27 Maret 2015

PKS Siap Gelar Pemilihan Raya Majelis Syuro 2015-2020


Jakarta (26/3) – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan menyelenggarakan Pemilihan Raya (Pemira) Anggota Majelis Syuro (MS) Masa Khidmah 1436-1441 H (2015-2020 M) serentak di 34 provinsi dan kabupaten/kota seluruh Indonesia, Ahad (29/3) mendatang. Hal ini disampaikan oleh Ketua Badan Pelaksana Pemilu Raya (BPPR) TB Soemandjaya Rukmandis, di Jakarta (26/3).
Soenmandjaya menjelaskan, sebagai lembaga tertinggi dalam struktur kepengurusan PKS, menjadi Bakal Calon (Balon) MS harus memenuhi syarat-syarat tertentu dalam keanggotaannya.
“Balon Anggota MS harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan dalam AD-ART partai. Diantaranya sudah menjadi Anggota Ahli tidak kurang dari 7 tahun, berusia paling sedikit 30 tahun, berpengalaman sebagai pengurus paling rendah pada struktur partai tingkat provinsi, amanah, disiplin, juga profesional, serta berwawasan keagamaan, kebangsaan, dan kenegaraan,” papar pria yang akrab disapa Kang Soenman ini.
Meskipun memiliki syarat-syarat tertentu, lanjut Kang Soenman, keanggotaan MS PKS tidak sesulit yang diperkirakan masyarakat. PKS sudah mengatur dengan jelas proses dan tahapan yang harus dilalui anggota dan terbuka bagi siapa saja yang ingin mengetahuinya.
“Tidak sulit seperti yang dibayangkan. Dalam hal ini anggota terbina atau angkatan muda memang belum dilibatkan. Namun, sudah ketentuan partai apabila Balon MS sudah menjadi Anggota Ahli selama 7 tahun, berarti dalam Pemira 2015 ini sudah sejak 28 Februari 2008. Di AD-ART partai yang terpublikasikan pun sudah dicantumkan bagaimana proses naik tingkat keanggotaan melalui pendidikan dan pembinaan,” lanjut Kang Soenman.
Kang Soenman menambahkan, anggota MS terpilih akan mengemban amanah yang tidak ringan. Selain berwenang mengubah dan menetapkan AD-ART, anggota MS juga berwenang menetapkan falsafah dasar dan platform pembangunan partai.
"Anggota MS juga wajib memegang teguh sumpah setia untuk mengabdi kepada agama dan bangsa," tambah Ketua Fraksi PKS MPR RI ini.
Terkait keterwakilan perempuan dalam Pemira MS PKS, legislator dari daerah pemilihan (Dapil) Jawa Barat V ini menegaskan, bahwa panitia tidak membatasi siapapun Anggota Ahli untuk berpartisipasi. Pemenuhan 30 persen anggota perempuan, menurutnya, tergantung pada pemilih dalam Pemira mendatang.
“Partisipasi perempuan dalam Pemira MS sangat terbuka, meski tetap tergantung persebaran suara dan para pemilih. Andai dari hasil Pemira belum terpenuhi 30 persen, maka masih terbuka kemungkinan penambahan anggota dari hasil musyawarah Majelis Syuro,” ujarnya.
Lebih lanjut Kang Soenman mengatakan pemilihan anggota MS dalam PKS dapat dibilang berbeda dengan partai politik lainnya. Kondisi ini pula yang menjadikan isu perpecahan dalam suksesi kepemimpinan PKS jarang terdengar. Menurutnya, Pemira PKS dilangsungkan secara terbuka, objektif, dan mendahulukan musyawarah mufakat.
“Di PKS, amanah ini sebagai bentuk ibadah, mengabdi kepada agama dan bangsa untuk meraih ridha Allah SWT. Sehingga tidak dipenuhi dengan ambisi perseorangan. Selain itu, penyelenggaraan Pemira ini pun kami publikasikan ke masyarakat. Sifatnya terbuka, semua orang tahu karena diekspos di media. Meskipun berpartisipasi dalam Pemira merupakan hak anggota, namun muatannya wajib memilih dan tidak boleh abstain,” jelasnya.
Seluruh kader PKS, masih kata Kang Soenman, diharapkan ikut menjaga ketertiban serta menyukseskan penyelenggaraan Pemira MS, yang hasilnya akan diumumkan pada 24 April 2015. Soemandjaya juga mengingatkan, dalam Pemira tidak boleh ada kampanye dalam bentuk apapun. Kader hanya boleh menyebarkan ke khalayak luas bahwa PKS menyelenggarakan Pemira Anggota Majelis Syura periode 2015-2020.
"Kami mohon doa restu seluruh elemen bangsa agar pelaksanaan Pemira dapat berjalan lancar dan menghasilkan kepemimpinan yang amanah dan selalu siap membawa kebaikan bagi Indonesia,” pungkasnya.
Perlu diketahui, BPPR merupakan sebuah badan yang dibentuk oleh Anggota MS PKS untuk mengadakan penyaringan anggota baru melalui Pemira yang diselenggarakan serentak oleh pengurus PKS se-Indonesia, pada Ahad 29 Maret 2015 mendatang.
Keterangan Foto:
Ketua Fraksi PKS MPR RI Soenmandjaya Rukmandis saat menjadi pembicara di acara Seminar Nasional Sosialisasi Pancasila, UUD 45, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika di DPW PKS Lampung, Ahad (14/12/2014).

