24 Agustus 2013

Masih Pantaskah Kita Mengeluh?


 “Huh, lagi-lagi begini. Kapan sih aku hidup bahagia?”
Mungkin tak sedikit dari kita yang suka mengeluhkan cobaan yang datang dari Allah. Tidak mau bersabar dengan bentuk ujian dari Allah bahkan sampai menyalahkan takdir Allah serta tidak mengakui nikmat yang Allah berikan. Orang-orang yang tidak mau mengakui bahwa sebenarnya ia pernah merasakan kebahagiaan namun mengingkarinya seperti kalimat pembuka di atas.
Untuk belajar bagaimana makna kesabaran ada baiknya kita menyimak kisah dari sahabat mulia Ammar bin Yasir radhiyallahuanhuma. Siapa tak mengenal Ammar bin Yasir? Beliau adalah salah satu imam besar dan salah satu sahabat Rasulullah SAW yang termasuk dalam golongan Assabiqunal Awwalun, yakni orang-orang yang pertama kali masuk islam.
Ayahnya bernama Yasir bin Amir  dan Ibunya bernama Sumayyah binti Kubbath. Ayah dan Ibunya adalah orang pertama dan kedua yang menjemput kesyahidan ketika mempertahankan keimanan mereka karena siksaan kafir Quraisy. Kesabaran dan ketabahan yang luar biasa dari mereka mungkin tidak bisa dibayangkan oleh orang-orang di zaman para sahabat apalagi umat Islam pada zaman sekarang ini.
Semenjak keislamannya diketahui oleh orang-orang kafir Quraisy, keluarga Amar bin Yasir tak luput dari penganiayaan dan penyiksaan. Mereka diseret keluar menuju tanah lapang oleh kaum musyrikin yang dipimpin oleh Abu Jahal di siang hari yang panas dan menyengat. Mereka disiksa dicambuk hingga punggung mereka berdarah-darah. Lebih dari itu mereka disiksa dengan besi panas ditempelkan ke dadanya. Hingga sang ayah, Yasir bin Amir menjemput kesyahidan dalam siksaan tersebut. Sedangkan ibunya Sumayyah binti Kubbath ditusuk  oleh Abu Jahal pada kemaluannya dengan tombak hingga meninggal dunia.
Setelah itu kaum musyrikin tak henti-hentinya menyiksa Ammar dengan menjemurnya, meletakan batu besar panas di atas dadanya hingga penderitaan yang amat sangat dan hilang kesadaran akalnya. Kala itu mereka berkata kepadanya, “Kami akan terus menyiksamu  hingga engkau mencaci Muhammad atau mengatakan sesuatu yang baik terhadap Lata dan Uzza”. Maka, dia pun dengan terpaksa menyetujui hal tersebut. Setelah kejadian itu, dia mendatangi Rasulullah SAW sambil menangis dan meminta maaf atas hal tersebut kepada beliau. Ketika itu turunlah ayat;
“Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapatkan kemurkaan dari Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir pada hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa)..” (QS. An-Nahl : 106)
Diriwayatkan dari Utsman, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Bersabarlah seperti kesabaran keluarga Yasir, karena yang dijanjikan kepada kalian adalah surga.”
Apakah kita pantas mengeluh kepada Allah atas musibah yang menimpa kita, yang jauh lebih ringan dibandingkan penderitaan dan siksaan yang pernah dialami oleh keluarga Ammar bin Yasir? Bahkan sebagian dari saudara kita yang  mengaku kaum muslimin justru ketika mengalami kesusahan mereka mendatangi dukun-dukun, meminta jimat-jimat yang sama sekali tidak akan mendatangkan manfaat bagi mereka.
Ketika kita menerima sebuah ujian dan cobaan hidup hendaklah kita mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dan senantiasa bersabar menjalaninya. Sesungguhnya Allah tidak akan memberikan ujian dan cobaan yg melebihi kekuatan hambaNya.
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sungguh bersama kesulitan itu ada kemudahan” (QS. Al Insyiroh ayat 6-7)
Apabila kita sedang dilanda kesulitan dan kegelisahan maka kita dianjurkan memperbanyak doa seperti yang diajarkan oleh Rosulullah SAW berdasarkan hadits berikut
Rasulullah SAW memperbanyak do’a: “Ya Alloh, aku berlindung kepadaMu dari kegelisahan dan kesedihan, dari kelemahan dan kemalas-an, dari sifat pengecut dan bakhil serta dari tidak mampu membayar hutang dan dari penguasaan orang lain.” (HR. Al-Bukhari).


