumatera UtaraYogyakartaSurabaya dan Bali. Di semua acara tersebut, massa PKS tumpah ruah. Kalau memang PKS mengalami krisis, maka hal itu tidak terlihat dalam kegiatan-kegiatan konsolidasi kadernya. Si macan, nampaknya, benar-benar telah terbangun dari tidurnya.

Meskipun para pengamat politik sibuk menganalisa berapa persen suara pendukung PKS yang akan berkurang di Pemilu 2014, namun kenyataannya dukungan justru terus mengalir. Orasi Perdana ustadz Anis saja sudah cukup untuk membangkitkan begitu banyak reaksi positif terhadap PKS. Di Solo, masyarakat ramai menyuarakan dukungannya pada PKS, bahkan banyak yang berkeinginan untuk bergabung menjadi kadernya. Di Banda Aceh, lebih dari 1.000 orang kader baru telah direkrut sejak terjadinya kasus yang menimpa ustadz Luthfi Hasan Ishaaq. Di Gresik, sebanyak 36 DPRa baru terbentuk, lantaran banyaknya orang yang bergabung menjadi kader PKS.

Sebuah tulisan menarik muncul di situs Kompasiana. Artikel tersebut ditulis oleh Kurniawati Sazali, seorang ibu rumah tangga yang aktif di majelis ta’lim. Sang ibu, yang dalam tulisannya tidak mengidentifikasi dirinya sebagai kader PKS, menyatakan kekhawatirannya akan kasus yang menimpa PKS. Ia menulis:

“Bu Nia, taklim kita bagaimana? Apakah akan bubar?” kata seorang ibu. Saya pun sempat terpikir begitu, ketika banyak pengamat di koran dan TV yang mengatakan: PKS akan hancur. PKS akan bubar. PKS tinggal sejarah. Pertanyaan itu sangat wajar. Kerisauan kami pun beralasan. Majelis Taklim kami memang banyak ditopang kader-kader PKS. Hampir semua yang mengisi taklim kami adalah kader-kader PKS. Kalau PKS bubar, ustadzahnya tidak mau datang lagi apa Majelis Taklim tidak bubar? Memang hari gini masih ada ustadzah yang masih mau sabar ngasih taklim kepada kami-kami?

Memang saat itu sempat terpikir waktu kami berunding dengan ibu-ibu peserta majelis taklim. Apa sebaiknya kita gabung dengan ibu-ibu majelis taklim yang lain? Tapi pikiran itu ditolak oleh ibu-ibu yang lain karena dua sebab. Pertama karena sudah cocok dengan cara penyampaian ustadzahnya yang ringkas, mengena dan praktis. Kedua tempatnya lebih jauh tentu saja masalah datangnya dengan cara apa menjadi masalah utama.

Alhamdulillaah, setelah dihubungi, sang ustadzah yang biasa mengisi kajian di majelis ta’lim tersebut menyatakan bahwa kajian tidak akan berhenti meskipun PKS mengalami masalah. Sang ustadzah pun menjelaskan dengan jernih:

Kami ingin mendengar penjelasan panjang yang mungkin akan terlewat jika lewat telepon. Beliau justru menjawab sambil tersenyum: Justru tidak ada alasan. Lho, kenapa memangnya? Ketika kita belajar Islam dan berusaha memahami dengan baik, berusaha mengamalkan apa yang kita tahu. Ketika kita meneruskan usaha kita tentu tidak perlu ditanyakan mengapa meneruskan? Justru yang berhenti itu yang perlu ditanya, mengapa berhenti? Subhanallah. Alasan yang sangat masuk akal.

Demikianlah logika yang digunakan oleh beliau. Tidak perlu alasan untuk belajar agama. Sebaliknya, kalau mau berhenti, maka harus ada alasan yang sangat bagus (dan sebenarnya, tak ada alasan yang cukup bagus untuk berhenti belajar). Jawaban ini sekaligus menunjukkan mentalitas sang ustadzah sendiri. Baginya, terus berdakwah itu alamiah, tak perlu alasan. Berhenti berdakwah itulah yang perlu dipertanyakan alasannya.

Pengalaman emosional yang kemudian terjadi pun dikisahkan selanjutnya secara panjang lebar:

Pertanyaan yang menurut saya paling panas dan mungkin menyinggung ustadzah adalah tentang PKS keseruduk sapi. Bagaimana tanggapannya? Masih dengan tersenyum dan dengan wajahnya yang ikhlas beliau memberi penjelasan dan mengulangi pernyataannya bahwa setiap pilihan ada konsekuensinya. Jangankan keseruduk sapi, seandainya diinjak gajah kami juga tetap tidak bergeser. Subhanallah, sampai ibu-ibu mbrebes mili. Beliau meneruskan: Ibu-ibu sekalian sudah mengenal saya sejak lama, soal ibu percaya kepada kami atau tidak bagi kami bukanlah masalah besar. Hanya harapan saya, ibu-ibu tetap istiqamah untuk belajar Islam dan mengamalkannya. Itu sudah sangat membahagiakan saya.  Tangis kami pecah. Kami sudah mengenal beliau dan teman-temannya dari PKS begitu gigih luar biasa dalam setiap kegiatan pengajian, sosial dan kegiatan-kegiatan yang sangat bermanfaat bagi kami. Sampai ada seorang ibu yang agak histeris mengatakan: Demi Allah, saya menjadi saksi atas ustadzah dan teman-taman ustadzah. Kalau ustadzah berani mengambil resiko dalam perjuangan, kami tentu tetap mendukung dan menyertainya. Kami sudah mendapat banyak kenikmatan Allah berupa pemahaman Islam. Kami sudah lebih paham untuk apa Allah menciptakan kami. Apakah hanya karena kata pengamat saja kami jadi berbalik arah? Mereka hanya bisa ngomong, memang omongan mereka layak untuk ditampilkan karena layak dijual. Tapi mereka tidak merasakan apa yang kami rasakan. Mereka tidak pernah mengalami apa yang kami alami. Kami sering bertemu dan mengetahui apa saja yang ustadzah dan teman-teman ustadzah lakukan. Apakah kami orang-orang yang tidak bisa berfikir kalau hanya karena omongan di luar yang tidak jelas mempengaruhi kami. Keharuan menyelimuti suasana. Tangis dan airmata tidak bisa dibendung lagi. Acara taklim berubah menjadi acara tangis-tangisan.

