30 November 2013

Ribuan Kader PKS Boyolali Ikuti Pemira


Boyolali (30/11) – Menyambut amanat Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKS tentang pemilihan umum raya (Pemira) capres RI dari PKS, Dewan Pengurus Daerah (DPD) PKS Boyolali hari ini, Sabtu 30 November 2013 menggelar acara tersebut bertempat di Markaz Dakwah DPD PKS Boyolali.

Menurut Ketua DPD PKS Boyolali, Syaifudin, Pemira Capres merupakan bagian dari mekanisme untuk menjaring aspirasi kader dan masyarakat bagi PKS dalam menentukan calon pemimpin bangsa. “Dengan adanya Pemira ini, kami berharap aspirasi kader dan masyarakat tentang sosok pemimpin yang didambakan dapat terjembatani.” Kata Syaifudin.

Sementara itu, Sekretaris Umum DPD PKS Boyolali, Nur Achmad mengungkapkan keyakinannya bahwa PKS akan masuk menjadi partai 3 besar pada pemilu 2014 mendatang. “Pemira Capres dari PKS ini merupakan bentuk keyakinan kami bahwa PKS akan menang pada pemilu 2014 dan kami yakin bahwa kader-kader kami mampu dan siap untuk menjadi pemimpin masa depan Indonesia.” Tegas Nur Achmad.

Selain itu, Nur Achmad juga menyampaikan bahwa Pemira ini akan diikuti oleh seluruh kader dan struktur. “Kader dan struktur akan menyampaikan aspirasinya mulai pkl. 13.00 WIB sampai pkl. 15.00 WIB.” Terangnya.

Untuk menyemarakkan kegiatan Pemira ini, DPD PKS Boyolali juga menggelar konsolidasi akbar struktur dan kader sebagai upaya membangun kesiapan struktur dan kader untuk pemenangan pemilu 2014. “Sampai sekarang target pemenangan kami untuk pemenangan pemilu 2014 belum berubah, yaitu meraih 8 kursi DPRD Kabupaten Boyolali.” Tandas Nur Achmad.

29 November 2013

Caleg PKS Mesti Taati Aturan Dana Kampanye


Jakarta – Calon Anggota Legislatif (Caleg) dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mesti menaati aturan terkait dana kampanye. Hal ini sudah menjadi komitmen partai agar Pemilu menghasilkan para anggota dewan yang bersih dan taat asas. Demikin diungkapkan Ketua Bidang Kebijakan Publik dewan Pengurus Pusat (BKP DPP) PKS Hidayat Nurwahid di hadapan para Tim Sukses caleg PKS di Jakarta, Selasa (26/11).
Menurut Hidayat, penting bagi caleg PKS memahami aturan main terkait dana kampanye karena rakyat makin menyoroti perilaku politisi dalam segala aspek. “Termasuk berapa dana yang dikeluarkan selama kampanye, dan apakah dana tersebut diperoleh dari sumber yang benar, baik secara hukum maupun dalam pandangan syariah Islam,” ujar Hidayat yang juga Caleg PKS dari daerah pemilihan Jakrta Pusat, Jakarta Selatan dan Luar Negeri itu.
Para Tim Sukses Caleg PKS tersebut merupakan Timses dari 57 Anggota Fraksi PKS yang kembali dicalonkan pada periode Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode tahun 2014-2019. Pada kesempatan yang sama, Sekretaris II FPKS DPR Ecky Awal Mucharam menyampaikan, DPP menginstruksikan para Caleg yang belum memiliki rekening bank khusus untuk dana kampanye untuk segera membuatnya. “Setiap Caleg harus mempunyai satu rekening khusus dana kampanye dan mencatat sumber pendanaan kampanyenya,” tegas Ecky.
Terakhir, Hidayat berharap para Caleg lebih fokus untuk turun menyapa masyarakat daripada sekedar menyebar spanduk dan baliho atau alat peraga kampanye yang memakan banyak biaya. Ia meyakini komunikasi yang selama ini terjalin dan advokasi kepada masyarakat yang sudah dilakukan anggota FPKS dalam empat tahun, pastinya memiliki bekas di masyarakat dan menumbuhkan kepercayaan yang lebih kuat. “Kekuatan PKS bukan pada uang yang banyak, tapi pada pelayanan yang terus menerus bagi masyarakat,” pungkas Hidayat.