Sumber: http://www.fimadani.com/masih-pantaskah-kita-mengeluh/

Gubernur Baru Membawa Angin dan Energi Baru untuk Jawa Tengah

image
H. Agus Abdul Latief, Anggota FPKS DPRD Jateng



Semarang - Jawa Tengah hari ini sedang bergembira, dengan dilantikanya gubernur baru Ganjar Pranawa dan wakil gubernur Heru Sujatmoko. Pelantikan yang berlangsung khikmat ini dimulai dari pukul delapan pagi tadi hingga menjelang siang ini dihadiri banyak orang-orang penting seperti menteri dalam negeri Gamawan Fauzi yang juga sebagai wakil Presiden RI untuk melantik gubernur baru Jawa Tengah.
Acara pelantikan ini sangat dimanfaatkan masyarakat Jawa Tengah terutama Semarang untuk melihat langsung di Gubernuran jalan pahlawan. Tidak hanya menghadiri pelantikan masyarakat juga menikmati hidangan khas semarang yang disediakan untuk masyarakat.
Banyak pencapaian dari Jawa Tengah pada masa gubernur sebelumnya mulai dari pengakuan nasional hingga Internasional seperti penghargaan Cipta Abdi Negara 2012.
Menurut Agus Abdul Latief wakil ketua fraksi PKS sekaligus anggota komisi C yang juga turut hadir dalam pelantikan " Kita turut bergembira, DPW PKS Jawa Tengah beserta Fraksi PKS atas gubernur yang baru semoga memberikan manfaat untuk masyarakat"
Karena pencapaian Jawa Tengah dengan gubernur yang sebelumnya cukup baik dan mendapat penghargaan dari presiden RI sehingga untuk gubernur kita yang baru dan dengan gubernur yang masih muda Jawa Tengah harus bisa mendapat angin segar sehingga Jawa Tengah bisa berdikari sesuai dengan visi misi gubernur yang baru. Imbuhnya 
Agus Abdul Latief berharap nanti gubernur yang baru ini bisa konsisten mengembangkan Jawa Tengah sesuai dengan keadaan dan potensi yang ada. Dan PKS sebagai mitra kerja akan memberikan suport tentu sesuai dengan porsi anggota dewan dalam konteks administrasi, pengawasan dan penganggaran.
"Dengan Gubernur yang baru ini selain muda, energik dan intelek kita berharap denga pengalaman beliau yang pernah menjadi wakil ketua komisi 2 DPR RI bisa membawa Jawa Tengah lebih baik." Tutupnya dengan harapan optimis untuk Jawa Tengah.

Sumber: http://pksjateng.or.id/index.php/read/news/detail/1393/Gubernur-Baru-Membawa-Angin-dan-Energi-Baru-untuk-Jawa-Tengah#

Fir’aun Kalah dengan Keyakinan Seorang Ibu

 Ilustrasi - Peta Mesir dan Sungai Nil. (inet)


Saat itu, penduduk Mesir terbagi menjadi dua bagian, Bani Israil dan Koptik. Musa as. dari kalangan Bani Israil; sedangkan Fir’aun dari kalangan Koptik. Orang-orang Bani Israil hidup dalam penindasan Koptik yang berkuasa saat itu.

Kebanyakan Bani Israil dieksploitasi untuk kerja-kerja kasar dan berat, atau dengan kata lain mereka telah menjadi budak. Sebelumnya, di zaman Nabi Yusuf as., Mesir berada dalam penjajahan pihak asing sehingga tidak mengherankan jika kaum pendatang mendapatkan banyak keistimewaan untuk melemahkan posisi pribumi. Sedangkan mendekati masa kehidupan Nabi Musa as., pribumi berhasil kembali berkuasa. Maka tiba saatnya kaum pendatang berbalik menjadi kaum yang tertindas.

قَالُوا أُوذِينَا مِنْ قَبْلِ أَنْ تَأْتِيَنَا وَمِنْ بَعْدِ مَا جِئْتَنَا

“Kaum Musa berkata: “Kami telah ditindas (oleh Firaun) sebelum kamu datang kepada kami dan sesudah kamu datang.” [Al-A’raf: 129].