21 Maret 2015

Nama "Muhammad" Tidak Lolos Autogate Bandara, Nasir Djamil: Ini di Luar Akal Sehat


Jakarta (20/3) - Anggota Komisi III DPR RI Nasir Djamil menyayangkan adanya diskriminasi pada layanan autogate Bandara Soekarno-Hatta. Namun, menurutnya, perlu dicermati apa sebenarnya yang melatarbelakangi terjadinya diskriminasi ini.
"Perlu dicermati terlebih dahulu, ada apa? Ini di luar akal sehat," kata Nasir, Jumat (20/3).
Dia juga mengaku, dirinya pernah ditahan sebentar oleh pihak keimigrasian lantaran namanya juga menggunakan kata Muhammad.
"Saya juga dulu pernah di bandara ditahan sebentar, karena nama saya juga ada Muhammad-nya, saat itu saya menggunakan paspor biasa dan tidak memberitahu kalau saya anggota dewan, tetapi setelah diklarifikasi saya bebas," tutur Nasir.
Komisi III DPR RI, lanjut Nasir, akan mencoba mengonfirmasi pihak Keimigrasian. Dia mengkhawatirkan hal ini merupakan pesanan asing.
"Komisi III akan coba konfirmasi ke Imigrasi Indonesia, ada apa sebenarnya. Jangan-jangan ini pesanan asing. Sehingga seolah-olah umat Islam dicurigai berhubungan dengan aktivitas terorisme, dan ini akan memunculkan sentimen anti-Islam," pungkasnya.
Sementara itu, Anggota Komisi III DPR RI, Aboebakar Alhabsyi menyatakan sebelumnya, bahwa diskriminasi ini akan melukai masyarakat Indonesia khususnya umat Islam. Pasalnya nama Muhammad banyak digunakan masyarakat Indonesia.
"Ini akan melukai masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam, karena mayoritas masyarakat Indonesia bangga dengan menggunakan nama itu," ujar legislator asal Kalimantan Selatan ini.
Sumber: Humas Fraksi PKS DPR RI

Optimalkan Jaringan Dan Komunikasi Media, PKS Se-Eks Karesidenan Solo Gelar Konsolidasi Kehumasan


Solo - Guna mengoptimalkan jaringan dan komunikasi kemediaan serta kehumasan, Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Se-Eks Karesidenan Solo menggelar Rapat konsolidasi Bidang Humas se Solo Raya. Acara tersebut dihadiri oleh struktur bidang Humas dari seluruh Dewan Pengurus Daerah (DPD) PKS se eks Karesidenan Surakarta yang digelar di Hotel Syariah Arini, Kamis (19/3).
"Acara ini bertujuan untuk mengoptimalkan jaringan dan komunikasi kemediaan serta kehumasan PKS se Solo Raya. Dan yang wajib kita syukuri, pemateri dalam kegiatan ini adalah pengurus humas Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKS. Jadi mari kita serap ilmu sebanyak-banyaknya," ujar sekretaris Bidang Humas DPD PKS Solo, Eghar Prasetya.
Kepala Divisi Media Center DPP PKS, Hartono, dalam materinya menjelaskan mengenai pentingnya peran humas dalam setiap kegiatan struktural. Dia mengatakan humas harus dapat membina hubungan baik dg media massa serta memfasilitasi media dalam melaksanakan tugas jurnalistik, seperti wawancara, konferesi pers dan pers briefing.
"Media Center tidak hanya melayani wartawan tapi juga memudahkan masyarakat dan pihak lain yg butuh informasi tentang PKS," ujarnya.
Hartono menambahkan, humas juga harus mampu melayani segala kebutuhan media massa akan informasi, serta aktif menyebarkan informasi dg cepat, tepat, dan akurat kepada pers.
"Media Center harus tahu deadline wartawan bikin berita. Media online bisa fleksibel kapan saja. Namun media cetak, setiap halaman punya deadline waktunya masing-masing," tambahnya. 
Selain membahas peran penting humas dalam kegiatan struktural, dalam acara tersebut juga dibahas tentang pentingnya sosial media. (AR)

18 Maret 2015

Hidayat Nur Wahid: Harus Diperhatikan Komunikasi Kenegarawanan yang Baik


JAKARTA (16/3) - Rakyat Indonesia saat ini sedang dipertontonkan fenomena negatif soal berbagai kisruh dan konflik yang terjadi antar dalam tubuh partai politik seperti kasus di Partai Amanat Nasional ( PAN) dan Partai Golkar serta konflik antar lembaga seperti Gubernur versus DPRD, KPK versus Polri.

Berbagai konflik dan perseteruan tersebut membuahkan pertanyaan besar bagi rakyat, apa yang terjadi di bangsa ini, apakah komunikasi antara elemen bangsa sedemikian buruknya.  

Soal komunikasi politik kebangsaan inilah yang dibahas serius dalam acara diskusi ‘Dialog Pilar Negara’ bertema ‘Membangun Komunikasi Politik Kebangsaan’ dengan narasumber Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid dan Ketua Dewan Pers Bagir Manan di Ruang Presentasi Perpustakaan Sekretariat Jenderal MPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (16/3).

