9 Juni 2015

Syarat Kemenangan | Taujih KH. Hilmi Aminuddin


Ikhwan dan Akhwat Fillah…
Saya ingin mengingatkan, betapa pun kemajuan-kemajuan teknologi yang kita pakai dalam manajemen, betapa pun bagusnya teori-teori manajemen yang kita adopsi dan kita terapkan dalam jama’ah kita ini, tapi jangan lupa dengan hal yang sangat substansial, bahwa doktrin dakwah kita tidak pernah berubah. Kemenangan-kemenangan dakwah persyaratannya tidak pernah berubah. Kemenangan perjuangan hanya akan dicapai oleh kelompok, oleh jama’ah yang aqrabuhum ilallah wa ashlahuhum linnas (yang paling dekat kepada Allah dan yang paling baik kepada manusia). Tidak lebih dari itu. Orang yang paling dekat kepada Allah dan yang paling ashlah bagi kehidupan manusia, itulah yang akan diberikan kesempatan menang oleh Allah SWT. Yang dalam tingkat operasional, ujung tombaknya adalah ihsan.
“Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu…” (Q.S. Al-Qashash: 77)
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik…” (Q.S. An-Nahl: 125)
Itu adalah yang substansial. Sifatnya tidak pernah berubah.
Jadisekali lagi secara ringkas Allah menjelaskan kunci kemenangan adalah aqrabuhum ilallah wa anfa’uhum linnas wa ashlahuhum linnas, mereka yang paling dekat kepada Allah dan bermanfaat serta yang paling baik kepada manusia.
“Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.” (Q.S. Al-Hajj: 22)
Untuk mencapai falaah, kemenangan, Allah menjelaskan adanya syarat kualitas dan kuantitas pendekatan kita kepada Allah. Kuantitas dan kualitas ishlah kita bainannaas. Itu rumusan dasar yang tidak boleh ditinggal.
Naudzubillah bila peningkatan kualitas administrasi, kualitas manajemen, ternyata kosong dari rumusan dasar aqrabuhum ilallah, ashlahuhum linnas. Bila itu terjadi, tidak akan menjanjikan keberhasilan dan kemenangan. Sekali lagi peningkatan-peningkatan kualitas manajemen, kualitas idariyah, bahkan sarana prasarana dan metode-metode pendekatan, harus tidak dilepaskan dari hal-hal substansi.
Mudah-mudahan—insya Allah—kita bisa menampilkan secara penuh di tengah-tengah masyarakat sebagai entitas ummat yang aqrabuhum ilallah dan ashlahuhum linnas. [ ]

Sumber: Al Intima