Disebutkan juga beberapa bentuk penderitaan Bani Israil:

إِنَّ فِرْعَوْنَ عَلَا فِي الْأَرْضِ وَجَعَلَ أَهْلَهَا شِيَعًا يَسْتَضْعِفُ طَائِفَةً مِنْهُمْ يُذَبِّحُ أَبْنَاءَهُمْ وَيَسْتَحْيِي نِسَاءَهُمْ إِنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ

“Sesungguhnya Firaun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Firaun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.” [Al-Qashash: 4].

Dalam sebuah perbincangan dengan para pejabat pemerintahan, Fir’aun teringat dengan janji Allah swt. kepada Nabi Ibrahim as. bahwa di antara keturunannya akan ada yang menjadi nabi sekaligus raja. Ada beberapa pejabat yang berkata, “Orang-orang Bani Israil sedang menunggu-nunggu janji tersebut. Mereka sama sekali tidak meragukannya. Awalnya, mereka mengira janji itu terwujud dengan diutusnya Yusuf as. Tapi setelah beliau wafat, mereka yakin bahwa bukan Yusuf as. yang dijanjikan Allah swt.” Maka Fir’aun pun bertanya, “Lalu apa pendapat kalian?”

Fir’aun ingin tahu bagaimana cara menjaga kekuasaannya dari ancaman datangnya seorang nabi dan raja dari kalangan Bani Israil. Setelah bertukar pendapat, mereka pun bersepakat untuk menyebarkan petugas, berkeliling di kantong-kantong Bani Israil. Kalau didapati ada bayi laki-laki, maka harus segera dibunuh. Hanya bayi laki-laki yang mereka bunuh karena seorang nabi harus berkelamin laki-laki. Tidak ada nabi perempuan.

Akan datang Musa, janji Allah swt. yang disampaikan nabi Ibrahim as. Saat itu, nabi yang dijanjikan Allah swt. hanyalah seonggok bayi yang tidak tahu apa-apa, tidak bisa apa-apa. Kepada makhluk kecil inilah sebenarnya ketakutan Fir’aun, padahal dia telah mengaku dirinya sebagai Tuhan yang berkuasa melakukan apa saja.

Sungguh hanya kekuasaan Allah swt. yang bisa melakukannya. Karena hati manusia berada di antara dua jemari Allah swt. Dengan mudahnya, dibolak-balikkan. Seorang Fir’aun yang sangat berkuasa bisa terganggu dan merasa terancam dengan seorang bayi kecil yang tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya Allah swt. lah yang berkuasa memberi bayi itu kekuatan. Allah swt. Maha Kuat, Maha Berkehendak, Maha Mengatur segalanya.

Setelah beberapa tahun pemberlakuan politik ini, mereka tidak menyadari bahwa kalangan tua Bani Israil banyak yang meninggal dunia karena faktor usia; sedangkan kalangan anak kecil meninggal karena dibunuhi. Ada beberapa pejabat yang menyampaikan kekhawatiran, “Politik yang kita jalankan sebentar lagi akan membuat Bani Israil punah. Kalau mereka punah, maka kalian harus kembali mengerjakan tugas-tugas keras dan berat yang sebelumnya mereka kerjakan. Maka sebaiknya, tidak setiap tahun politik ini diberlakukan. Satu tahun dijalankan; satu tahun tidak. Kalau demikian, maka anak-anak yang dibiarkan tumbuh besar akan menggantikan orang-orang tua yang meninggal dunia. Kalian akan bisa mengendalikan jumlah mereka, sehingga tidak akan melebihi jumlah kalian, dan juga tidak akan punah.” Mereka pun sepakat dengan jalan keluar ini.

Melahirkan Musa

Ibunda Musa as. mengandung Harun pada tahun tidak diberlakukannya pembunuhan anak sehingga beliau tidak perlu menyembunyikan kehamilannya. Kemudian beliau mengandung Musa pada tahun diberlakukannya pembunuhan anak sehingga beliau merasa sangat sedih dan takut.”

Saat itu suasana sangat mencekam dan menakutkan. Banyak orang dibunuh atau terpaksa melarikan diri mencari keselamatan. Tahun itu adalah tahun diberlakukannya politik pembunuhan bayi laki-laki. Saat itu sangat nampak kekejaman Fir’aun dan para pendukungnya dari kalangan Koptik. Penderitaan Bani Israil tersebut digambarkan Al-Qur’an dalam banyak ayat.