Berbicara soal komunikasi kenegarawanan, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengatakan bahwa kenegarawanan itu adalah sikap hidup yang konstitusional, yang rambu-rambunya sudah amat jelas ada di dalam Empat Pilar MPR RI ( Pancasila sebagai ideologi negara, UUD NRI Tahun 1945 sebagai konstitusi negara dan Ketetapan MPR, NKRI sebagai bentuk negara dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara ).

Itulah sebenarnya rujukan bangsa Indonesia untuk menunjukkan sikap kenegarawanan, baik dalam berkomunikasi, berpolitik dan dalam kegiatan apapun juga. Sebab, sesungguhnya nilai-nilai yang ada di Empat Pilar memberikan kekuatan yang sangat kokoh dan kuat dalam menghadirkan sikap berkenegarawanan dalam penyelenggaraan negara.

Apalagi secara khusus dalam produk MPR, ada dan masih berlaku TAP MPR No.6 tahun 2001 tentang etika kehidupan berbangsa dan bernegara. 

"Hal tersebut sangat penting, saya harap semua terutama birokrasi lembaga, siapapun juga harus memperhatikan  komunikasi berkenegarawanan yang baik," ujarnya.

Ketua Dewan Pers Bagir Manan secara tegas mengatakan bahwa komunikasi yang berkenegarawanan sangat penting dan harus direalisasikan, terutama oleh penyelenggara negara. Empat Pilar MPR RI, menurutnya, sangat penting dalam konteks melatih dan mewujudkan sikap kenegarawanan.

"Tujuan bernegara ini tidak lain adalah mewujudkan kesejahteraan bersama, sebesarnya untuk kemakmuran rakyat dan mewujudkan keadilan sosial.  Saya pikir, sudah seharusnya kita memusatkan pikiran kita, seluruh kebijakan, seluruh norma kita, untuk  mendekatkan kita ke dalam tujuan bersama tersebut. Awalnya harus dengan komunikasi yang baik dan berkenegarawanan itu," tandas Bagir.
Keterangan Foto:
Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (kiri) dan Ketua Dewan Pers Bagir Manan di Ruang Presentasi Perpustakaan Sekretariat Jenderal MPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (16/3).
Sumber: rmol.com

