31 Oktober 2016

Bentuk Keluarga Bahagia, PKS Boyolali Bekali Kadernya dengan Kemampuan Mendidik Anak


Boyolali (30/10) - Bidang Kaderisasi Dewan Pengurus Daerah Partai Keadilan Sejahtera (DPD PKS) Kabupaten Boyolali menyelenggarakan Seminar Dakwah dan Pelatihan Mendidik Anak Bagi Orang Tua bertempat di Aula Lt 2 Markaz DPD PKS Boyolali, Ahad (30/10). Sedikitnya 150 peserta yang merupakan pasangan suami istri kader memenuhi ruang aula dengan antusias mengikuti acara sampai selesai.
Ketua DPD PKS Kabupaten Boyolali Nur Achmad dalam sambutannya menyampaikan bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk memberi bekal kepada pasangan kader PKS dalam mendidik anak-anaknya secara islami berdasarkan Al Qur'an dan Hadits. "Fenomena saat ini banyak kader yang dengan banyaknya aktivitas menyebabkan keluarga dan anak-anaknya kurang terbina. Kami berharap dengan kegiatan ini memberi pencerahan bagi kader dalam mendidik keluarga terutama anak-anaknya." Jelasnya.
Dia menjelaskan, PKS melalui Bidang Kaderisasi terus berupaya memperbaiki kualitas keluarga kader. "Salah satu fungsi keluarga adalah sebagai fungsi taurits atau pewaris peradaban. Maka keluarga sebagai institusi terkecil mempunyai peran yang sangat penting dalam menyokong perkembangan dakwah. Oleh karena itu, salah satu fokus kami adalah tentang ketahanan keluarga terutama dalam pendidikan anak." Pungkas Nur Achmad.
Kegiatan seminar menghadirkan pembicara yang juga pakar seputar permasalahan keluarga sebagai nara sumber yaitu Ustadz Trisno. Dalam paparannya, paling tidak ada 7 tips dalam mendidik anak, yaitu:

  1. Niat yang benar dan lurus dalam mendidik akan
  2. Memunculkan harapan dan tujuan dalam mendidik anak
  3. Bangun kebiasaan baik
  4. Berikan keteladanan bagi anak
  5. Berdoa kepada Allah dengan doa yang rinci
  6. Berkomunikasi dan konsultasi dengan ahlinya
  7. Lakukan evaluasi secara kontinu
Salah satu peserta, Johan Fahyudi menilai bahwa acara ini sangat bermanfaat bagi dirinya. "Saya mendapat pencerahan yang sangat berharga dalam mendidik anak. Kebetulan anak kami masih kecil jadi kami berharap segera dapat merealisasikan tips-tips yang kami dapatkan tadi." Tuturnya dengan perasaan gembira. (HSM)

26 Oktober 2016

Rasio Dokter di Jateng Rendah , Pelayanan tak Optimal




SEMARANG – Kalangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah menilai rasio dokter di Jawa Tengah masih rendah, sehingga hal ini dikhawatirkan berdampak terhadap kurang optimalnya pelayanan kesehatan di Jateng.

Anggota Komisi E DPRD Jateng, Rusman menyebut ada arahan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dimana 1 dokter untuk 100.000 penduduk Jawa Tengah.

“Dengan arahan Menkes RI tersebut, yang disoroti salah satunya yaitu tenaga kesehatan medis terkhusus ketersediaan dokter, baik dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis. Dalam rangka memperingati Hari Dokter Nasional pada 24 Oktober 2016, perlu kiranya dievaluasi kembali kondisi profesi dokter di Jateng,”paparnya, Senin (24/10/2016).

Dari data Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi (RPJMDP) 2013-2015 Jateng, disebutkan bahwa realisasi rasio Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMNK) Medis Jateng untuk kategori dokter umum pada 2015 hanya 12,5, sementara dokter spesialis hanya 8,08 dan dokter gigi hanya 3,18. Padahal rasio dokter se-Indonesia pada tahun 2015 ini adalah 42,9.

“Dengan adanya data tersebut, maka ketercapaian tenaga medis Jateng masih jauh dari target yang ditentukan oleh standar target rasio kebutuhan SDMK pada Kepmenko Bidang Kesra nomor 54 Tahun 2013,”tukasnya.

Sehingga,kata legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, dengan kesenjangan yang besar dari rasio tenaga kesehatan medis tersebut cukup memprihatinkan.