 وَإِذْ نَجَّيْنَاكُمْ مِنْ آلِ فِرْعَوْنَ يَسُومُونَكُمْ سُوءَ الْعَذَابِ يُذَبِّحُونَ أَبْنَاءَكُمْ وَيَسْتَحْيُونَ نِسَاءَكُمْ وَفِي ذَلِكُمْ بَلَاءٌ مِنْ رَبِّكُمْ عَظِيمٌ

“Dan (ingatlah) ketika Kami selamatkan kamu dari (Firaun) dan pengikut-pengikutnya; mereka menimpakan kepadamu siksaan yang seberat-beratnya, mereka menyembelih anak-anakmu yang laki-laki dan membiarkan hidup anak-anakmu yang perempuan. Dan pada yang demikian itu terdapat cobaan-cobaan yang besar dari Tuhanmu.” [Al-Baqarah: 49].

Selain dari kalangan tertindas, keluarga Musa termasuk keluarga yang sangat miskin dan lemah. Ibu Musa adalah wanita biasa, yang tidak mempunyai rencana bagaimana menyelamatkan anaknya. Oleh karena itu hatinya selalu berdebar dan bersedih meratapi nasib bayi kecilnya nanti. Bagaimana mungkin beliau bisa menyelamatkannya dari kekejaman Fir’aun dan para jagalnya. Tidak bisa digambarkan suasana hati beliau saat itu. Seluruh bagian dirinya turut merasa takut dan mengkhawatirkan keselamatan anaknya.

Namun Allah swt. memberikan ilham yang membuatnya hatinya lebih teguh, kuat, tenang, dan yakin dengan pertolongan dari Allah swt. Allah swt. juga menunjukkan jalan untuk menyelamatkan bayinya. Beliau diperintahkan untuk menyusuinya dengan tenang, lalu memasukkannya ke dalam kotak untuk melarungkannya di sungai Nil jika khawatir akan diketahui pasukan Fir’aun. Ketika melarungkan anaknya, hendaknya merasa yakin dengan pertolongan Allah swt., dan menyerahkan semuanya kepada Allah swt. Karena saat itu, Musa berada dalam perlindungan Allah swt. yang Maha Menciptakan, Memberi Rezeki, dan Memberi Kehidupan.

وَأَوْحَيْنَا إِلَى أُمِّ مُوسَى أَنْ أَرْضِعِيهِ فَإِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ فَأَلْقِيهِ فِي الْيَمِّ وَلَا تَخَافِي وَلَا تَحْزَنِي إِنَّا رَادُّوهُ إِلَيْكِ وَجَاعِلُوهُ مِنَ الْمُرْسَلِينَ

“Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa; “Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul.” [Al-Qashash: 7]

Dalam ayat ini terdapat dua janji Allah swt.:

Pertama, janji yang dekat. Allah swt. akan menyelamatkan Musa dan memulangkannya. Bahkan beliau akan menerima upah menyusui anaknya sendiri. Allah swt. mempunyai caranya sendiri untuk memulangkan Musa sehingga hidup dengan aman dengan ibunya.

Kedua, janji yang jauh. Allah swt. akan menjadikan Musa sebagai seorang rasul. Ini berarti Musa akan hidup hingga dewasa dan menjadi seorang nabi. Bahkan Musa akan dapat mengalahkan Fir’aun seperti disebutkan sebelumnya.

وَنُرِيدُ أَنْ نَمُنَّ عَلَى الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا فِي الْأَرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَنَجْعَلَهُمُ الْوَارِثِينَ. وَنُمَكِّنَ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَنُرِيَ فِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَجُنُودَهُمَا مِنْهُمْ مَا كَانُوا يَحْذَرُونَ.

“Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi), dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Firaun dan Haman beserta tentaranya apa yang selalu mereka khawatirkan dari mereka itu.” [Al-Qashash: 5-6].

Sungguh janji yang sulit dipercaya. Musa sudah hanyut dibawa arus sungai yang dalam dan panjang. Mana mungkin dia bisa selamat. Walaupun demikian, kalau seseorang beriman kepada Allah swt., dia pasti akan meyakini bahwa Allah swt. tidak akan memungkiri janji-Nya.

Seorang ibu dengan penuh cinta menyusui anaknya, lalu bagaimana perasaannya ketika dia memasukkannya ke dalam kotak? Apa yang dirasakannya ketika kotak itu dilepaskan  ke sungai, bergoyang-goyang terkena gelombangnya, kadang berputar-putar di pusarannya? Iman kepada Allah swt. benar-benar melahirkan keyakinan; keyakinan melahirkan keberanian.