Sumber: pks.or.id

28 November 2013

Puluhan Ribu Kader PKS Se Jateng Jaring Capres RI

Ketua DPW PKS Jateng, Abdul Fikri Faqih











Semarang - Suhu politik menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2014 semakin menghangat. Semua Partai Politik peserta Pemilu pun segera merapatkan barisan untuk mempersiapkan pemenangan di tahun 2014. Di Semarang, Jawa Tengah, Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jateng bersiap mengikuti agenda pemilihan umum raya (Pemira) PKS.
Menurut Ketua DPW PKS Jateng, Fikri Faqih, Selain merupakan amanat dari Dewan Pengurus Pusat (DPP), Ajang Pemira yang akan digelar serentak se-Indonesia pada hari Jumat-Sabtu (29-30) November itu juga sebagai langkah jaring aspirasi kader dan struktur. "Dengan adanya Pemira tersebut, kami ingin mengetahui keinginan dan harapan kader dan struktur secara luas tentang sosok Calon Presiden Indonesia," kata Fikri.
Selain itu, Fikri juga menyebut bahwa ajang Pemira ini juga sebagai bentuk komitmen PKS untuk ikut ambil bagian dalam pesta demokrasi 2014. "Kita ini adalah sebagai partai yang modern dan demokratis, sehingga komitmen kami adalah ngin meletakkan asas partisipasi dari kader dan seluruh pengurus di Indonesia dan ikut ambil bagian dalam langkah penting 2014 mendatang," tambah wakil Ketua DPRD Jateng ini.
Terpisah, sekretaris umum DPW PKS jateng Ahmadi mengungkapkan bahwa peserta Pemira PKS nanti adalah segenap kader dan struktur se-Jateng.
"Total 59.480 Kader PKS Jateng yang terdiri dari 52800 kader dan 6658 struktur akan memilih calon presiden RI serentak di dua hari tersebut, untuk Kota semarang akan ditempatkan di MD Building DPD PKS Kota Semarang," jelasnya.
Menurut Ahmadi, Pemira PKS yang digelar serentak adalah untuk menghindari hal-hal negatif yang muncul dalam gelaran Pemira ini. Dari 22 nama calon Presiden RI dari PKS, tiga calon presiden diantaranya berasal dari Jateng, mereka adalah Ketua Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid, Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho dan Menteri Pertanian Suswono.

Sumber: pks.or.id

27 November 2013

Ini 5 Figur Terkuat untuk Capres PKS


JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan mengumumkan calon presiden yang diusung pada Desember nanti. Lima di antara 22 nama berpeluang besar untuk memenangi proses seleksi internal partai berbasis Islam itu.

Mereka adalah Presiden PKS Anis Matta, Ketua DPP PKS Hidayat Nur Wahid, Anggota Majelis Syuro Tifatul Sembiring, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno.

"Ya pasti tidak jauh-jauh dari lima nama itu (yang akan diusung sebagai capres)," kata anggota Majelis Syuro PKS, Refrizal di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (26/11/2013).

Refrizal menambahkan, kemungkinan besar PKS akan berkoalisi dengan partai politik lain untuk mengusung satu di antara lima figur tersebut. Bahkan PKS tidak menutup kemungkinan bersedia menjadi cawapres, jika memang koalisi menyepakati hal tersebut.

"Koalisi bagi PKS adalah suatu keniscayaan. Apakah dengan partai Islam, atau dengan partai nasionalis. Koalisi yang akan datang, kita tidak boleh koalisi abu-abu seperti sekarang, apalagi ngancam-ngancam," tuturnya.


Sumber: pkapiyungan.org

25 November 2013

Survei: PKS, Parpol Islam Yang Paling Peduli Sosial


Lembaga Penelitian Psikologi Universitas Indonesia (LPPsi-UI), International NGO Forum on Indonesian Development (INFID), Perkumpulan Prakarsa, dan Perhimpunan Pendidikan Demokrasi (P2D) mengadakan Survei Barometer Sosial. 