Kisah pun ditutup dengan sebuah penegasan yang begitu kontras dengan kondisi yang dibicarakan di media massa belakangan ini:

Dengan mengusap buliran airmata yang menetes, ustadzah pun meneruskan: Terima kasih atas kepercayaan ibu-ibu semua. Insya Allah kepercayaan ibu-ibu akan kami pegang erat-erat. Dengan rasa haru yang tidak terbendung salah seorang ibu mengatakan: Walaupun kami bukan kader dan bukan apa-apa bagi PKS tapi tetap percaya dengan PKS. Insya Allah kami akan lebih rajin beribadah dan lebih rajin untuk belajar Islam. Dan mulai pemilu akan datang kami semua akan mencoblos PKS.

Kisah di atas bukan satu-satunya. Masih banyak kisah lain, misalnya dukungan seorang Ibrahim Oang terhadap PKS, atau dukungan buruh Jawa Barat kepada Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar. Semakin dicari, semakin tidak terlihat bukti-bukti bahwa PKS ditinggalkan oleh konstituennya. Sebaliknya, pendukung PKS justru bertambah terus.

Cerita dari Kurniawati Sazali telah menjelaskan banyak hal. Yang paling utama, kisah itu menunjukkan mengapa kader dan simpatisan PKS begitu loyal. Bukan karena taqlid buta atau fundamentalis – sebagaimana yang dikatakan oleh sementara orang – melainkan karena mereka mengenal dengan baik PKS, para kader dan pimpinannya. Kader-kader PKS tidaklah ‘gaib’ sepanjang 4 tahun dan hanya muncul di musim kampanye. Mereka didoktrin sedemikian rupa untuk menebar kebaikan dan berdakwah ke seluruh penjuru tanah air, semampunya. Kapan pun terjadi musibah dan bencana alam, PKS akan tampil dan membantu sesuai kemampuannya. Hal ini tidak dilakukan dengan pamrih. Diliput media atau tidak, operasi bantuan kemanusiaan terus digelar oleh kader-kader PKS. Maka, jika fakta di lapangan berbeda dengan kisah yang tertera di surat kabar yang mampir ke teras rumah di pagi hari, rakyat tentu akan memilih untuk mempercayai apa yang dilihat dan dialaminya sendiri.

Meski banyak yang mengatakan bahwa PKS mempolitisasi agama, namun lebih banyak lagi yang menyaksikan kenyataan bahwa kader-kader PKS berdakwah dengan ikhlash lillaahi ta’ala, dan bukannya sekadar mengharapkan tambahan suara di pemilu atau pilkada. Sebagaimana pengalaman Kurniawati Sazali dengan ustadzah pembimbing majelis ta’lim-nya yang tak pernah menyuruh-nyuruh jamaahnya untuk menjadi kader PKS, demikian juga banyak orang lain yang memiliki pengalaman serupa. Pengalaman yang dialami sendiri tentu lebih membekas daripada pernyataan para analis, betapa pun panjangnya gelar akademis di depan dan belakang namanya.

Inilah ‘tembok’ yang menghadang setiap orang yang ingin ‘menggoyang’ PKS. Relasi antara kader dan pimpinannya tergambar dari sebutan yang diberikan kepada para pimpinan, yaitu “ustadz”. Istilah ‘petinggi PKS’ adalah murni bikinan media, sebab kader-kader PKS tak pernah terbiasa dengan konsep ‘petinggi’ dan ‘perendah’. Tidak ada yang tinggi dan rendah. Yang menjadi pimpinan adalah para ustadz yang makan, minum, tidur, menangis dan bercanda bersama para kader lainnya. Para kader pun setiap saat harus siap untuk mengisi pos-pos dakwah yang kosong, bagaikan anak panah yang siap ditembakkan oleh busurnya. Tidak ada pembesar di PKS, karena Yang Maha Besar hanya Allah.

Oleh karena itu, ketika media massa sibuk menampilkan imej ustadz Hilmi Aminuddin – Ketua Majelis Syuro PKS – sebagai sosok petinggi, penguasa, pembesar, raja dan orang yang mengumpulkan kekayaan melalui partainya, kader-kader PKS tidak terpengaruh. Sebab, mereka kenal betul siapa ustadz Hilmi. Beliau bukan orang yang jauh dari masyarakat, apalagi dari kader-kader PKS. Banyak di antara kader-kader PKS yang punya pengalaman pribadi berinteraksi dengan beliau, meskipun mereka tidak memiliki jabatan tinggi di partai. Apa pun yang dikatakan oleh media, manusia pasti lebih mempercayai pengalamannya sendiri.

Hal yang sama pun berlaku sebaliknya. Jika ada tokoh-tokoh yang keluar atau dikeluarkan dari PKS, kemudian berbicara negatif seolah-olah tak ada lagi yang tersisa dari PKS selain keburukan, maka hal itu pun tidak memberi pengaruh signifikan kepada kader-kader PKS. Sebab, mereka pun mengenal dengan baik siapa tokoh yang berbicara itu.

Tentu saja, ini bukan berarti semua kritik yang ditujukan pada PKS itu pasti salah. Mengatakan bahwa semua kritik itu meleset sama tidak masuk akalnya dengan mengatakan bahwa semua kritik itu benar. Di antara kader dan pimpinan PKS pasti juga ada yang melakukan kesalahan. Akan tetapi, jika partai dakwah yang dikenal karena kesantunan kader dan kerja nyatanya kemudian dipersepsikan seolah-olah sebagai partai paling korup dan paling tidak jujur, tentu masyarakat pun akan bertanya-tanya: jujurkah penilaian ini?

Ada hubungan khusus di antara jajaran pimpinan dan kader-kader PKS yang tidak dijumpai di partai-partai lainnya. Masyarakat pun telah semakin akrab mengenal partai dakwah yang satu ini. Inilah yang seringkali lolos dari analisis media massa. Dan, nampaknya, hal ini pula yang membuat para analis berulang kali terbukti salah dalam menilai PKS.

Luarbiasa! 1 Kepanduan "Kalahkan" 6 Preman Black Campaign | Pilgub Jabar






Alamsyah Prasetia
@alamsyahpras 



Assalamamu'alaikum.Malam luar biasa.. sy akan mncoba mnceritkn kjadian yg trjadi d Depok, 1-2 malam trakir mnjelang pilgub. hestek #Pilgubdamai

  1. Apakah teman-teman di jum'at pagi (22/2) pernah melihat atau mendapatkan selebaran black campaign yang dbetebaran di jalan-jalan?