Menurut Rusman, jika satu dokter menangani lebih dari target rasio maka artinya pelayanan kuratif kesehatan belum maksimal yang akan berpengaruh pada ketercapaian target indikator derajat kesehatan pun tidak bisa maksimal, atau bahasa sederhanannya adalah pelayanan kesehatan yang tidak optimal.


“Imbasnya akan menyebabkan angka kesakitan susah diturunkan. Dari data rasio tenaga medis artinya arahan Menkes untuk menjamin jumlah dokter belum bisa terpenuhi dengan baik oleh Jateng,”tegasnya..

Jika rasio tenaga medis belum bisa terpenuhi, Rusman menyarankan ada perhatian dari sisi distribusi tenaga medis.

“Jangan sampai persebaran dokter di Jateng terkumpul di salah satu daerah, namun sedikit di daerah yang lain terutama di wilayah pedesaan yang identik dengan rendahnya jaminan kesejahteraan profesi dokter sendiri,”katanya.

Selain itu, imbuh Rusman, pemerintah harus bisa menjaga standar profesi dan kompetensi dokter yang praktik di fasilitas kesehatan di wilayah Jateng. “Selain meningkatkan jumlah dokter, juga tetap menjaga mutu dokter berlandaskan standar kompetensi yang sudah ditentukan,”pungkasnya.

( Ped/Yuniva )

Menjadi Istri, Ibu Hingga Anggota Parlemen Ala Ledia

Ledia Hanifah Amaliah

Sore itu, Rabu (19/10/2016) dengan langkah yang terburu-buru, sosok perempuan berusia 47 tahun masuk ke dalam ruangan dan langsung menyapa tamunya. Sesekali ia membuka pembicaraan dengan obrolan ringan “Baik, jadi akan menanyakan mengenai BPPN (Bidang Pekerja Petani dan Nelayan) kan? Saya atur dulu ya, tring”, begitu ucapnya sambil menjentikan jari di atas kepalanya. Ruangan bernuansa biru tua dan biru muda di Gedung Nusantara 1 lantai 4 Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta itu pun semakin hangat, ketika perempuan yang akrab dipanggil Ledia itu melempar beberapa candaan dan tawa.
Kiprah Ledia di dunia politik sudah tidak diragukan lagi. Sejak tahun 1998 ia sudah tergabung bersama Partai Keadilan. Ketika ditanya ‘apa yang membuat dirinya memutuskan untuk berkhidmat dalam jalur politik?’ dengan wajah yang tersipu ia menjawab “Apa ya, haha. Mungkin karena dari dulu saya sudah memiliki kecondongan pada dunia sosial dan politik. Sejak SMP saya sudah ikut kegiatan sosial, ikut pramuka.”
Selain dikenal sebagai Anggota DPR RI dan Ketua DPP PKS, sosok Ledia juga dikenal sebagai “Ibu” bagi para kader perempuan PKS di daerah. “Saya mendorong kader perempuan daerah untuk menjadi inspirator bagi perempuan lainnya.” Niat tulus Ledia untuk memajukan para kader perempuan di daerah tidak hanya menjadi omong kosong belaka, ia selalu menyempatkan diri ketika reses atau berkunjung ke daerah untuk bertemu dengan para kader perempuan daerah.
Dalam pertemuan tersebut, Ledia mendorong para kader perempuan untuk lebih berkembang, baik dalam hal pengetahuan maupun keahlian. Selain bertatap langsung, Ledia juga menjaga hubungan dan komunikasi dengan para kader melalui media virtual. “Karena keberadaan saya disini itu tidak untuk selamanya. Mengingat usia saya juga yang sudah tua,” ucap perempuan yang memiliki nama lengkap Ledia Hanifah Amaliah itu.
Semua orang tau, Ledia adalah orang yang memiliki segudang kesibukan. Namun, kesibukan-kesibukannya itu tidak lantas membuat ia menjadi lupa akan tanggung jawabnya sebagai seorang ibu dan istri. Dua foto keluarga yang terpajang di dekat meja kerjanya itu cukup menegaskan bahwa keluarga tetap menjadi prioritas bagi Ledia. “Saya mengakui, bahwa peran saya disini tidak lepas dari peran keluarga saya. Karena keluarga menjadi supporting system saya,” ucap perempuan yang saat itu mengenakan kerudung biru tua.
Ibu dari empat orang anak ini juga tidak melupakan kewajibannya sebagai seorang anak, dia tetap memperhatikan dan merawat kedua orang tuanya. “Ya, seminimal sehari kita menyempatkan buat melihat orang tua kita, gimana keadaannya, baik atau engga. Pun orang tua saya juga, ini anaknya masih hidup atau engga,” candanya sambil diselingi senyum hangat.
Kiprahnya di parlemen juga sangat totalitas. Anggota Komisi VIII DPR RI ini menerima aspirasi dari semua kalangan masyarakat. Pernah suatu kali dalam Hari Aspirasi yang diselenggarakan tiap Hari Selasa, Fraksi PKS DPR RI menerima aspirasi dari warga Kabupaten Manggarai Timur Nusa Tenggara Timur (NTT) yang terdiri dari Kepala Dinas Olahraga, Dinas Pendidikan, beberapa anggota fraksi di DPRD Kabupaten, dan Tokoh Pendeta.
Ledia Hanifa menjadi salah satu anggota FPKS DPR RI yang menemui perwakilan masyarakat tersebut. Dalam aspirasinya, Romo Simon menginginkan agar Fraksi PKS DPR RI membantu memperjuangkan anggaran dana untuk membangun gereja di Manggarai Timur NTT sebesar Rp 3 miliar dalam Tahun Anggaran 2016 yang akan berakhir di tahun ini.
“Dalam kesempatan ini, kami ingin menyampaikan proposal pengajuan pembangunan gereja. Besarnya sekitar 3 milyar. Semoga harapannya bisa diwujudkan di Tahun Anggaran 2016 ini,” jelas Romo Simon kepada Fraksi PKS.
Menanggapi itu, Ledia menjelaskan bahwa anggaran pembangunan rumah ibadah selama ini hanya sekitar 250 juta dan harus dipastikan bahwa tanah pembangunan gereja sudah bersertifikat.
“Kita sedang mencoba ke Dirjen Bimas Kemenag karena biasanya anggaran untuk rumah ibadah hanya 250 juta. Tidak sampai Milyar. Ini yang akan kami upayakan, apakah nanti proposalnya dipecah, atau pembangunan multiyears atau bagaimana. Tapi, kita akan perjuangkan di Tahun Anggaran 2017,” jelas Ledia dalam menanggapi Romo Simon.
Tak terasa, obrolan sudah berlangsung hampir dua jam. Gurat keibuan yang dibalut dengan sikap tegas dari wajah seorang Ledia tergambar kuat. Ledia sendiri mengaku sebagai perempuan yang galak. Namun, kesan galaknya sore itu tersamarkan oleh sifat hangat dan keibuannya yang amat kental. Hal ini tampak dari caranya menyambut dan memeluk tamunya. Termasuk saat kami mohon undur diri. (put)