Survei ini dilakukan pada bulan September - November 2013 di 33 provinsi di seluruh Indonesia mencakup perkotaan dan pedesaan. Survei melibatkan 2.442 responden yang berusia 17-25 tahun dengan margin of error 1,98% pada tingkat kepercayaan 95%. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian kuesioner. Demikian seperti diberitakan detik.com hari ini (24/11).

Hasil survei menunjukan di jajaran parpol berbasis agama PKS menduduki peringkat teratas yang dinilai responden telah menyelenggarakan program sosial di daerahnya. Namun harus diakui ternyata persepsi publik, menurut survei ini, masih menempatkan parpol nasional yang dinilai lebih tinggi dalam program sosialnya.

Berikut peringkat parpol beserta penilaian apakah parpol tersebut menyelenggarakan program sosial di daerah responden berdasarkan hasil Survei Barometer Sosial:

1. Golkar: 34,7%
2. Partai Demokrat: 34,2%
3. PDIP: 34,1%
4. PKS: 26,5%
5. Gerindra: 23,5%
6. PAN: 21,4%
7. Hanura: 20,7%
8. PPP: 19,9%
9. PKB: 17,7%

Membaca hasil survei ini, walaupun PKS teratas di jajaran parpol Islam namun masih dibawah parpol nasional, kemungkinan hal ini dipengaruhi faktor publikasi atau memang PKS yang dikenal paling depan dalam aksi-aksi sosial mulai berkurang intensitas dan massifnya aksi-aksi sosial. Kalaupun beberapa daerah bagus kegiatan sosialnya, tapi mungkin tidak massif dilakukan seluruh jajaran struktural dari tingkat desa/kecamatan secara nasional.

Tentu kegiatan sosial ini bagi PKS sudah menjadi karakter, bukan sekedar persoalan suara, walaupun menurut Direktur Perkumpulan Prakarsa Setyo Budiantoro hasil survei menunjukan barometer sosial ini ada korelasinya dengan elektabilitas partai politik.

"Parpol yang dinilai menyelenggarakan program sosial ternyata merupakan parpol dengan elektabilitas yang ada di jajaran atas. Ini berarti masyarakat kita cukup pintar, memilih bukan hanya melihat figur tapi juga programnya," jelas Setyo Budiantoro dalam konferensi pers yang dilaksanakan di Kantor INFID Jl. Jatipadang Raya Kav. 3 no 105 Pasar Minggu Jakarta Selatan, Minggu (24/11/2013).

Sudah semestinya PKS menjadikan hasil survei ini sebagai salah satu acuan untuk kembali menggiatkan dan memasifkan aksi-aksi sosial di seluruh desa/kecamatan. Sudah seharusnya tagline #AYTKTM Apapun Yang Terjadi Kami Tetap Melayani dijadikan gerakan masif menasional, ada ta'limat dari DPP, DPW, DPD.

Sekali lagi bukan persoalan suara an sich, tapi lebih pada karakter sebagai partai dakwah yang melandaskan geraknya sesuai sabda Nabi SAW "sebaik-baik kalian adalah yang paling bermanfaat bagi manusia yang lain".
 
Sumber: pkspiyungan.org

22 November 2013

PKS Gelar Pemira Jaring Capres

 



Jakarta (21/11) - Bukan konvensi ataupun Munas, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menggelar Pemilihan Raya (Pemira) untuk menjaring nama-nama Calon Presiden (Capres) dari kalangan internal. Sekitar 1 juta kader PKS di seluruh Indonesia akan mengikuti proses pemilihan capres dari kalangan internal. Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal DPP PKS Taufik Ridho di acara Election Update III PKS, Kamis (21/11)  di Jakarta.

Menurut Taufik Ridho, penting bagi PKS mulai membicarakan calon Presiden untuk tahun 2014 mengingat soal kepemimpinan nasional adalah bagian yang tidak terpisahkan dari hajatan politik tahun depan. "PKS berharap kepemimpinan periode berikut mampu membawa Indonesia meniti gelombang sejarah Indonesia baru yang lebih adil, sejahtera dan bermartabat di mata dunia," ujar Taufik.