  2. Selebaran itu bertebaran sangat banyak di jalan-jalan, terutama di daerah Sukmajaya, sawangan, dan didaerah sekitar cilodong.

  3. Dan trnyata, slebarn ini bkn hanya muncul d kota Depok, tetapi jg di tmukan d Lembang, Garut, Tasik, & Bogor.. ada apa ini?

  4. Kok bisa ya? slebaran dgn disain yg sama, konten isinya sama, trsbar srentak d brbagai kota? jgn2 ini terkordinir terpusat?

  5. Akhirnya itu semua terjawab, malam tadi (22/2). kesaksian seorang sahabat yg bentrok langsung melawan 6 orang penyebar slebarn itu...

  6. Jum'at dini hari bliau memang sdng brniat brjga-jaga d skitr wilayah cilodong, karena sudah mendengar desas-desus a/ ada serangan fajar.

  7. Malam itu beliau melihat skumpulan orng dari etnis Indonesia Timur, berkumpul & mlakukn "pesta" kecil. jmlah mrka skitr 15.

  8. Setelah dicari tau, ternyta sekelompok orang dari etnis indonesia timur tersebut merupakan "para jagoan Detos" yg disewa.

  9. Smakin curiga lah dia, "ngapain tuh, para jagoan Detos main jauh-jauh ke cilodong?"

  10. Pengintaian terus berlangsung, sampai akhirnya, pd pkl 3 pagi, mobil mereka bergerak ke arah bogor.

  11. Teman sy sempat berfikir, "mungkin mreka tdk berniat ingin melakukan kmpnye hitam" akhirnya teman saya pun meninggalkan lokasi.

  12. Akan tetapi, dugaan itu salah. sekitar ba'da subuh, mereka kembali dengan membawa 2 karung berisi amunisi yg siap disebar.

  13. Brdasarkn info yg didapat, trnyata pusat prcetakan slebaran Hitam itu brda di Bogor. Smua mengambil brang itu di Bogor.

  14. Melihat mereka kembali, teman sy pun kmbali membuntuti mereka. dan kini mereka bergerak dengan menggunakan 6 motor, 12 orang.

  15. Terus di buntuti, akhirnya mereka berpencar menjadi 2 kelompok. 3 motor mengarah ke daerah sukmajaya.

  16. Waktu menunjukan pukul 6.30 pagi, mataharipun sudah cerah bersinar, namun mereka tetap melakukan aksi mereka.

  17. Melihat mereka sdh mulai melakukn pergerakan, menyebar selebaran hitam, tmn sy pun langsung meneriaki & mendatangi mereka.

  18. 3 orang dari mereka lari meninggalkan 3 lainya. disinilah, kontak fisik akhirnya terjadi, 1 vs 3. Kepanduan Menang!!

  19. Akan tetapi, ternyata 3 orang yang disangka lari, mereka kembali. akhirnya pertarungan tidak imbangpun terjadi, 1 vs 6.

  20. Meskipun kewalahan, akhirnya ke 6 preman tersebut berhasil di Usir!! mereka kabur dengan meninggalkan barang bukti.

  21. Setelah berhasil mengusir mereka, barang bukti diamankan, teman sy kembali ke markas bertemu dgn sahabat lainnya.

  22. Hal menarik terjadi, terkumpul barang bukti sbanyak 2 karung. Isinya? Bisa ditebak, slebaran kampanye hitam.

  23. Tak lama berselang, seorang ibu2 datang membawa 1 karung barang bukti yg dia kumpulkan sendiri, subhanallah.

  24. Seorang narasumber, Awan, pengganguran, mengatakan di daerahnya pun dia menemukan setumpuk selebaran hitam.

  25. Tadi malampun, kampanye hitam coba dilakukan oleh mereka. Depok siaga 1.

  26. Akan tetapi, kita lebih siap! 4 orang oknum brasil diamankan beserta barang bukti.

  27. Demikan kultwit #pilgubdamai, smoga pesta demokrasi yg akan diadakan 1 hari lg, tdk diwarnai dgn hal2 negatif.

  28. "Tetaplah bertahan dan bersiap siagalah!" wassalamu'alaikum  
Sumber: pkspiyungan.org

22 Februari 2013

Deddy Mizwar: Hanya Allah yang akan membuka pintu kemenangan untuk kita

Bandung : 20 Februari menjadi kampanye terakhir bagi semua calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat, sebelum melakukan pencoblosan pada 24 Februari. Lalu, apa yang dilakukan Deddy Mizwar di minggu tenang tersebut?
"Istirahat di rumah, tenang dan berdoa saja," kata Deddy singkat, usai melakukan kampanye terakhir di Bandung, Jawa Barat, Rabu (20/2/2013) malam.
Selama melakukan kampanye, Deddy mengaku menemukan banyak motivasi dan dukungan dari para pendukungnya. Hal tersebut memberikan semangat dan optimis bagi aktor dan sutradara andal tersebut.
"Yang pertama itu niat. Selama kampanye ini saya menemukan motivasi untuk berbuat berungguh-sunggu dengan benar dan baik. Selain itu berdoa dan tawakal, sudah. Nggak stress kita. Hanya Allah yang akan membuka pintu untuk kita. Kita minta dicoblos, belum tentu rakyat mencoblos juga. Sebelum tanggal 24 Allah sudah menetapkan siapa yang akan menjadi gubernur," sambung Deddy.
Meski mendapatkan pesaing yang tak kalah hebat, namun Deddy tetap optimis dengan langkahnya. Meski begitu, ia pun juga mengaku ikhlas dengan apa pun hasil dari 24 Februari nanti.
"Harus optimis, karena kita dilarang pesimis sama Allah. Ada antusiasme yang luar biasa di beberapa tempat. Masing-masing di setiap daerah punya masalah yang berbeda-beda. Saya sempat ketiduran di mushola di daerah Garut. Bangun-bangun, ada ibu-ibu mengadu soal anak-anak yang sulit mendapatkan sekolah dan kesehatan gratis," kenang Deddy.
 
Sumber: pkspiyungan.org

15 Februari 2013

#Love4Aher Jadi Trending Topic di Twitter

Bandung - Dukungan terhadap calon gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan juga mengalir dari dunia maya, #Love4Aher jadi "trending topic" di twitter di Indonesia.