Setelah melepas kepergian anaknya, hati ibu Musa pun terus memikirkannya. Inilah manusia, yang lemah dan kadang bisa berubah-ubah keadaannya. Kalau tanpa taufiq dan hidayah dari Allah swt., tentu dia akan bertindak yang ceroboh yang bisa membahayakan anaknya sendiri. Namun Allah swt. menguatkannya sehingga tetap yakin dengan pertolongan Allah swt. Beliau hanya memerintahkan kakak perempuan Musa untuk mengikuti secara sembunyi-sembunyi ke mana Musa pergi.

وَأَصْبَحَ فُؤَادُ أُمِّ مُوسَى فَارِغًا إِنْ كَادَتْ لَتُبْدِي بِهِ لَوْلَا أَنْ رَبَطْنَا عَلَى قَلْبِهَا لِتَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ. وَقَالَتْ لِأُخْتِهِ قُصِّيهِ فَبَصُرَتْ بِهِ عَنْ جُنُبٍ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ.

“Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa.  Sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan hatinya, supaya ia termasuk orang-orang yang percaya (kepada janji Allah). Dan berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan: “Ikutilah dia” Maka kelihatanlah olehnya Musa dari jauh, sedang mereka tidak mengetahuinya.” [Al-Qashash: 10-11].

Musa Selamat; Tanda Kekuasaan Allah swt.

Allah swt. yang memelihara seorang bayi di dalam rahim ibunya. Dan Allah swt. jugalah yang memeliharanya setelah lahir. Allah swt. memberinya petunjuk, menyiapkan rezekinya, dan menyiapkan orang yang akan menjaganya dari segala bahaya. Bahkan dengan kehendak dan kekuasaan-Nya, Musa akan dipelihara oleh Asiyah, istri Fir’aun sendiri. Dengan kata lain, dia akan tumbuh berkembang bersama Fir’aun, orang yang selama ini sebenarnya ingin mengeyahkannya dari kehidupan.

Di antara kekuasaan Allah swt. pada peristiwa ini:

Pertama, Allah swt. menyelamatkan Musa dari tenggelam di sungai. Itu karena semua makhluk adalah tentara Allah swt. Jika Allah swt. memerintahkan, mereka selalu dalam kondisi siap melaksanakan tugasnya. Kalau tidak demikian, bagaimana mungkin kotak itu sampai ke alamat dengan tepat? Air sungai adalah tentara Allah swt. yang diperintahkan-Nya mengantar Musa ke istana Fir’aun. Nantinya air jugalah yang akan diperintahkan Allah swt. untuk membinasakan Fir’aun. Air keselamatan, air kebinasaan.

وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا
“Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” [Al-Fath: 7].

Kedua, Allah swt. menyiapkan keluarga Fir’aun untuk memungut dari sungai Nil sehingga selamat dari tenggelam. Padahal mereka adalah musuh yang menunggu-nunggu waktu untuk membunuhnya.

فَالْتَقَطَهُ آلُ فِرْعَوْنَ لِيَكُونَ لَهُمْ عَدُوًّا وَحَزَنًا إِنَّ فِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَجُنُودَهُمَا كَانُوا خَاطِئِينَ
“Maka dipungutlah ia oleh keluarga Firaun yang akibatnya dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. Sesungguhnya Firaun dan Haman beserta tentaranya adalah orang-orang yang bersalah.” [Al-Qashash: 8].

Ketiga, Allah swt. menumbuhkan rasa cinta di hati istri Fir’aun kepada bayi tersebut. Padahal suaminya adalah raja yang sangat kejam. Istri Fir’aun tersebutlah yang nantinya akan menjadi pelindung Musa dari segala bahaya yang mengancamnya. Karena Fir’aun sebenarnya tidak setuju dengan keputusan istrinya mengambil dan mengadopsi bayi tersebut.

وَقَالَتِ امْرَأَتُ فِرْعَوْنَ قُرَّتُ عَيْنٍ لِي وَلَكَ لَا تَقْتُلُوهُ عَسَى أَنْ يَنْفَعَنَا أَوْ نَتَّخِذَهُ وَلَدًا وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ
“Dan berkatalah istri Firaun: “(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak”, sedang mereka tiada menyadari.” [Al-Qashash: 9].

Keempat, Dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa istri Fir’aun membawa Musa ke beberapa wanita untuk disusui. Namun tidak ada yang bisa menyusuinya. Hingga datanglah saudara perempuan Musa yang sebelumnya diperintahkan ibunya untuk mengikuti perkembangan kabar Musa. Maka saat itu, dia menawarkan kepada istri Fir’aun untuk mencarikan wanita yang cocok untuk menyusuinya.