Inilah Amalan-amalan Pembuka Pintu Di Syurga


SYURGA menjadi tujuan semua manusia tanpa terkecuali. Tidak ada satu pun manusia di dunia ini menginginkan masuk ke dalam neraka, sebab keadaan neraka yang amat seram siksanya. Manusia akan dihisab terlebih dahulu sebelum melanjutkan langkahnya kepada pintu yang dituju.
Dengan hisaban, manusia akan terukur amalan yang sudah dilakukannya selama di dunia. Di antara pastilah berdea-beda timbangannya sesuai kadar amalannya. Mereka yang banyak amalan yang baik maka akan masuk ke dalam syurganya Allah.
Rasulullah SAW bersabda maksudnya : “Barangsiapa yang berinfak dengan sepasang hartanya di jalan Allah maka ia akan dipanggil dari pintu-pintu syurga, ‘Hai hamba Allah, inilah kebaikan.’Maka orang yang termasuk golongan ahli solat maka ia akan dipanggil dari pintu solat. Orang yang termasuk golongan ahli jihad akan dipanggil dari pintu jihad. Orang yang termasuk golongan ahli puasa akan dipanggil dari pintu Ar-Royyan. Dan orang yang termasuk golongan ahli sedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.”
Ketika mendengar hadist ini Abu Bakar pun bertanya, “Ayah dan ibuku sebagai penebus anda wahai Rasulullah, kesulitan apa lagi yang perlu dikhawatirkan oleh orang yang dipanggil dari pintu-pintu itu. Mungkinkah ada orang yang dipanggil dari semua pintu tersebut?.”
Maka baginda pun menjawab, “Iya ada. Dan aku berharap kamu termasuk golongan mereka,” (HR. Bukhari dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu’anhu).
Berdasarkan hadist sahih di atas jelaslah kepada kita semua bahawa setiap amal soleh dan amal kebaikan yang kita kerjakan di dunai ini semuanya tidak akan disia-siakan oleh Allah SWT. Segala kebaikan akan dibalas dengan kebaikan, sehinggakan setiap amal soleh yang banyak dikerjakan oleh seseorang mukmin di dunia ini terdapat pintu-pintu khusus untuk dia memasukinya.Ini menunjukkan bagaimana Allah SWT mencintai para hamba-Nya yang beristiqamah dengan amal-amal soleh dan kebaikan dengan melipatgandakan amalan tersebut.
Terdapat 5 amal soleh yang mempunyai pintu-pintu khusus di syurga yaitu :
Pertama : Pintu Infak – Sesiapa yang banyak infakkan hartanya dijalan Allah SWT.
Al-Qadhi menukil ucapan Al-Harawi ketika menerangkan makna ‘sepasang hartanya’ : Ada yang berpendapat bahawa yang dimaksud dengan ‘sepasang harta’ adalah dua ekor kuda, dua orang budak, atau dua ekor unta (Al-Minhaj oleh An-Nawawi, 4/351).
Sedangkan yang dimaksud dengan berinfak di jalan Allah dalam hadis ini mencakup berinfak untuk segala bentuk amal kebaikan, bukan khusus untuk jihad saja (Al-Minhaj, 4/352).
Apabila kita memberikan harta kita untuk kerja-kerja dakwah menyebarkan risalah Islam, memberi tarbiah dan meninggikan syiar Islam dan menderma dan membantu saudara-saudara kita di Palestin dan Syria yang sedang berjuang mendaulatkan Islam dan mempertahankan tanah air mereka daripada kezaliman golongan Zionis dan Syiah adalah termasuk berinfak di jalan Allah SWT.
Kedua : Pintu Solat – Sesiapa yang banyak mengerjakan solat.
Solat yang paling afdal selepas solat fardu adalah Solat Tahajud. Solat Tahajud ialah ibadah yang kita lakukan pada malam hari, biasanya tengah malam atau lewat tengah malam. Solat tahajud juga dikenali juga sebagai salatullail. Solat ini sangat baik dilakukan terutama kepada para pemimpin Islam kerana Rasulullah S.A.W dan para sahabat r.a tidak meninggalkan solat ini sepanjang hayat mereka, sebagai ibadah tambahan.
Dalam Al-Quran terdapat banyak ayat-ayat yang menggalakkan umat Islam mengerjakan solat tahajud sebagai ibadah tambahan pada waktu malam begitu juga terdapat beberapa hadis Nabi S.A.W. mengenai perkara ini.
Firman Allah SWT maksudnya : “Dan bangunlah pada sebahagian dari waktu malam serta kerjakanlah “Solat Tahajjud” padanya, sebagai solat tambahan bagimu; semoga Tuhanmu membangkit dan menempatkanmu pada hari akhirat di tempat yang terpuji,”
(QS. al-Israa’: 79)
Selain daripada Solat Tahajud solat yang dituntut adalah solat-solat sunat yang lain :
1. Solat Witir.
2. Solat Duha.
3. Solat Sunat Rawatib.
4. Solat Tasbih.
5. Solat Istikharah.
6. Solat sunat ketika masuk dan keluar rumah.
7. Solat selepas berwuduk.
8. Solat Hajat.
9. Solat Taubat.
10. Solat Tahyatul Masjid.
Ketiga : Pintu Jihad – Sesiapa yang sentiasa berjihad di jalan Allah SWT.
Berjihad dijalan Allah SWT cukup luas bukan sahaja mengangkat senjata memerangi golongan kafir tetapi bekerja dan berusaha amar makruf nahi mungkar adalah termasuk berjihad dijalan Allah SWT. Berusaha untuk menegakkan sistem hidup Islam, menyebarkan fikrah dan kefahman Islam samaada melalui di media masa, internet , buku, risalah, television, radio dan lain-lain adalah termasuk kerja-kerja jihad dijalan Allah SWT.
Berjihad di jalan Allah SWT berlaku umum bagi seluruh kaum muslimin. Masing-masing mereka wajib berjihad sesuai dengan kemampuannya. Dan perintah agar berjihad dengan sebenar-benarnya ini perintah-Nya untuk bertakwa dengan sebenar-benarnya.
Seperti firman Allah SWT maksudnya ” Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan.” (Surah al-Hajj ayat 78)
Keempat : Pintu Ar-Royyan- Sesiapa yang banyak mengerjakan puasa.
Untuk terpilih memasuki Pintu Ar-Royyan seseorang itu bukan setakat mengerjakan puasa Ramadan sahaja tetapi mereka perlulah banyak mengerjakan puasa-puasa sunat yang lain. Puasa-puasa sunat seperti :
1. Puasa enam hari di bulan Syawal.
2. Puasa hari Isnin dan Khamis.
3. Puasa tiga hari setiap bulan. (13, 14 dan 15 )
4. Puasa Hari Arafah.(9 Zulhijjah)
5. Puasa Asura. (10 Muharam)
6. Puasa hari Tasu’a (9 Muharram)
7. Puasa dibulan Syaaban. (perbanyakkan puasa sunat).
Mengerjakan puasa-puasa sunat hendaklah dengan ikhlas dan menjauhkan diri daripada melakukan perkara-perkara yang boleh membatalkan puasa dan membatalkan pahala puasa. [Sumber: 62 Amalan Pembuka Pintu Syurga/Karya: Abdullah bin Ali Al-Ju’aistin/Penerbit: Pustaka Imam Asy-Syafi’i]
Bersambung.

Sumber:islampos.com

Keluarga PKS Harus Memiliki Orientasi Dakwah

image

Boyolali - Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Jawa Tengah (Dapil Jateng) V, Abdul Kharis Almasyhari mengajak pasangan keluarga baru kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Boyolali untuk mempunyai orientasi dan visi berkeluarga yang sehat. Hal itu disampaikan anggota Fraksi PKS ini saat mengisi kegiatan Dauroh (Pelatihan) Pengokohan Keluarga di kantor sekretariat DPD PKS Boyolali, Ahad (8/3).

"Jangan membuat keluarga yang mengalir saja, tapi alirannya harus memiliki orientasi dan visi hidup yang jelas, yaitu menggapai ridho Allah. Selain sehat visi dan orientasi, keluarga kader juga harus memiliki ekonomi yang sehat, manajemen yang sehat serta komunikasi yang sehat," katanya, dalam rilis yang diterima PKS Jateng Online.