"Beberapa akun yang dari luar negeri pun ada yang turut ngetweet," kata Koordinator Sosmed Aher-Deddy Mizwar Center Septian Rizki Ardhi, di Bandung.

Di situs micro bloging itu mulai Kamis tagar #Love4Aher berhasil menembus daftar trending topic Indonesia.

Meski Aher hanya sebagai cagub Jabar, namun dunia maya lintas batas dan akun-akun yang mengindikasikan dari luar Jabar pun turut memberikan dukungan.

Ardhi berterimakasih kepada seluruh insan dunia maya yang telah memberikan dukungan dan mencintai Aher sebagai pemimpin yang berprestasi.

"Ini dukungan yang luar biasa, menambah energi buat kami, terimakasih," katanya.

Ribuan akun twitter beramai-ramai menghiasi timeline dengan #Love4Aher. @GeKaDepok misalnya menulis tweet: "Pemimpin idaman adalah pemimpin yang cinta rakyatnya dan rakyat mencintai dia. #Love4Aher".

Akun Menkominfo Tifatul Sembiring @tifsembiring juga turut menyatakan kecintaan sama Aher dengan pantun: "Kalau angsa bergerak aktif, tercipta tarian penghibur hati. Kalau bangsa tdk kreatif, bakal kuli di negeri sendiri. #Love4Aher".

Akun sastrawan muda Indonesia Helvy Tiana Rosa, @helvy juga ikut meramaikan. "Saya salut pada Ahmad Heryawan & Deddy Mizwar. Apalagi bila mereka bersatu begitu. Susah cari yg setara. Ikut #Love4Aher :)" tulisnya.

Beberapa akun twitter menulis prestasi-prestasi Ahmad Heryawan selama menjabat gubernur dengan menyisipkan tagar #Love4Aher.

Selain itu foto-foto heroik Ahmad Heryawan juga semarak di timeline dengan tagar yang sama.

Sumber: inilah.com

Inspirasi Dari Kisah Nabi Musa, Yusuf dan Sulaiman

Assalamu'alaikum wr. wb. Saya yakin Antum semua di bulan Ramadhan kemarin telah mengkhatamkan Alquran. Tinggal masalahnya, berapa kali khatam?

Ikhwah fillah. Interaksi kita dengan Alquran baru akan terwujud ketika kita merasa dibimbing Alquran dalam setiap interaksi kita, termasuk pengalaman-pengalaman hidup kita. Pola interaksi kita dengan Alquran itulah yang harus kita tingkatkan, agar Alquran benar-benar memberikan bimbingan dan petunjuk kepada kita.

Ikhwah fillah. Salah satu kandungan Alquran adalah sejarah yang berisi fakta-fakta kemudian ditafsirkan. Tujuan utamanya bukan menguasai fakta-fakta itu, tetapi bagaimana kita mengambil pelajaran dari fakta-fakta sejarah tersebut.

Kisah Alquran yang erat kaitannya dengan kehidupan bernegara, di antaranya adalah kisah Nabi Yusuf, Nabi Sulaiman, dan Nabi Musa vs Penguasa kala itu.

Nabi Musa mengajarkan kepada kita tentang bagaimana memposisikan diri sebagai oposisi. Nabi Yusuf mengajarkan kepada kita konsep dan aplikasi tentang "musyarakah" sehingga kisahnya yang berawal di penjara dapat berujung di istana. Berbeda lagi kisah tentang Nabi Sulaiman, yang bercerita tentang bagaimana jika agama telah mampu menguasai negara.

Ketiga cerita tersebut meskipun berbeda, tetapi mempunyai persamaan:

(1) Konflik

Baik ketika beroposisi, bermusyarokah, maupun menguasai negara, konflik itu selalu ada. Bahkan (cikal bakal) konflik antara Nabi Musa dan Fir'aun telah ada jauh sebelum Nabi Musa lahir, yaitu keinginan Fir'aun melenyapkan setiap bayi laki-laki karena dikhawatirkan akan menyingkirkan kekuasaannya.

Konflik adalah salah satu bentuk cobaan Allah kepada manusia. Manusia yang paling keras cobaannya adalah para nabi dan orang-orang yang paling "mirip" dengan para nabi itu (orang-orang shalih).

Konflik itu biasa, bahkan konflik antara Yusuf dan Benyamin (satu ibu-satu bapak) dengan saudara-saudaranya yang juga anak-anak keturunan Nabi (keluarga Yusuf, 4 generasi ke atas adalah Nabi semua) hingga berujung pada skenario pembunuhan. Apalagi hanya dalam sebuah organisasi atau negara. Kata Sayid Qutb: kita tidak bisa memilih untuk tidak berkonflik, yang bisa kita pilih adalah di kubu mana kita berada.

Khusus cerita Yusuf kita dapati konflik terjadi karena kecemburuan akan kadar keikhlasan saudara-saudaranya. Maka, prinsip dakwah kita yang pertama dan utama adalah salamatush-shadr (lapang dada, wujud ukhuwah paling minimal -ed).

(2) Konspirasi

Hal yg patut dicatat: ayat-ayat yang berkaitan dengan konspirasi kepada para nabi itu dikaitkan dengan keimanan kepada Allah dan kepada taqdir, supaya kita punya keyakinan bahwa Allah-lah yang mengendalikan semuanya. Dia-lah sebaik-baik pembuat tipu daya.

Kita lihat bagaimana kisah Nabi Musa yang diselamatkan Allah dengan mengantarkan beliau ke istana Fir'aun melalui Sungai Nil kemudian ditemukan oleh isteri Fir'aun. Siapakah yang mengendalikan pikiran isteri Fir'aun sehingga Musa diselamatkan dan diijinkan menikmati hidup di istana? Bukankah sebelumnya Fir'aun ingin agar setiap bayi laki-laki dibunuh? Mengapa dia justeru setuju untuk membesarkan Musa di istananya? Allah telah mengubah persepsi Fir'aun dan isterinya sehingga menyelisihi niatnya sendiri.

Ingat pertempuran Fir'aun dan Musa, ketika Musa terjepit Ia justru lari ke laut. Logika perang modern dimana-mana kalau terjepit larinya ke gunung atau hutan bukan ke laut. Maka tatkala Fir'aun mengetahui hal itu, ia dan pasukannya besorak karena sangat mudah menghancurkan Musa dan pengikutnya. Tapi Allah punya rencana, diperintahkan Musa memukulkan tongkat ke laut dan terbelah-lah lautan. Fir'aun pun tak sempat berpikir panjang, mengejar ke tengah lautan yang terbuka, dan ia pun binasa ditelan lautan.

