BOYOLALI (9/12) - Bidang Perempuan DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Boyolali menggelar Seminar Parenting dengan tema “Keluarga Dakwah Meniti Jalan Ke Sorga” di Markaz Dakwah DPD PKS Boyolali, 9 Desember 2012. Kegiatan ini dihadiri sekitar 300-an kader PKS Boyolali yang kebanyakan merupakan pasangan suami istri. Hadir sebagai pembicara, Ust. Muhammad Haris, S.S, M.Si (Wakil Walikota Salatiga) dan Ibu Ida Nurul Farida yang merupakan istri beliau.
Ketua Bidang Perempuan DPD PKS Boyolali, Ari Sutanti, A.Md, mengatakan melalui kegiatan ini, PKS ingin lebih memperkokoh tatanan keluarga kader sesuai dengan tatanan keluarga dalam Islam.
"Kita ingin agar keluarga kader terbentuk secara kokoh. Selain itu, melalui kegiatan ini kita juga berharap agar keluarga kader semakin termotivasi dalam melakukan aktivitas dakwahnya.” ujar Ari menegaskan.
Sementara itu, Ketua DPD PKS Boyolali Syaifudin, S.Si dalam sambutannya mengingatkan tentang pentingnya keluarga kader yang berperan sebagai keluarga dakwah.
“Setiap keluarga kader merupakan keluarga dakwah yang harus memberi kemanfaatan bagi masyarakat di sekitarnya.” Tandas Syaifudin.
Selain itu, dia juga mengingatkan tentang pentingnya peran keluarga dalam pemenangan pemilu 2014.
“Perlu diingat bahwa kita menargetkan 8 kursi DPRD Boyolali, maka kokohnya keluarga kader sangat berperan dalam menentukan pemenangan tersebut.” Ujar Syaifudin.
Sebagai pembicara pertama, Ibu Ida Nurul Farida mengingatkan kembali tentang visi dan misi keluarga yang baiti jannati dengan mengutip Surat Arrum ayat 21. Setiap keluarga kader diharapkan termotivasi untuk menjadikan keluarganya menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah. Sakinah artinya perasaan nyaman, tentram atau tenang kepada yang dicintai. Mawaddah artinya perasaan ingin bersatu atau bersama. Sedangkan warahmah artinya kasih sayang dan kelembutan yang timbul terutama karena adanya ikatan.
Sebagai pembicara kedua, Ust. Muhammad Haris, S.S, M.Si menjabarkan tentang posisi strategis keluarga dakwah dalam masyarakat. Beliau menjelaskan tentang tahapan amal dawah yang harus dilakukan oleh setiap kader. Salah satu tahapannya yaitu ta’winu baitim muslim (membentuk keluarga muslim). Dalam tahapan ini diharapkan hadirnya keluarga-keluarga Islam dan rumah sebagai madrasah pertama dalam kehidupan dapat diterapkan. Dan ikhwan sebagai kepala rumah tangga dapat menerapkan syariat Islam dalam kehidupan rumah tangganya.
Acara diakhiri dengan pemberian kenang-kenangan kepada pembicara berupa gunungan wayang hasil kerajinan tembaga dari Tumang sebagai simbol kedamaian dalam keluarga.
Ketua Bidang Perempuan DPD PKS Boyolali, Ari Sutanti, A.Md, mengatakan melalui kegiatan ini, PKS ingin lebih memperkokoh tatanan keluarga kader sesuai dengan tatanan keluarga dalam Islam.
"Kita ingin agar keluarga kader terbentuk secara kokoh. Selain itu, melalui kegiatan ini kita juga berharap agar keluarga kader semakin termotivasi dalam melakukan aktivitas dakwahnya.” ujar Ari menegaskan.
Sementara itu, Ketua DPD PKS Boyolali Syaifudin, S.Si dalam sambutannya mengingatkan tentang pentingnya keluarga kader yang berperan sebagai keluarga dakwah.
“Setiap keluarga kader merupakan keluarga dakwah yang harus memberi kemanfaatan bagi masyarakat di sekitarnya.” Tandas Syaifudin.
Selain itu, dia juga mengingatkan tentang pentingnya peran keluarga dalam pemenangan pemilu 2014.
“Perlu diingat bahwa kita menargetkan 8 kursi DPRD Boyolali, maka kokohnya keluarga kader sangat berperan dalam menentukan pemenangan tersebut.” Ujar Syaifudin.
Sebagai pembicara pertama, Ibu Ida Nurul Farida mengingatkan kembali tentang visi dan misi keluarga yang baiti jannati dengan mengutip Surat Arrum ayat 21. Setiap keluarga kader diharapkan termotivasi untuk menjadikan keluarganya menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah. Sakinah artinya perasaan nyaman, tentram atau tenang kepada yang dicintai. Mawaddah artinya perasaan ingin bersatu atau bersama. Sedangkan warahmah artinya kasih sayang dan kelembutan yang timbul terutama karena adanya ikatan.
Sebagai pembicara kedua, Ust. Muhammad Haris, S.S, M.Si menjabarkan tentang posisi strategis keluarga dakwah dalam masyarakat. Beliau menjelaskan tentang tahapan amal dawah yang harus dilakukan oleh setiap kader. Salah satu tahapannya yaitu ta’winu baitim muslim (membentuk keluarga muslim). Dalam tahapan ini diharapkan hadirnya keluarga-keluarga Islam dan rumah sebagai madrasah pertama dalam kehidupan dapat diterapkan. Dan ikhwan sebagai kepala rumah tangga dapat menerapkan syariat Islam dalam kehidupan rumah tangganya.
Acara diakhiri dengan pemberian kenang-kenangan kepada pembicara berupa gunungan wayang hasil kerajinan tembaga dari Tumang sebagai simbol kedamaian dalam keluarga.