22 Mei 2015

DPR Desak Pemerintah Serius Pantau Peredaran Beras Palsu


JAKARTA (21/5) – Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) Rofi Munawar meminta Pemerintah melakukan langkah antisipasi terhadap masuknya beras palsu dari Tiongkok, baik melalui mekanisme impor pengadaan beras tujuan khusus (restoran, hotel, dan industry pariwisata) maupun dalam rencana impor untuk stok pemerintah. Selain itu, dirinya meminta masyarakat tetap waspada dan berhati-hati dalam mengkonsumsi beras yang beredar dengan mengenali tekstur dan lebih teliti dalam membeli.
“Pemerintah harus melakukan langkah antisipasi yang maksimal terhadap kemungkinan peredaran beras palsu, diantaranya dengan melakukan monitoring secara serius di sentra-sentra beras, menutup celah impor beras illegal, mengintensifkan koordinasi antar lembaga, dan memastikan bahwa tidak ada masyarakat yang mengkonsumsinya,” kata Rofi Munawar, di Jakarta, Kamis (21/5/2015).
Menurut Rofi, disinyalir produsen beras palsu tersebut menambahkan resin sintetis industri dalam komposisinya. Seperti diketahui bahwa resin sintetis akan sangat berbahaya jika dikonsumsi oleh tubuh manusia, bahkan diantaranya bisa memicu kanker. Ada baiknya pemerintah memberikan penjelasan dan sosialisasi yang maksimal kepada masyarakat terkait keberadaan beras palsu ini, mengingat sebagian besar masyarakat Indonesia konsumsi utamanya beras. Pelaku yang menyebarluaskan bisa di jerat hukuman berdasarkan Undang-Undang (UU) Pangan, UU tentang perlindungan konsumen maupun peraturan lainnya, karena telah mengedarkan bahan pangan berbahaya.
“Produksi dan beras palsu ini ternyata bukan permasalahan baru, mengingat keluhan mengenai produk asal China ini sudah dilaporkan di tahun 2011. Sebagaimana diketahui, China merupakan salah satu Negara yang mengimpor berasnya ke Indonesia selain Thailand dan Vietnam, tercatat sepanjang tahun 2012 Indonesia pernah mengimpor beras dari Negeri Tirai Bambu tersebut sekitar 496,6 ton dengan nilai 1,8 juta dolar (Rp16,2 miliar),” tegas Rofi.
Berdasarkan dari keterangan media Singapura, lanjut Rofi, Tiongkok sedang memproduksi beras palsu. Beras palsu itu sudah didistribusikan di kota Cina Taiyuan, di provinsi Shaanxi. Bahkan dikabarkan juga di ekspor ke beberapa negara tetangga. Beras palsu ini terbuat dari gabungan kentang, ubi jalar, dan limbah plastik yang direkayasa sedemikan rupa sehingga berbentuk menyerupai beras.
Di tengah melonjaknya harga beras di pasaran, masih kata Rofi, keberadaan beras palsu harus di waspadai peredarannya. Selain sangat sulit dibedakan dengan beras asli, harganya pun lebin murah.
"Oleh karenanya, pemerintah harus mengingatkan dan menindak tegas distributor maupun pedagang yang melakukan penjualan beras ini," ujar Rofi. 
Diketahui, di Tiongkok cukup banyak perusahaan yang telah memproduksi beras palsu yang kemudian dijual secara masif di pasar Tiongkok. Tiongkok memang memilki sejarah dalam membuat makanan palsu, diantaranya harian The Global Times pernah melaporkan di bulan Juli 2010 ada sebuah perusahaan di Xi'an - Tiongkok, yang telah membuat versi palsu secara expansif beras Wuchang yaitu dengan mamasukan bumbu penyedap dalam beras yang asli. Selain itu, ada lagi kasus yang menghebohkan tahun 2008 terkait skandal susu formula yang dicampur dengan melamin dan menyebabkan kematian sedikitnya 6 bayi ketika itu.
Sumber: Humas Fraksi PKS DPR-RI