وَقَالَتْ لِأُخْتِهِ قُصِّيهِ فَبَصُرَتْ بِهِ عَنْ جُنُبٍ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ. وَحَرَّمْنَا عَلَيْهِ الْمَرَاضِعَ مِنْ قَبْلُ فَقَالَتْ هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى أَهْلِ بَيْتٍ يَكْفُلُونَهُ لَكُمْ وَهُمْ لَهُ نَاصِحُونَ.
“Dan berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan: “Ikutilah dia” Maka kelihatanlah olehnya Musa dari jauh, sedang mereka tidak mengetahuinya, dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui (nya) sebelum itu; maka berkatalah saudara Musa: “Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu ahlulbait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?” [Al-Qashash: 11-12].

Hal tersebut dikehendaki dan diatur Allah swt. agar Musa pulang dan bertemu dengan ibunya lagi.

فَرَدَدْنَاهُ إِلَى أُمِّهِ كَيْ تَقَرَّ عَيْنُهَا وَلَا تَحْزَنَ وَلِتَعْلَمَ أَنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
“Maka Kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan tidak berduka cita dan supaya ia mengetahui bahwa janji Allah itu adalah benar, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.” [Al-Qashash: 13].

Demikianlah, ketika sudah berjanji, Allah swt. pasti akan menepatinya. Segala yang dikehendaki Allah swt. pasti akan terwujud. Kewajiban manusia hanya mengimani kehendak Allah swt. dan bertawakal kepada-Nya.

22 Agustus 2013

Reformasi Birokrasi Rekrutmen CPNS Jazuli Juwaini: Jangan Hanya Bagus di Konsep!

Jazuli Juwaini

Jakarta - Pemerintah berencana membuka lowongan CPNS tahun 2013 sebanyak 65.000 formasi. Dari jumlah tersebut 25.000 untuk instansi pusat dan 40.000  untuk instansi daerah. Hal ini terungkap dalam pemaparan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) pada Raker Komisi II DPR di Senayan (21/8).
Menpan RB memaparkan rekrutmen CPNS kali ini beda dan semakin memantapkan upaya reformasi birokrasi yang telah dirintis oleh kementeriannya. Diantara perbedaannya, menurut Menpan RB, terdapat pada paradigma rekrutmen benar-benar  menekankan komptensi calon dimana soal tes disusun oleh konsorsium 10 PTN, pengenalan tes berbasis computer atau Computer Assisted Test (CAT), serta zero toleranceKKN. Menpan RB menjamin rekrutmen CPNS kali ini jauh lebih ketat dan berkualitas.
Menanggapi paparan dan optimisme Menpan RB tersebut, Jazuli Juwaini, Anggota Komisi II FPKS menyambut baik perubahan paradigma, konsep, dan metode rekrutmen CPNS kali ini. Namun, buru-buru Jazuli mengingatkan rencana-rencana tersebut jangan hanya baik di tataran konseptual.
“Saya apresiasi kerangka reformasi birokrasi rekrutmen CPNS Menpan RB, tapi saya juga harus mengingatkan bukan hanya soal konsepnya saja yang bagus tapi harus ada jaminan implementasinya sesuai konsep. Integritas penyelenggara rekrutmen juga harus terjamin,” ungkap Jazuli.
Menurut Ketua DPP PKS ini, penyimpangan terhadap reformasi birokrasi dan rekrutmen CPNS itu lebih banyak terjadi di lapangan. Hal ini terjadi karena kesadaran moral yang rendah (moral hazard), pengawasan yang lemah, dan penegakan hukum yang tidak tegas dan memberi efek jera. Oleh karena itu jangan heran jika masih terdengar praktek calo, pungli, dan katebelece, bahkan penipuan dalam rekrutmen CPNS.
“Tanpa ada penyadaran, pengawasan dan law enforcement, non-sense  kita akan menegakkan reformasi di birokrasi kita melalui rekrutmen CPNS,” tegasnya.
Namun demikian, Jazuli Juwaini tetap optimis jika pemerintah bersungguh-sungguh membangun paradigma reformasi birokrasi, mengembangkan sistem dan manajemen SDM PNS yang kuat termasuk dalam proses rekrutmen, lalu menjalankannya secara konsekuen,  perbaikan kualitas PNS dan pelayanan publik adalah hal yang niscaya.