Dihadapan puluhan pasangan keluarga baru yang mempunyai umur pernikahan dibawah 10 tahun tersebut, Kharis juga bercerita tentang pengalaman sejak mengawali keluarga barunya sampai saat ini. Menurutnya, dalam mengarungi keluarga yang masih baru, pasangan harus dapat memisahkan masalah-masalah besar dan masalah sepele.

"Menjadi keluarga kader itu harus mengesampingkan permasalahan-permasalahan sepele. Misalnya, ketika mendapati istri tidak ahli memasak, ya tidak harus menjadi pertengkaran. Lambat laun istri akan belajar dan menjadi ahli memasak," ujarnya.

Ditemui terpisah, Kharis mengatakan kegiatan ini dilakukannya disela-sela  kegiatan masa resesnya. Dalam masa resesnya ini, Kharis akan memaksimalkan untuk mengunjungi konstituennya setiap hari sampai berakhir reses tanggal 16 April mendatang. (AR)

17 Maret 2015

PKS: Dana Rp 1 T Lebih Baik untuk Rakyat


Sah-sah saja partai politik mendapat bantuan dana dari pemerintah. Namun, hal itu disayangkan mengingatkan saat ini masih banyak pekerjaan lain yang menjadi prioritas pemerintah dibanding menggelontorkan dana Rp 1 triliun untuk setiap parpol.

Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jazuli Juwaini menegaskan hal tersebut saat dihubungi wartawan (Senin, 16/3).

"Yang harus dilakukan pemerintah itu harus lebih semangat menggenjot untuk mengentaskan kemiskinan, menggenjot menaikkan taraf hidup rakyat," ujar penantang Ratu Atut dalam Pilgub Banten 2011 itu.

Jazuki menyatakan program Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak boleh mengganggu program-program wajib dan prioritas dari pemerintah.

Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Tjahyo Kumolo mewacanakan alokasi dana sebesar Rp 1 triliun dari APBN untuk partai-partai politik. Mantan Sekjen PDIP ini beralasan antara lain sebagai upaya menghindari politikus yang duduk di legislatif maupun eksekutif dari fokus ke membiayai partai.

Namun, menurut politikus PKS, Hidayat Nur Wahid, wacana ini justru terkesan terburu-buru dari pemerintah kepada legislatif dan juga politisi.“Nggak ada babibu, tiba-tiba ada wacana Rp 1 triliun untuk partai politik. Ini dampaknya (buruk) bagi partai politik. Yang di-bully, partai politik. Padahal kita nggak pernah berpikir atau ngomongin itu. Partai politik tidak pernah bicara tentang anggaran Rp 1 triliun,” kata Hidayat, Selasa pekan lalu (10/3), seperti dilansir ROL.

Hidayat memandang, wacana ini kontraproduktif. Apalagi, bila anggaran sebesar Rp 1 triliun itu diambil dari APBN meskipun dengan alasan untuk menekan tingkat perilaku korupsi para politikus. Hidayat melihat pula, wacana dari pemerintah ini cenderung memposisikan DPR, sekali lagi, berkonfrontasi dengan publik.

“Dikhawatirkan, justru ini PR lagi bagi DPR dan parpol. Sibuk lagi kita menjawab tuduhan-tuduhan publik,” kata Hidayat Nur Wahid.

12 Maret 2015

Dugaan Penyimpangan Jamkesda Dilaporkan ke Kejaksaan

040315 Kasus dugaan penyimpangan tunggakan dana Jamkesda dilaporkan ke Kejaksaan Negeri Boyolali

Boyolali - Kasus dugaan penyimpangan dana Jamkesda oleh Dinas Kesehatan Boyolali akhirnya sampai juga ditangan Kejaksaan Negeri setempat. Kasus dugaan penyimpangan tunggakan dana Jamkesda dilaporkan Barisan Merah Putih Pengging (BMPP) karena dinilai merugikan masyarakat.
Presidium BMPP, Gombloh Sudjarwanto, menyampaikan pelaporan tersebut disampaikan karena adanya dugaan korupsi dana Jamkesda Boyolali tahun 2013-2014 atau 16 bulan dengan nilai tunggakan mencapai Rp 7,3 Miliar. Dana tunggakan ini sendiri sempat dipertanyakan kalangan dokter dan kepala puskesmas di Boyolali. Piutang yang belum terbayar hingga saat ini berdampak pada berkurangnya uang tunjangan pelayanan medis yang diterima petugas puskesmas. “Lha itu uangnya kemana, nominalnya tidak kecil, ini jelas merugikan masyarakat dan negara,” jelas Gombloh, Rabu (4/3).