Demikian pula, siapakah yang mengendalikan pikiran saudara Yusuf sehingga mereka hanya menceburkan Yusuf ke dalam sumur, dan bukan membunuhnya? Ingat, sebab utama konflik antara Nabi Yusuf dan saudara-saudaranya adalah KECEMBURUAN, yang berakhir pada konspirasi untuk membunuh Yusuf as.

Jika kita punya kesadaran tentang kekuasaan Allah, tidak boleh ada ancaman yang membuat kita berhenti bergerak dan berjuang. Maka, jangan pernah memandang besar dan kuat terhadap musuh-musuh kita. Allah-lah yang memberikan kita kekuatan dan persepsi itu.

(3) Jarak

Yang dimaksud di sini adalah jarak antara mimpi dan realisasi atas mimpi itu. Kita harus punya optimisme bahwa mimpi kita pasti terwujud. Harus punya nafas perjuangan yang panjang agar mimpi kita terwujud. Berapa lama jarak antara mimpi Nabi Yusuf dan realisasi kekuasaan beliau? Salah satu riwayat menjelaskan, jarak itu adalah 40 tahun. Kesabaran Yusuf itulah yang menjadikannya dimenangkan oleh Allah SWT.

Kesabaran adalah faktor yang sangat penting dalam suatu perjuangan. Kisah nabi Yusuf antara dibuang saudara-saudaranya dengan realitas mimpi ayahnya nabi Yakub, bahwa saudara-saudara akan menyembah/sujud ke nabi Yusuf, adalah sekitar 40 tahun (8x pemilu), riwayat lain 80 tahun (16x pemilu).

Jatuh bangun dalam pilkada, pileg, adalah biasa dalam pendakian menuju kemenangan. Yang pasti, kita harus terus naik, meskipun dalam perjalanan naik itu kadangkala butuh istirahat. Kalaupun kita menang pilkada bahkan memenangkan negara ini masih akan panjang perjuangan (tantangan dan konfliknya). Usai memenangi negara kita harus berjuang dan berkonflik memenangkan tahap berikutnya hingga sampai ustadziyatul ’alam.

Jadi miliki nafas yang panjang, jangan pernah patah arang apalagi hanya karena survey.

Siapa yang akan menang, adalah mereka yang berumur lebih panjang: stamina tetap, teknik semakin baik. Pemimpin Bosnia kala tahun 1994 diwawancarai oleh Fox News ditanya tentang masa depan Bosnia, beliau mengatakan, "Yang memenangi peperangan ini bukanlah yang membunuh lebih banyak jiwa, tetapi siapa yang bisa hidup lebih lama." Fakta sejarah menunjukkan bahwa pada akhirnya Serbia pergi dan Bosnia berdiri merdeka.

Yakinlah kapanpun itu kita akan tetap menang pada akhirnya. Mana lebih lama umur negara atau agama? Imperium Romawi-Yunani sekarang mana? Tapi agama yang dulu pernah mereka kalahkan sampai hari ini masih tetap ada. Maka karena kita berjuang untuk agama ia akan selalu menang! Politisi menciptakan voters, tapi agama menciptakan Followers. Kuat mana voters dan followers?

(4) Mindset

Baik Nabi Yusuf, Musa, maupun Sulaiman, ketiganya punya mindset sebagai PEMENANG, bukan pengabdi. Coba perhatikan, Doa Nabi Sulaiman yang sangat dahsyat: Robbii hablii mulkan laa yanbaghii li ahadin min ba'dii. Sulaiman minta negara dan ia minta negara itu tidak diberikan kepada selainnya.

Kita doanya apa? kita doa minta istri, anak-anak sholeh, dan semua itu diberikan oleh Allah. Tapi pernahkah kita berdoa minta negara?

*Sulaiman bukan hanya minta negara, tapi negara/kekuasaan yang tak diberikan Allah kepada setelahnya*

Kalau kita tak pernah meminta (berdoa) minta negara akankah Allah berikan kita negara ini? Oleh karena itu mari kita tambah doa-doa kita dengan doa Sulaiman.

*Kalau kita minta negara maka Allah akan sertakan segala isinya, tapi kalau kita hanya minta suami, istri, anak sholeh belum tentu negara akan diberikan pada kita. Sulaiman karena doanya itu menurut riwayat istrinya 99, bahkan Daud istrinya 1000*

Berdoalah kepada Allah agar kita diberikan kekuasaan yang dengannya kita memperbaiki umat dan bangsa ini. Bahkan lebih daripada itu, kita akan tunjukkan peran kita di muka bumi ini.

Apakah Antum siap untuk mengubah mindset sebagai pemenang? Apakah Antum siap memenangkan dakwah ini? Yakinkah Antum dengan kemenangan yang akan Allah berikan? 
Taujih Ust. Anis Matta, Lc - Inspirasi Dari Kisah Nabi Musa, Yusuf dan Sulaiman
pada Halal bi halal Kader PKS Se-Tangsel. Ciputat, 2 September 2012
 Sumber: jalanpanjang.web.id

Presiden PKS Saksikan Semangat Kader Menangkan Pemilu 2014

Orasi Presiden PKS, HM. Anis Matta, Lc.
Denpasar (12/2) - Di tengah kemelut yang dihadapi, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta justru menyaksikan semangat kader PKS yang tidak surut untuk menghadapi kontestasi politik di tahun 2014, yaitu Pemilihan Umum. “Dari roadshow putaran pertama di 5 kota yang sudah saya jalani, pertanyaan kader bukanlah ‘Apa yang sedang terjadi?’, melainkan ‘Apa yang harus kami lakukan?’”, demikian dikatakan Anis Matta dalam jumpa pers sesaat sebelum memberikan orasi politik tentang 3 pemimpin Indonesia, Selasa (12/2) di Ruang Utama Grand Inna Bali Beach Hotel, Sanur, Bali.

Menurut Anis Matta, hal tersebut membuat dia dan jajaran pengurus DPP optimis bahwa PKS akan mampu menyelesaikan trauma kejadian ini dalam waktu singkat dan bergerak memenuhi target-targetnya. Ia juga mengingatkan kader bahwa kasus yang menimpa mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq belum mencapai tahap keputusan pengadilan. “Selain itu, perlu juga dicamkan oleh kita semua, tahun 2013 ini adalah tahun politik. Di tahun politik, apapun bisa terjadi, yang salah bisa benar, dan yang benar bisa menjadi bersalah,” ujar Anis dengan meminta hadirin untuk menafsirkan sendiri apa maksud pernyataannya tersebut.