10 Oktober 2016

Asyiknya Family Gathering DPC PKS Simo


Boyolali (10/10) - DPC PKS Kecamatan Simo menggelar family gathering, Ahad 09 Oktober 2016 bertempat di Taman Bonbin Jurug Solo. Acara yang diikuti oleh keluarga besar DPC PKS Simo (pengurus dan kader) ini berlangsung dengan meriah dan penuh dengan suasana kekeluargaan. Peserta yang kebanyakan membawa serta keluarganya tampak asyik menikmati suasana Bonbin, terutama yang membawa anaknya yang masih kecil. Anak-anak tampak antusias dan gembira menyusuri areal taman melihat binatang-binatang unik yang tidak dapat dilihat dirumah. Bahkan ada seorang anak yang tidak mau turun karena keasyikan naik onta.

Ketua DPC PKS Simo, Aris Gunawan dalam sambutannya menyampaikan bahwa acara ini bertujuan untuk meningkatkan soliditas dan ukhuwah sesama pengurus dan kader.

"Tahun pertama kepengurusan ini kami fokus pada konsolidasi struktural, diantaranya dengan meningkatkan soliditas dan ukhuwah sesama pengurus dan kader." Tuturnya

Lebih lanjut, dengan adanya acara ini Aris berharap dapat menjadi sarana saling menguatkan semangat sesama kader sehingga semakin bersemangat lagi untuk berdakwah di masyarakat.

Di sela-sela acara dilakukan serah terima jabatan Pengurus DPC lama ke Pengurus DPC baru periode 2016-2019. Setelah serah terima jabatan selanjutnya perkenalan pengurus baru sekaligus sosialisasi program kerja DPC baru. (HSM)