BMPP meminta Kepala Kejari Boyolali meneliti dugaan penyimpangan dana Jamkesda yang nilainya mencapai miliaran rupiah. Selain itu, juga melakukan penelusuran kemana larinya dana senilai Rp 7,3 M tersebut. “Kejaksaan harus segera mengusut tuntas dugaan penyimpangan ini,” tandas Gombloh.
Disisi lain, Kajari Boyolali, Andi Murji Machfud, melalui Kasi Intel, Faetony Yossy Abdullah, membenarkan adanya laporan dugaan korupsi dana Jamkesda Kabupaten Boyolali tahun 2013-2014 yang diterima kejaksaan Selasa kemarin. Laporan tersebut diterima oleh Bagian Kesekretariatan. “Laporanya sudah diserahkan ke Kejari, Kita tinggal menunggu disposisi dari Kejari,” ungkap Faetony.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali melalui Dinkes menyatakan belum cairnya klaim Jamkesda tahun 2013-2014 disebabkan karena adanya data dobel daftar penerima Jamkesda dan Jamkesmas. Dinkes berdalih masih harus memverifikasi data terlebih dahulu agar tidak ada penerima dobel. Namun di satu sisi, Dinkes juga mengklaim bahwa puskesmas selama ini tidak bisa menunjukkan data penerima Jamkesda dengan by name by address sehingga tidak bisa mencairkan klaim Jamkesda tersebut.
Kabag Humas dan Protokol Setda Boyolali, Wiwis Trisiwi Handayani menyampaikan, Dinkes menyatakan siap membayar tunggakan klaim Jamkesda sesuai dengan angka tagihan yang semestinya asal data penerima sudah diverifikasi.
Sumber: timlo

'Semua Salah PKS.....'


Bukan PKS yang maki Ahok 'Cina Anjing'
Tapi tetap harus PKS yang bersalah dan dicaci maki
PKS adalah sasaran hinaan. Tak perlu meminta maaf jika hinaannya salah sasaran. Besok kita hina soal yg lain. 

Bukan PKS yg melemahkan KPK sampai hampir habis.
Tapi siapa yg dituduh pro-Koruptor?
Berapa sih kerugian negara akibat ulah PKS se-Indonesia? #SeriusNanya
Bagi mereka PKS bagaikan kumpulan bajingan yang siap merampok harta, jiwa & kehormatan.

Bukan PKS yg duduk2 asik bareng buronan BLBI.
Bukan PKS yg melego BUMN ke asing.
Bukan PKS yg menjual gas murah ke LN.

Tapi PKS tetaplah sasaran kebencian yang mengasyikkan.

Bukan PKS yg membunuh Munir & Theys Eluay. 
Bukan PKS yg merampok Century. 
Bukan PKS menenggelamkan Sidoarjo.

Tapi PKS bagaikan partai terlarang yg memiliki dosa tak terampunkan.

Jokowi bajak sawah dipuja2 padahal beras ttp naik.
HNW bantu korban kebakaran dinyinyir pdhl jelas memberi solusi.

Jokowi datang dr partai terkorup. Di masanya semua harga naik.
PKS bukan partai terkorup. Tidak membuat daging sapi & beras mahal.

Sementara Mentri Pertanian dari PKS sudah membawa swa-sembada beras bertahun-tahun secara berturut-turut.

Sementara Menkominfo dari PKS sudah membuat internet di negeri ini meningkat kecepatannya secara signifikan.

Menkominfo memblokir situs2 porno, mencoba menjaga moral anak bangsa.

Nurmahmudi yg enak dibully, membawa Depok WTP berkali2.
Jokowi yg enak dipuja, membawa DKI turun jadi WDP.

Aher yg gak dianggap prestasinya, membawa Jabar surplus pendapatan.
Jokowi yg pakai sendal aja dianggap prestasi, bawa DKI minus trilyunan.
Ratusan prestasi Aher dianggap sepi.
Jokowi turun dari mobil karena kebelet BAB rame diangkat kemana2.

Sekarang kalian menyesal pilih Jokowi karena ketipu pencitraan semu.
Masih mau getol save Ahok yg pakai jurus sama?
Ah selama PKS masih musuhi, kami selalu dukung Ahok & Jokowi.
ABS baru .. Asal Bukan pkS

Karena PKS adalah penjahat terbesar negeri ini. Mafia. Korup. Bajingan. Tukang Mesum. Tukang Bunuh Orang. Tirani. Gak becus.

Saya jadi teringat kata2 Pramudya Ananta Toer :
"Bersikaplah adil sejak dalam fikiran".

Tapi gak bakal kalo buat PKS.

Semoga semua fitnah2 ini menjadi penggugur dosa2 kami, para kader PKS yg selalu ingin memberi yg terbaik bagi negeri ini.

Amiin.

#AYTKTM

*dari twitter Afwan Riyadi (@af1_)