Menjawab pertanyaan seorang wartawan tentang maksud pernyataannya dalam pidato pelantikan sebagai Presiden PKS, bahwa ada konspirasi besar terhadap PKS, Anis Matta menyampaikan bahwa hal tersebut harus dilihat dalam bingkai besar politik Indonesia. “Bahwa ada daya ancam yang besar terhadap demokrasi Indonesia dalam kehidupan berbangsa. Ini bukan hanya sekedar ancaman untuk PKS,” ujar pria yang baru saja melepas jabatan Wakil Ketua DPR ini.

Anis Matta berjanji akan menyampaikan orasi politik tentang daya ancam dalam demokrasi di Indonesia tersebut pada Hari Ulang Tahun Kemerdekan RI tanggal 17 Agustus 2013. “Saat ini saya fokus untuk memimpin perbaikan internal dengan melakukan pengecekan spiritual, fisik dan juga perilaku politik kader dan pengurus PKS,” ujarnya. Untuk pengecekan perilaku politik, ia berjanji akan memerhatikan pos-pos yang memungkinkan adanya penyimpangan perilaku politik dan melakukan pembenahan secepatnya.
 
Sumber: pks.or.id

11 Februari 2013

Merubah Mindset


Oleh: Anis Matta, Lc (Soekarno Muda)

Saya punya 1 halaqah yang terdiri dan anak-anak LIPIA, Mereka datangnya dari kampung, dari pesantren semuanya. Saya tahu mereka ini membawa background, di backmindnya itu ada psikologi orang kampung yang tidak pernah bermimpi menjadi orang kaya. Saya tanya kamu nanti setelah selesai dari LIPIA mau kemana? Mereka bilang Insya Allah kita mau pulang ke kampung mengajar di Ma’had, mengajar Bahasa Arab, Suatu hari saya ajak mereka, hari ini tidak ada liqa’, tapi saya tunggu kalian di Hotel Mulia. Saya ada di suatu tempat dan mereka tidak melihat saya. Saya suruh mereka berdiri saja di lobby. Mereka datang pakai ransel karena mahasiswa datang pakai ransel, diperiksa lama oleh security. Karena penampilannya sebagai orang miskin dicurigai membawa bom. Saya lihat dari atas. Itu masalah strata, kalau antum datang pakai jas dan dasi tidak ada yang periksa antum di situ, karena yang datang pakai ransel tampang kumuh. Kemudian mereka bertanya di mana antum ustadz, saya bilang antum tunggu saja di situ. Saya dekat dengan mereka tapi mereka tidak melihat, saya hanya memperhatikan apa yang mereka lakukan. Kira-kira 2 jam mereka saya suruh di situ, mondar-mandir di lobby. Minggu depan saya tanya apa yang antum lihat disana. Orang lalu lalang, jawab mereka.

Saya tanya, pertama, apakah ada satu orang yang lalu lalang yang antum lihat yang mukanya jelek, dia bilang tidak ada. Semuanya ganteng-ganteng semuanya cantik-cantik. Jadi ada korelasi antara wajah dan kekayaan, Makin kaya seseorang makin baik wajahnya. Kedua, ada tidak yang memakai pakaian yang tidak rapi kecuali antum. Dia bilang tidak ada, semuanya rapi. Jadi dengan latihan seperti ini pikirannya sedikit mulai terbuka. Karena ia membawa bibit dalam pikirannya untuk menjadi orang miskin. Sekarang alhamdulillah mereka bertiga sekarang ini sedang kuliah di Ul ambil S2 Ekonomi Islam.

Ikhwah sekalian jadi kita perbaiki insting kita. Pertama kali kita perbaiki tsaqafah kita. Jadi hadirkan buku-buku itu ke dalam rumah dan mulai dari sekarang anak-anak kita juga mulai diajari tentang uang. Ikutilah kursus-kursus tentang enterpreneurship supaya kita dapat memperbaiki dulu citra kita tentang uang.

Kedua, menyiapkan diri untuk menjadi kaya. Orang-orang kaya yang bijak itu mempunyai nasehat yang bagus, mereka mengatakan “sebelum Anda menjadi kaya latihanlah terlebih dahulu menjadi kaya”. Hiduplah dengan hidup gaya orang kaya. Orang kaya itu optimis. Bagi orang kaya biasanya tidak ada yang susah. Bagi mereka semuanya mungkin, karena itu mereka selalu optimis. Jadi yang harus dihilangkan dari kita itu adalah pesimis. Saya punya seorang teman sekarang menjadi kaya, dia datang ke Jakarta hanya sebagai pelatih karate dan tidak ada duitnya, tapi supaya tidak ketahuan oleh istrinya bahwa dia tidak punya pekerjaan, setiap habis sholat subuh dia pergi lari olahraga, setelah itu dia memakai pakaian rapi lalu keluar rumah. Dia juga tidak tahu mau kemana yang penting ke luar rumah. Istrinya tidak tahu kalau dia tidak punya pekerjaan. Nanti di jalan baru ditentukan siapa yang dia temui hari ini.

