BOYOLALI – Jumlah kasus kebakaran di Kota Susu mencapai 29 kejadian selama Januari-September 2014. Nilai kerugian materiil akibat kebakaran sekitar Rp900 juta.
Oleh sebab itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali meminta masyarakat setempat meningkatkan kewaspadaan terhadap terjadinya kebakaran selama musim kemarau ini.
Kepala Bidang (Kabid) Penanggulangan Bencana dan Kedaruratan BPBD Boyolali, Purwanto, mengemukakan kasus kebakaran tersebut didominasi kebakaran di rumah warga. Dari 29 kasus, menurut dia, mayoritas disebabkan terjadinya hubungan pendek arus listrik atau korsleting.
“Untuk itu kami mengimbau, agar masyarakat senantasa memeriksa jaringan instalasi listrik di rumahnya masing-masing, guna memastikan tidak terjadi korsleting, ” ungkap Purwanto ketika ditemui wartawan di kantor BPBD setempat, Selasa (16/9/2014).
Ia menambahkan warga perlu waspada terhadap pemicu kebakaran, seperti membuang puntung rokok sembarangan, lupa mematikan kompor, dan sebagainya.
Purwanto menambahkan data sebaran kasus kebakaran di Kabupaten Boyolali cukup merata, baik di wilayah utara maupun di perkotaan. “Ya sejauh ini total kerugian materiil hampir mencapai Rp1 miliar,” imbuh dia.
Ditemui sebelumnya, Kepala BPBD Boyolali, Suyitno, mengatakan, terkait antisipasi bencana kebakaran hutan, pihaknya berkoordinasi dengan Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) dan Balai Taman Nasional Gunung Merbab (BTNGM), hingga PT Perhutani.
Sebab potensi kebakaran hutan di Boyolali selain di wilayah pegunungan, juga berpotensi terjadi di kawasan hutan di wilayah Boyolali utara.
sumber: solopos.com