5 Maret 2015

Membagi Tugas Dakwah


“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (Q.S. At-Taubah: 122)
Asbabun Nuzul
Ibnu Abu Hatim mengetengahkan sebuah hadis melalui Ikrimah yang menceritakan, bahwa ketika diturunkan firman-Nya, “Jika kalian tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kalian dengan siksa yang pedih.” (Q.S. At-Taubah 39). Tersebutlah pada saat itu ada orang-orang yang tidak berangkat ke medan perang, mereka berada di daerah badui (pedalaman) karena sibuk mengajarkan agama kepada kaumnya. Maka orang-orang munafik memberikan komentarnya, “Sungguh masih ada orang-orang yang tertinggal di daerah-daerah pedalaman, maka celakalah orang-orang pedalaman itu.” Kemudian turunlah firman-Nya yang menyatakan, “Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang).” (Q.S. At-Taubah 122).
Ibnu Abu Hatim mengetengahkan pula hadis lainnya melalui Abdullah bin Ubaid bin Umair yang menceritakan, bahwa mengingat keinginan kaum Mukminin yang sangat besar terhadap masalah jihad, disebutkan bahwa bila Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mengirimkan pasukan perang, maka mereka semuanya berangkat. Dan mereka meninggalkan Nabishalallahu ‘alaihi wa sallam di Madinah bersama dengan orang-orang yang lemah. Maka turunlah firman Allah surah At-Taubah ayat 122 ini (lihat: Terjemah Asbabun Nuzul, hal. 268)
Penjelasan Ayat
Mengenai ayat ini Asy-Syaikh Thanthawi Jauhari mengatakan: “Sebaiknya orang-orang mukmin tidak harus selalu pergi semua untuk berperang atau mencari ilmu, demikian pula tidak harus di rumah (berdiam diri) semua, karena itu membuat cacat urusan kehidupan. Sebaiknya supaya ada pembagian tugas di antara mereka, sebagian dari tiap-tiap kelompok supaya ada yang mendalami agama karena mereka dituntut untuk mengambil bagian dalam menghasilkan fiqih (pemahaman tentang agama) dengan tujuan setelah menghasilkan fiqih (pemahaman tentang agama) lalu mengajarkan kepada kaumnya dan menyebar luaskan agar  mereka takut terhadap apa yang mereka telah ditakut-takuti…” (lihat: Al-Jawahir Fi Tafsiril Qur’anil ‘Adzim, hal. 171)
Hal senada disebutkan pula dalam Al-Qur’anul Karim wa Tafsiruhu bahwa dalam ayat ini Allah SWT menerangkan, tidak perlu semua orang Mukmin itu berangkat semua ke medan perang, bila peperangan itu dapat dilakukan oleh sebagian kaum muslimin saja.  Tetapi harus ada pembagian tugas dalam masyarakat, sebagian berangkat ke medan perang, dan sebagian lagi bertekun menuntut ilmu dan mendalami ilmu-ilmu agama Islam, supaya ajaran-ajaran agama itu dapat diajarkan secara merata, dan da’wah dapat dilakukan dengan cara yang lebih efektif dan bermanfaat serta kecerdasan umat Islam dapat ditingkatkan.
Sa’id Hawwa dalam Kitab Al-Asasu Fit Tafsir, memberikan penjelasan serupa tentang ayat ini sebagai berikut : “Sebaiknya sebagian orang keluar (ke medan perang) dan sebagian tinggal (tidak berangkat perang) untuk mencari kebaikan dengan mendalami agama, mendengarkan wahyu yang diturunkan, dan menyeru kepada orang-orang (yang berperang) ketika mereka kembali (Al-Asasu Fit-Tafsir, Kairo, Dar Al-Salam, 1405 H/1985 M, hlm. 2375).
Pelajaran Bagi Gerakan Islam
Surat At-Taubah ayat 122 ini memberi pelajaran dan arahan yang berharga bagi gerakan Islam dimana pun mereka berada. Ia menegaskan tentang pentingnya memperhatikan pembagian tugas di dalam perjuangan dan berdisiplin dalam melaksanakannya.
Menurut Buya Hamka melalui ayat ini Allah telah menganjurkan pembagian tugas dan menuntun hendaklah jihad itu dibagi kepada jihad bersenjata dan jihad memperdalam ilmu pengetahuan dan pengertian tentang agama.
“Ada pahlawan di medan perang, dengan pedang di tangan dan ada pula pahlawan di garis belakang merenung kitab. Keduanya penting dan keduanya isi-mengisi.” Demikian tegas Buya (lihat: Tafsir Al Azhar Juz XI, Pustaka Panjimas, Jakarta, 1984, hlm. 87.)
Jadi seperti disimpulkan M. Quraish Shihab, tujuan utama ayat ini adalah menggambarkan bagaimana seharusnya tugas-tugas dibagi sehingga tidak semua mengerjakan satu jenis pekerjaan saja (lihat: Tafsir Al-Mishbah, V.II, Lentera Hati, Jakarta, 2002, hlm. 750-751).
Maka, tidak sepatutnya gerakan Islam menumpahkan sebagaian besar potensinya hanya pada satu bidang garapan saja. Meskipun bidang garapan itu dianggap paling strategis dan menjadi tuntutan utama dalam mewujudkan kemaslahatan bagi tegaknya agama. Tidak sepatutnya gerakan Islam menghamburkan tenaganya dalam jihad qitali, jihad iqtishadi, atau jihad siyasi, namun mengabaikan jihad tablighi, jihad ta’limi, atau jihad tarbawi. Tidak sepatutnya gerakan Islam menggerakkan potensi kader-kadernya hanya pada satu jenis pekerjaan, kemudian menelantarkan pekerjaan-pekerjaan lainnya, padahal pekerjaan-pekerjaan yang ditelantarkan itu sangat menentukan keberhasilan pekerjaan yang sedang digarap.
Jika gerakan Islam tidak pandai menata pembagian tugas secara proporsional, dikhawatirkan —meminjam istilah Asy-Syaikh Thanthawi Jauhari—akan ‘membuat cacat urusan  kehidupan’. Gerakan Islam lambat laun akan melemah, keropos, tumbang, dan bahkan mati.Na’udzubillahi min dzalik…
Sepatutnya gerakan Islam bertindak tawazun (seimbang). Melangkah dengan sabar dan teratur. Sehingga jihad qitali, jihad iqtishadi, atau jihad siyasi dapat berjalan beriringan dengan jihad tablighi, jihad ta’limi, atau jihad tarbawi. Tentu saja dengan disertai pembagian tugas yang disiplin di antara para kader gerakan Islam. Dengan begitu,  satu bidang garapan tidak akan menjadi parasit bagi bidang garapan lainnya. Wallahu A’lam…

