16 Maret 2016

Kajian ala Konser



Oleh: Ust. Andi Ardianto (Pengasuh Ponpes Insan Cendekia)

Sebuah konser artis papan atas bisa menelan dana ratusan juta hingga milyaran rupiah. Baik untuk fee, panggung, akomodasi dan keperluan lainnya. Dan banyak yang tidak eman-eman mengeluarkan dana besar untuk mewujudkannya.

Alasannya sederhana, kian terkenal yang diundang semakin banyak yang akan datang. Itu artinya pemasukan akan setimpal bahkan berlebih. Pamor penyelenggara pun meningkat yang ujungnya juga menguntungkan.

Dan demi melihat artis idola, banyak penonton yang rela menembus jarak dan dana tidak sedikit. Ada kepuasan tersendiri ketika menyaksikannya.

Lalu apa hubungannya dengan kajian?

Bukan pada kemauan penyelenggara menggelontorkan dana besar mengundang pembicara terkenal tapi pada soal gaya.

Coba saja tengok kajian yang diisi tokoh nasional, jumlahnya hampir dipastikan membludak. Sementara untuk kajian rutinnya sepi. Padahal kalau mau jujur pada kajian rutin inilah ilmu kita akan kokoh. Tidak jarang kualitas pengisi kajian rutin pun sangat jauh di atas pembicara tersohor.

Tulisan ini bukan mencela mereka yang hanya datang ketika tokoh terkenal saja yang mengisi tapi lebih pada keprihatinan pada sepinya kajian rutin pada beberapa tempat. Sesekali tokoh nasional memang perlu dihadirkan sebagai penyemangat tapi yang lebih mendasar adalah kemauan kita dalam menuntut ilmu secara rutin.