9 Juni 2015

Abdul Kharis Kembali Sapa Konstituennya Sosialisasikan 4 Pilar Kebangsaan


Klaten - Anggota DPR RI dari daerah pemilihan (Dapil) Jawa Tengah V, Abdul Kharis Almasyhari kembali menemui konstituen di daerahnya. Kali ini, Kharis menyelenggarakan dengar pendapat dan sosialisasi empat pilar kebangsaan yang dilaksanakan pada Senin (8/6) di Balai Desa Rejoso, Kecamatan Jogonalan, Klaten. Tak kurang dari 150 peserta mengikuti kegiatan tersebut.
"Selain menjalankan amanah Majelis Permusyawarahan Rakyat (MPR), pemahaman empat pilar kebangsaan ini sangat penting bagi masyarakat. Dengan pemahaman terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam Empat Pilar Kebangsaan, masyarakat akan memiliki jiwa nasionalisme yang kuat," ujarnya.
Anggota Komisi XI itu mengatakan DPR sebagai penjelmaan wakil rakyat Indonesia memiliki tanggung jawab untuk mengukuhkan nilai-nilai fundamental kehidupan berbangsa dan bernegara, sesuai dengan mandat konstitusional yang diembannya. Karenanya, lanjut Kharis, searah dengan tugas dan fungsinya itu DPR akan terus melaksanakan tugas memberikan pemahaman nilai-nilai luhur bangsa. “Tentu yang sesuai dengan Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika,” Ujarnya.
Kharis, menambahkan problematika masyarakat saat ini adalah begitu mudahnya mereka memandang rendah bangsa sendiri terhadap bangsa lain. Dengan berbagai permasalahan bangsa ini, masyarakat acap kali malah seakan-akan merendahkan bangsa ini. Kalau kita memantau sosial media, kita bisa melihat bagaimana masyarakat memperlakukan bangsa ini.
"Memahami Indonesia secara utuh juga akan menghindarkan dari perilaku merendahkan bangsa sendiri. Persepsi yang harus dibangun adalah Indonesia adalah rumah besar kita. Jika dalam perjalanan bangsa ini ada yang perlu diperbaiki, maka kita harus memperbaiki. Kita adalah bagian dari untuk memperbaiki bangsa ini. Kalau semua bersatu, negara ini akan kuat,"
Lebih lanjut, anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) ini mengatakan dengan pemahaman empat pilar,masyarakat akan lebih berdikari dan tidak selalu tergantung dengan pihak-pihak asing.
"Pemahaman yang komprehensif terhadap Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika bisa menjadi benteng bagi masyarakat dan kaum muda pada khususnya dari pengaruh dan budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya Indonesia. Ketergantungan kita terhadap asing masih kuat, dan harusnya dengan potensi yang ada di Indonesia harusnya kita bisa berdikari dan hal ini harus ditanamkan kepada masyarakat," pungkasnya. (AR)

Sumber: pks-solo.or.id