Sumber: Al Intima

3 Maret 2015

Duh, Semua Sumur di Boyolali Tercemar E-Coli

Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah)

BOYOLALI – Air sumur di wilayah Boyolali masuk kategori tak layak minum. Hal itu karena seluruh sumur di Boyolali dipastikan sudah tercemar bakteri escherichia coli (e-coli).
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P3PL) Dinkes Boyolali, Achmad Muzayyin, menjelaskan kadar pencemaran e-coli pada air sumur warga masih berada di bawah ambang batas, sehingga dengan pengolahan yang baik air sumur tetap layak konsumsi atau nol e-coli.
Kategori pencemaran e-coli, kata dia, juga tidak membahayakan. Dia menyebutkan ambang batas kadar e-coli untuk air bersih pada sumur gali atau sumur dalam adalah 50 ppm, sementara air pipa non PDAM ambang batasnya 30 ppm.
“Kalau sesuai Permenkes No.492/2010 kategori air di Boyolali bukan lagi air minum, tetapi hanya air bersih. Semua sudah tercemar e-coli. Yang bebas e-coli kami pastikan sudah tidak ada,” kata Muzayyin, saat ditemui akhir pekan ini.
Untuk dapat dikonsumsi sebagai air minum, air sumur harus diolah dulu, seperti direbus, diberi kaporit, atau klorinasi seperti yang dilakukan di sumur-sumur milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
Sebelumnya, Direktur PDAM Boyolali, Cahyo Sumarno, mengakui kualitas air dangkal di Boyolali rata-rata sudah tercemar e-coli akibat kepadatan penduduk yang meningkat tajam.
“Sumur kami dengan kedalaman mencapai 150 meter masih harus diolah, apalagi sumur-sumur warga yang hanya 10-20 meter,” kata Cahyo.

Sumber: solopos.com

Awali Reses Sidang Kedua, Abdul Kharis Serap Aspirasi Warga Kemalang

Klaten (2/3) - Memasuki masa reses sidang kedua tahun 2014-2015, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari daerah pemilihan Jawa Tengah V Abdul Kharis Almasyhari langsung tancap gas untuk menyerap aspirasi di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Senin (2/3). Dalam lawatannya kali ini, Kharis, sapaan akrab Abdul Kharis menemui 50an konstituen dari masyarakat Kemalang di rumah Bu Parti, salah satu warga Kemalang.
"Mengumpulkan konstituen di salah satu rumah warga, selain untuk menguatkan sarana silaturahim, juga agar suasana penyerapan aspirasi bisa lebih optimal karena warga bisa santai menyampaikan pendapatnya," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, beberapa warga turut menyampaikan aspirasinya. Seperti Kadilan, mantan Kepala Desa Kendalsari, dia mennginginkan adanya pembangunan infrasturktur berupa jembatan penghubung antar desa.
"Kami berharap pemerintah pusat dapat memberi anggaran untuk pembangunan jembatan gantung yang menghubungkan antara desa Kendalsari dengan tetangganya. Selain itu, perbaikan jalan dari Kemalang - Manisrenggo juga dibutuhkan karena merupakan jalur evakuasi ketika gunung Merapi meletus," ungkap Kadilan.
Sementara itu warga lainnya, Siswanto menginginkan adanya pelatihan pemanfaatan hasil erupsi merapi. Menurutnya hasil-hasil erupsi seperti pasir dan batu kerikil apabila warga bisa mengolahnya akan bisa menjadi sumber daya yang bagus untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
Siswanto juga berharap ada bantuan kerjasama dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk dapat menyambungkan listrik ke sumur dalam di daerah tersubut. Hal ini dikarenakan selama ini operasi sumur dalam masih menggunakan jenset berbahan solar.
"Kami selama ini menggunakan jenset untuk mengambil air dari sumur dalam. Sehari kami sampai bisa menghabiskan 120 liter solar. Alangkah baiknya jika dapat disambungkan dengan aliran listrik, karena kami dapat lebih irit," katanya.
Menanggapi aspirasi tersebut, Kharis menjelaskan bahwa sebenarnya ada bantuan dari pemerintah untuk kawasan di sekitaran Gunung Merapi, namun waktunya kepastian belum ditentukan.
"Akhir tahun 2014 kemarin, ada pencanangan program bantuan pemerintah untuk kawasan sekitar gunung Merapi. Pemerintah juga sudah melakukan survei. Namun, masih ada beberapa hambatan sehingga belum terealisasi. Untuk aspirasi ini, tentu akan saya salurkan sebagai laporan reses yang kemudian akan di follow up i melalui Fraksi PKS (Partai Keadilan Sejahtera)," pungkasnya. (AR)