 Langkah pertama perbaiki dahulu sirkulasi darah kita, olahraga dulu, supaya wajah segar makan yang banyak. Banyaklah makan yang enak, daging. Sering-sering makan yang enak. Menurut Utsman bin Affan makanan paling enak itu adalah kambing muda. Setiap hari mereka makan kambing muda. Makan yang enak, olah raga yang bagus supaya wajah kita berseri. Syeikh Muhammad Al-Ghozali dalam kitab Jaddid Hayataka mengatakan kenapa orang-orang Barat itu pipinya merah, karena sirkulasi darahnya bagus, gizinya bagus. Sedangkan kita orang-orang timur kalau ketemu itu auranya pesimis, tidak ada harapan. Biasakanlah kalau orang ketemu kita ada harapan yang terlihat, makanya kalau pilih warna baju pilihlah yang cerah-cerah, Ibnu Taimiyah mengatakan ada hubungan antara madzhab dan batin kita, pakaian apa yang kita pakai itu mempengaruhi kondisi kejiwaan kita. Jangan pakai pakaian orang tua. Ada anak umur 25 tahun pakaiannya pakaian orang tua, bagaimana nanti kalau umurnya 50 tahun pakaiannya seperti apa. Tampillah sebagai anak muda. Cukur rambut yang bagus, cukur kumis yang rapi janggut dirapikan. Rapi, supaya kita kelihatan ada optimisms. Belajarlah sedikit latihan menatap supaya sorotan mata kita kuat, perlu sedikit latihan menatap. Misalnya di pagi hari atau sore hari menjelang matahari terbenam, antum tatap matahari dan tidak berkedip matanya. Kalau bisa antum bertahan 1 menit itu bagus, Latihan saja sendiri. Di dalam kamar ambil lilin, matikan lampu, antum tatap itu lilin dan matanya tidak berkedip dan tidak berair. Nanti kaiau sudah terbiasa pandangan matanya kuat. Jadi kalau olahraga teratur, sirkulasi udara bagus, pikiran jadi segar, tsaqafah kita bertambah mulai memakai pakaian yang cerah-cerah. Makanya Rasulullah itu senangnya memakai baju putih. Jangan pakai yang gelap-gelap atau warna yang tidak menunjukan semangat hidup. Jangan juga berpenampilan seperti orang tua. Sekadar untuk menunjukkan kita ini kelompok orang-orang shaleh kita pakai baju taqwa, itu pakaian orang Cina, pakailah baju yang segar agar dapat menunjukkan bahwa kita ada semangat. Walaupun Anda sudah berumur pun tetap pakai pakaian yang muda, jangan berpenampilan tua, Artinya kita harus merendahkan diri, sebab uban tanpa diundang dia akan datang. Tadi tidak perlu menua-nuakan diri dengan sekadar tampil kelihatan dewasa, tua, bijak. Tampillah sebagai anak muda yang gesit dan optimis.

 Ketiga, bergaullah dengan orang-orang kaya, perbanyak teman-teman antum dan kalangan tersebut. Ini tidak bertentangan dengan hadits yang mengatakan dalam bab rezeki lihatlah kepada yang dibawah dan jangan lihat kepada yang di atas. Antum tidak sedang tamak ke hartanya, tetapi antum sedang belajar kepada mereka. Dahulu saya suka ceramah di kalangan orang-orang kaya. Waktu saya ceramah di rumahnya Abu Rizal Bakrie yang saat itu sedang berduit-duitnya, saya duduk dalam 1 karpet, ketika krismon pada waktu itu, sekretarisnya bilang pada waktu itu, tahu tidak berapa harga karpet ini. Saya bilang tidak tahu, saya pikir sejadah biasa. Dia bilang karpet ini harganya 100 ribu dollar. Karpet kecil harganya 1,6 M. Waktu saya selesai ceramah dikasih amplop, amplopnya tipis. Saya bilang sama sekretarisnya. Ini amplop kembalikan kepada dia. Bilang sama beliau saya cuma ingin berkawan dengan dia. Dia belajar agama sama saya, saya belajar dunia sama dia. Kalau saya terima ini, nanti saya dianggap ustadz dan dia tidak dengar kata-kata saya. Saya mau bersahabat dengan dia. Jangan kasih saya amplop lain kali. Supaya kita bergaul. Setiap kali saya datang ke kelompok yang pengusaha kaya itu saya selalu menolak, saya tidak terima ini saya ingin bergaul dengan bapak, saya ingin jadi teman.

Alhamdulillah dari situ saya banyak teman dari kelompok orang-orang kaya, dan kalau datang kita belajar, saya bertanya sama mereka kenapa begini, bagaimana caranya, bertanya kita belajar. Memang di jurusan saya dia belajar dari saya kalau ada yang perlu didoakan panggil saya, bisa. Tapi kan saya tidak punya ilmu bikin duit sebelumnya, saya perlu belajar dari orang yang ahli. Jadi dalam bab itu saya murid, dalam bab saya dia murid. Jangan karena kita sering ceramah, terus semua orang kita anggap murid dalam segala aspek.

Saya bergaul dengan orang-orang kaya dan saya belajar dengan mereka. Saya belajar bagaimana caranya bikin duit, bagaimana caranya bikin perusahaan sama-sama dan saya tidak malu. Bergaul dengan mereka itu dari sekarang. Jangan tamak pada hartanya tetapi ambil ilmunya. Jangan minder bergaul dengan orang kaya seperti itu. Awal lahirnya reformasi, setelah kalah dalam pemilu 1999, kita Poros Tengah kumpul di rumahnya Fuad Bawazir. Semua orang diam, ada Amin Rais, Yusril, semuanya diam karena main. Karenanya kita semuanya kalah, tadinya sombong semua. Pak Amin Rais mengatakan sebelum pemilu, “Nanti Golkar kita lipat-lipat, kita tekuk-tekuk, kita kuburkan di masa lalu.” Tidak tahunya Golkar masih di nomor 2. Partainya Pak Amin rendah perolehan suaranya. Suara umat Islam rendah, Jadi berkumpulah orang-orang kalah ini selama 2 hari. Waktu itu Pak Amin sedang dikejar-kejar terus oleh Dubes Amerika untuk membuat pernyataan bahwa pemenang pemilu legislatif yang paling layak jadi Presiden, tapi Pak Amin menghindar. Jadi saya datang ke rumah Pak Fuad Bawazier, saya bilang Pak Fuad, saya ini bukang orang politik, saya ini ustadz. Yang saya pelajari dalam syariat kita ini kalau kita sedang kalah seperti ini jalan keluarnya adalah i’tikaf. Kita belajar banyak istighfar, tilawah dan seterusnya. Jauhi dulu wartawan, mungkin dosa-dosa kita banyak sehingga kita kalah. Dia bilang bener juga ya. Cuma kalau kita i’tikaf di Indonesia tetap saja diketahui wartawan. Kalau begitu kita umrah, Antum ikut ya dari PKS umrah. 4 orang dari PAN, dari PKS sekitar 3 orang, 4 orang ini naik bisnis first class, sedang kita dikasih ekonomi. Yang beli tiket dia soalnya. Mau diprotes bagaimana. Kita cuma dihargai begini, terima apa adanya dahulu. Tapi waktu itu kita dengan lugu datang menghadap Pak Fuad. Saya bilang Pak Fuad berapa harga tiket First Class. Dia bilang pokoknya 2 kali lipat dari harga ekonomi. Jadi kalau tiket ekonomi pada waktu itu 1000 dollar harga first class itu sekitar 2000 dollar. Kenapa kita tidak sama-sama di kelas ekonomi saja, dan selisihnya kita infaqkan untuk orang miskin. Ini kan masyarakat kita lagi susah. Dia ketawa dia bilang ya akhi, nanti ini ana infaq lagi insya Allah untuk orang faqir, tapi ana tolong dong di first class tidak mungkin ana turun di kelas bawah.