Taufik menjelaskan kegiatan penjaringan capres tersebut dibawahi sebuah badan pekerja di bawah Majelis Syuro yang disebut Lembaga Pelaksana Penokohan Kader (LPPK) yang diketuai oleh Sekjen DPP PKS. Anggota LPPK ada 9 yang merupakan perwakilan dari DPP, MPP (Majelis Pertimbangan Partai) dan DSP (Dewan Syariah Pusat).

Kegiatan Pemira Capres RI di PKS akan dilangsungkan pada 29-30 November 2013.  Menurut Taufik Ridho, karena masalah teknis kader PKS yang akan memberikan suara dalam pemira serentak pada tanggal tersebut diharapkan menjaring aspirasi kader, simpatisan dan masyarakat umumnya di wilayahnya sebelum tanggal 29 November 2013.

Menjawab soal penjaringan terhadap capres dari kalangan di luar kader, Taufik menyatakan, masalah tersebut belum masuk agenda LPPK. "Untuk saat ini, kita ingin memajukan tokoh capres dari internal lebih dulu karena meyakini kader-kader PKS sudah cukup mumpuni untuk ditawarkan kepada publik sebagai pemimpin nasional," pungkas Taufik.

Sumber: pks.or.id

10 November 2013

Semut Miliki Cara Unik dalam Reproduksi

Tidak seperti kebanyakan binatang lainnya, semut memiliki cara unik dalam menghasilkan keturunan. Praduga bahwa mereka adalah binatang aseksual sepertinya harus ditimbang ulang. Pasalnya, ada beberapa penelitian yang menyebut bahwa mereka juga kawin.
Koloni semut dibagi menjadi beberapa kasta. Ada kelas pekerja, tentara, drone alias pejantan, dan ratu. Dari situ muncul pertanyaan, siapa yang paling berperan dalam proses reproduksi?
Pembiakan sel telur menjadi anakan semut memang diemban oleh Sang Ratu, tapi yang paling berperan besar adalah para drone yang memiliki tugas kawin dengan ratu. Pejantan ini berkembang dari telur yang tidak dibuahi dengan tujuan membuat keturunan.
Selain menjadi pejantan, biasanya telur-telur ini akan menetas menjadi betina bersayap yang kelak akan menjadi ratu dalam sebuah koloni semut.
Walter Tschinkel, peneliti semut dari Florida States University, menjelaskan, saat pejantan sudah siap untuk kawin, mereka akan terbang ke puncak bukit atau ke atas pohon secara berkelompok. Tujuannya adalah untuk menarik perhatian ratu koloni.
Saat proses kawin, pejantan akan memasukkan alat kelaminnya, disebut aedeagus, ke saluran reproduksi betina untuk menyimpan sperma. Sang ratu akan menyimpan sperma tersebut dan mereproduksinya menjadi telur sampai sisa umurnya.
Kondisi ini memungkinkan si ratu dapat bertelur beberapa kali meskipun tidak melakukan proses kawin untuk kali kedua. Sperma yang tersimpan, berfungsi dalam jangka waktu yang relatif lama.
Tapi sial bagi pejantan, setelah melakukan proses kawin, ajal biasanya akan menghampiri mereka. Di sisi lain, sang ratu akan memutuskan sayapnya dan pindah ke koloni yang lain.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Walter Tschinkel ini juga semakin menguatkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Christian Rabeling dari Harvard. Pada penelitian itu, Christian membuktikan bahwa semut bukanlah binatang aseksual seperti yang diduga selama ini. Dari sampel gen 234 semut yang ada di Amazon ditemukan sperma di dalam 'spermatheca' alias tempat penyimpanan sperma sang ratu.

Sumber: nabawia.com

9 November 2013

Kisah Seorang Pemulung Pecinta Al Qur'an

Suka mengeluh, pemboros dan malas ibadah itu adalah salah satu kebiasaan ku dulu.

Padahal ayahku  adalah hanya seorang kuli bangunan yang lumayan taat akan ibadah, aku tak pernah mendengar nasehat ayahku.

Semua itu akhirnya berubah saat aku berjumpa dengan seorang pemulung yang luar biasa.

Bagiku dia adalah mungkin salah satu malaikat dikirimkan Allah kepadaku. Tanpa kaki, tanpa rumah dan tanpa istri tapi tetap luar biasa.

