Demonstrasi hari Selasa (4/12), di depan Istana Presiden Mesir oleh
massa anti Presiden Mursi berlangsung anarkis. Lemparan batu dan serangan
kepada polisi oleh demonstran terus dilakukan. Polisi Mesir hanya
mencoba bertahan, tidak balik menyerang. Hal ini dikarenakan instruksi
dari Presiden Mursi supaya para polisi tidak membalas serangan anarkis
para demonstran.
Beberapa harian liberal dan sekuler seperti koran Al-Tahrir dan media
Ahram mengabarkan bahwa protes anti Presiden Mursi di depan Istana
Presiden mencapai ratusan ribu orang. Pemberitaannya dilebih-lebihkan
supaya terkesan banyak demonstran yang mengikuti aksi tersebut.
Tetapi media internasional Al Jazeera yang tidak mempunyai
kepentingan apapun di Mesir dan lebih netral dalam pemberitaannya,
melansir bahwa massa demonstran sekitar ribuan orang saja sesuai
pantauan wartawan Al Jazeraa sendiri, Rawya Rageh. “Kami hanya melihat
ribuan orang mengelilingi istana, dan mereka melakukan tindakan anarkis
kepada kepolisian. Berusaha mendekat di Istana Presiden,” jelasnya.
Senada dengan wartawan Al Jazeera, Sekretaris Jenderal Ikhwanul
Muslimin, Mahmoed Hussein juga mengatakan pada selasa malam, bahwa
demonstran yang berada di luar Istana tidak lebih hanya dari kelompok
kecil yang kurang dari 2000 massa demonstran. Laporan ini diterima dari
saksi mata yang juga datang di tempat demonstrasi. Sebagaimana dilansir
dari Al-Ahram, “Mereka hanya sebuah kelompok kecil tanpa mempunyai beban
politik, dan mereka adalah kebanyakan massa bayaran. Mereka tidak lebih
dari 2000, dan mereka melakukan tindakan anarkisme kepada kepolisian
yang berjaga-jaga,” jelas Mahmoud Hussein.
Al-Ahram sendiri merilis bahwa jumlah massa demonstran adalah ratusan ribu. Dan masih bersikeras bahwa jumlahnya sebanyak itu.
Tokoh liberal dan sekuler Mesir memang mempunyai banyak modal besar
untuk membentuk media-media mereka sendiri dan seringkali
memutarbalikkan fakta serta berusaha untuk memanipulasi data-data yang
sesungguhnya pada kondisi Mesir.
Sumber: http://suaranews.com/5693/demonstrasi-mesir-padahal-hanya-ribuan-tetapi-diberitakan-ratusan-ribu