Kita tidak tahu apa nilai yang berkembang pada orang kaya, kenyamanan itu adalah nilai pada mereka. Mereka menghemat energi, tenaga. Dan, angka besar pada kita itu angka kecil bagi mereka. Uang 1 milyar 2 milyar itu uang jajan. Kalau kita, belum tentu punya tabungan sampai mati sejumlah itu. Itu masalah cita rasa. Cita rasa pada orang kaya itu berbeda. Ini yang kita pelajari, yang dianggap besar oleh mereka itu adalah ini. Dengan begitu kita menjiplak sedikit emosinya. Karena dalam pergaulan itu, kalau kita bergaul dengan seseorang itu, kalau bukan api dia parfum, Kalau dia parfum dia menyebarkan wangi, kalau dia api menyebarkan panas, Orang jahat itu api, kalau anturn dekat-dekat akan menyebarkan panas. Orang baik itu parfum, kalau antum dekat-dekat setidak-tidaknya bau badan kita tertutupi oleh parfum tersebut. Jadi ikut-ikut karena kita ingin perbaiki selera. Jadi antum kalau punya waktu-waktu kosong jalang-jalanlah ke mall, lihat-lihat orang kaya tidak usah belanja, liha-lihat saja dulu, memperbaiki selera. Datang ke showroom mobil, datang ke pameran mobil, lihat-lihat pegang-pegang. Rajinlah berdo’a. Bergaullah dengan orang kaya.

Selain itu, rajinlah berinfaq walaupun kita miskin. Gunanya apa? Supaya antum tetap mengganggap uang itu kecil dan supaya tidak ada angka besar dalam fikiran kita. Misalnya kita punya tabungan 10 juta, infaqkan. Supaya antum meneguhkan, mesti ada yang lebih besar dari ini. Jadi angka itu terus bertambah di kepala kita, walaupun dalam kenyataannya belum. Tetapi dengan berinfaq seperti itu, kita memperbaiki cita rasa kita tentang angka. Bukan sekadar dapat pahala tetapi efek tarbawinya bagi kita akan bertambah terus. Kita belum pernah merasakan bagaimana menginfaqkan mobil, sekali waktu kita berusaha untuk menginfaqkan mobil. Begitu antum punya uang sedikit terus berinfaq, terus seperti itu kita latih sambil menjaga jarak. Kita membuat sirkulasi jadi bagus.

 Kelima adalah mulailah melakukan bisnis real. Terjun ke dalam bisnis secara langsung. Karena Rasulullah SAW mengatakan 9 per 10 rezeki itu ada dalam perdagangan. Saya juga ingin menasehati ikhwah-ikhwah yang sudah jadi anggota DPR dan DPRD, jangan mengandalkan mata pencaharian dari gaji DPR dan DPRD. Itu bahaya. Sebab belum tentu kader-kader di Riau ini nanti masih menginginkan Pak Khairul untuk periode selanjutnya. Belum tentu juga jama’ah menunjuk kita lagi sebagai anggota dewan, padahal gaya hidup sudah berubah. Anak-anak kita kalau kenalan dengan orang, bapak saya anggota dewan padahal itu hanya sirkulasi. Jadi setiap kali kita mendapatkan pendapatan dari gaji karena pekerjaan seperti ini, kita-harus hati-hati itu bahaya. Jadi pendapatan paling bagus itu tetap dari bisnis. Oleh karena itu, mulai sekarang itu belajarlah terjun ke dunia bisnis.

 Jatuh bangun waktu bisnis tidak ada masalah, terus saja belajar. Tidak ada juga orang langsung jadi kaya. Yang antum perlu terus berbisnis. Begitu juga dengan para ustadz, teruslah bisnis. Begitu juga dengan seluruh pengurus DPW-DPD dan seterusnya. Teruslah berbisnis. Lakukan bisnis sendiri. Sesibuk-sibuknya kita, kita perlu mempunyai bisnis sendiri sekecil-kecilnya. Tidak boleh tidak. Itulah sumber rezeki yang sebenarnya. Kalau antum mau kaya sumbernya adalah dagang. Rezeki itu datangnya dari 20 pintu, 19 pintu datangnya dari pedagang dan hanya 1 pintu untuk yang bekerja dengan keterampilan tangannya, yaitu para professional. Misalnya akuntan itu kan professional, pekerja pintar, tapi kalau sumber rezekinya satu makanya uangnya terbatas. DPR juga begitu sumbernya satu, yakni gaji bulanan, itu hanya 5 tahun. Itu pun kalau tidak di PAW sebelumnya. Jadi kalau saya ketemu dengan ikhwah dari dewan, hari-hati jangan sampai mengandalkan mata pencaharian dari situ. Selain itu potongan dari DPP, DPW, DPD juga besar. Untuk ma’isyah sendiri kita harus cari di sumber lain.

Waktu kita terjun ke bisnis, kita pasti gagal. Gagal pertama, gagal kedua, gagal ketiga, gagal keempat tapi teruslah jangan pernah putus asa. Saya punya partner bisnis. Dia mulai bisnis umur 16 tahun, semua jenis pekerjaan sudah dia lakukan. Pada suatu waktu dia mempunyai 38 perusahaan tapi dari 38 perusahaan ini hanya 6 yang menghasilkan uang, Kita lihat berapa ruginya. Jadi seringkali kita salah pandang terhadap orang kaya. Kita pikir tangannya tangan dingin semua yang disentuh jadi uang. Ternyata tidak juga.

Jadi hal-hal seperti itu harus kita hadapi secara wajar jangan shock kalau rugi. Jangan berfikir dengan berdagang antum akan cepat jadi kaya, yang menentukan antum cepat berhasil dalam dagang itu adalah secepat apa antum belajar. Cara belajar itu ada dua: baca buku atau sekolah atau bergaul dengan orang-orang sukses, nanti kalau sudah baca buku sudah bergaul dengan orang sukses, masih gagal juga. Teruslah berdagang, teruslah-bergaul, teruslah seperti itu karena setiap orang tidak tahu kapan saatnya dia ketemu dengan momentum lompatannya.