Walaupun tidak punya kaki, setiap malam ia pergi kejalanan bukan mengemis tapi memulung barang-barang bekas, ditemani oleh anak kecil yang ia besarkan dari hasil mulung barang bekas.
  
Awal aku berjumpa, aku melihat dia bersama anak kecil sedang membaca sebuah buku tepat dilampu merah diterangi lampu jalan.

Saat itu muncul rasa penasaranku akan apa yang beliau baca.

"Malam pak" sahut ku dengan nada pelan

Awalnya aku risih dengan manusia yang tanpa kaki dan pakaian jorok
lalu ia menjawab, "malam juga pak. Ada apa pak ??"

"Apa saya menghalangi jalani bapak ? " ungkapnya lagi

Alangkah kagetnya saat kulihat ternyata yang beliau baca adalah sebuah alquran  yang sudah kusam.

Aku terdiam sejenak dan menjawab dengan gugup,  "tak ada apa-apa kok pak,
bapak baca apa ya?? "

Dia menjawab dengan sedikit bingung, "Alquran pak " jawabnya

Makin kaget hatiku saat mendengarnya menjawab demikian

Aku hanya bisa senyum sambil bingung.

Dia lanjut bicara "Semua orang berhak membaca buku ini, walaupun saya miskin, pemulung dan kaki saya juga tidak ada tapi bukan alasan untuk tidak menyentuhnya "

Lagi-lagi aku hanya bisa tersenyum melihat semangatnya.

DEDY ISMAIL HASIBUAN
Medan

Sumber: islamedia.web.id

8 November 2013

Anis Matta: Indonesia Perlu Pemimpin yang Mampu Menangkap Ruh Zaman



MALANG - Sejak bergulirnya era reformasi, Indonesia belum sepenuhnya bangkit dari keterpurukan. Langkah kebangkitan Indonesia seakan terseok-seok menghadapi tantangan zaman.
Untuk bangkit dan tinggal landas saat ini, Indonesia memerlukan kehadiran pemimpin baru yang mampu menangkap semangat dan ruh zaman. Hal itu menjadi syarat kebangkitan.

Hal itu disampaikan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta dalam pidatonya di acara Dialog Kebangsaan bertema 'Dari Kampus untuk Negeri: Mencari Pemimpin Bangsa' di GOR Pertamina, Universitas Brawijaya, Malang, Rabu (6/11/2013).

"Dia wajib memahami secara mendalam nafas tahapan sejarah Merah Putih yang telah dan sedang bergulir kini," jelas Anis.

Anis lalu menjelaskan, sejarah Indonesia telah menjalani tiga tahapan besar. Pertama, perjalanan 'menjadi Indonesia' pada abad ke-17 hingga pertengahan abad ke-20.

Kedua, masa kemerdekaan hingga era reformasi. "Inti gelombang kedua adalah perdebatan mencari sistem yang kompatibel dengan sejarah dan kondisi kekinian. Sementara memasuki tahun politik 2014, kita menghadapi gelombang sejarah baru (ketiga)," tukas Anis Matta.

Tantangan gelombang ketiga dimaksud, menurut mantan wakil ketua DPR ini, sangat berbeda dengan dua ruas perjalanan sejarah bangsa sebelumnya. Misalnya, setelah Orde Reformasi berhasil menghadirkan sejumlah keseimbangan, antara lain relasi negara dan agama, kesejahteraan dan kebebasan, serta demokrasi dan pembangunan. Sementara Indonesia pada gelombang ketiga ini berhadapan dengan kondisi baru.

"Pendorong utama perubahan kini dan ke depan adalah dari dalam, bukan lagi dipicu oleh kolonialisme (gelombang pertama) dan perang dingin ideologi (gelombang kedua). Kini kita di-drive secara signifikan oleh komposisi demografi yang belum pernah terjadi dalam sejarah bangsa kita," paparnya.

Diungkapkan, penduduk Indonesia kini memiliki 'the new majority'. Mereka kelompok produktif dan mapan berusia 45 tahun ke bawah yang jumlahnya mencapai 60 persen populasi kita. Mengutip pakar ekonomi, Anis menyebut fakta ini sebagai 'bonus demografi' (deviden demografi)

Anis menegaskan, kelompok mayoritas tersebut menuntut sosok pemimpin yang sama sekali berbeda dibanding tokoh bangsa terdahulu. Mereka 'melek' politik, sehingga tidak mudah dimobilisasi sebagaimana hal itu terjadi di masa lalu.

"Ruh zaman itu harus mampu ditangkap pemimpin bangsa ke depan," pungkas Anis Matta.

Dalam dialog tersebut, turut hadir sebagai pembicara yaitu Ketua Umum Partai Hanura Wiranto, Gubernur Sulawesi Selatan yang juga Ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi se-Indonesia Syahrul Yasin Limpo, dan Direktur Pol Tracking Institute Hanta Y.


Sumber: pks.or.id

6 November 2013

Kunjungan ke Bima, Anis Matta Ungkap Rahasia PKS Konsisten Menebar Kebaikan




BIMA, 4 Nov 2013 - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta menegaskan bahwa upaya partainya memenangi Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 --minimal masuk tiga besar-- jauh dari hasrat gila kekuasaan. Dengan kalimat lain, PKS tidak semata memburu "kursi".

Anis Matta mengemukakan hal itu di hadapan seribuan lebih simpatisan, kader, dan pengurus PKS se-Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam acara Dialog Kebangsaan di Convention Hall Paruga Na'e, Bima, NTB, Senin, 4 November 2013.

Acara dialog itu digelar sebagai rangkaian konsolidasi seluruh elemen PKS se-Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu. Sejumlah pengurus pusat PKS mendampingi Anis Matta, antara lain Sekretaris Jenderal PKS Taufiq Ridho, anggota Komisi III DPR Daerah Pemilihan NTB Fahri Hamzah, dan legislator Komisi X DPR Ahmad Zainuddin, Ketua DPP Wilda Bali-Nusra Oktan Hidayat.

Lalu, untuk apa PKS harus berada di puncak perolehan dukungan rakyat pada Pemilu 2014? Pertanyaan yang dilontarkan sendiri, dijawab Anis Matta, memenangi pemilu bukan sekadar mengantarkan para kader duduk di DPRD Kabupaten/Kota, DPRD Provinsi, dan DPR-RI (Pusat). Ada dasar yang lebih mulia dibanding perolehan kursi dewan.

"Yang jauh lebih penting di balik kemenangan adalah kita ingin menjadi bagian penting dari gelombang sejarah perubahan Republik ini. Menang Pemilu 2014 hanya pintu masuk untuk tujuan yang lebih besar," tandas Anis Matta.

Presiden PKS mengatakan, partai anak muda ini harus masuk dalam pusaran gelombang yang sedang berputar di seluruh sendi bangsa.

"Dengan memenangi Pemilu 2014, kita akan punya peran strategis dan kontribusi nyata dalam mengendalikan setiap tahapan sejarah bangsa ini," tegas Anis Matta.

Masih di arena yang sama, Presiden PKS juga menggarisbawahi pentingnya nilai Pancasila sebagai ideologi bangsa terus ditanamkan dan menjadi pedoman bagi seluruh anak bangsa. Berbagai perbedaan di tengah masyarakat dan elit politik tidak akan menjadi masalah bangsa sepanjang nilai Pancasila diejawantahkan.

Menyinggung peluang PKS mencapai targetnya dalam pesta demokrasi mendatang, Anis Matta menyatakan, hal ini kerap dipandang banyak pihak sebagai "mission impossible" (misi mustahil). Terlebih lagi, kata Anis Matta, ada satu kasus hukum yang membelit pribadi mantan Presiden PKS, dan masih menggantung hingga kini.

Terhadap hal tersebut, Presiden PKS memberi petunjuk ke seluruh jajarannya dari pusat hingga pedesaan agar tidak terusik. "Mari kita berusaha untuk terus konsisten menebar kabaikan dan manfaat buat kehidupan ini. Bukankah karena itulah kita punya alasan untuk bertahan hidup lebih lama?" tutur Anis Matta.

Kunjungan kerja Presiden PKS di Sumbawa dijadwal hingga Rabu, 6 November 2013. Pada selasa, 5 Oktober 2013, Anis Matta akan menghadiri perayaan Tahun Baru 1435 Hijriyah.*

Sumber: pkspiyungan.org