2 Desember 2013

Mas’ul Da’wah itu Supir Taxi


Gaya bicaranya masih seperti dulu, bersemangat, berapi-api dan bergelora, apalagi kalau diajak bicara tentang PKS, masalah PKS dan masa depan PKS.


Maklum sejak SMA sampai kuliah ikhwah ini aktivis. Aktivis Rohis, Senat Mahasiswa dan juga Kammi. Selalu banyak informasi dan pencerahan kalau bicara dengan ikhwah ini. Bahasanya lugas, “to the point” dan inspiratif.  Tidak heran kalau sekarang ikhwah ini di beri amanah Ketua PKS tingkat kecamatan. Semakin malam obrolan semakin hangat, sampailah pada obrolan dengan tema “insilah” atau “futur” di kalangan ikhwah.

Saya bertanya pada ikhwah ini bagaimana tanggapannya tentang ikhwah yang futur dan akhirnya insilah. Beliau menjelaskan bahwa kontribusi kita di dakwah Partai ini balasannya hanya dari Allah, andai kata ada ghanimah di jihad siyasi ini itu juga kehendak Allah SWT, bukan itu yang kita kejar di jihad siyasi ini. Kenapa kita harus menyesal dan kecewa ketika ghanimah hanya dinikmati oleh segelintir orang. Bukankah amal-amal dakwah kita berharap di balas dengan surga-Nya Allah. Kita berjuang di PKS untuk Allah, mengejar ridho-Nya, biarlah Allah yang memutuskan tentang rizki kita. Ketika ada qiyadah kita yang dengan sengaja atau kekhilafannya hidup dalam “kemewahan” kita husnudzon aja, mudah-mudahan dari rizki yang halal, kita sebagai saudara ikut bersyukur kalau ada ikhwah kita yang lebih baik kondisinya.

Saya juga bertanya tentang peluang PKS menang di Jakarta, karena ikhwah ini salah satu Ketua PKS Kecamatan. Ikhwah ini menjawab dengan berapi-api, ikhwah ini bercerita bahwa walaupun kader PKS belakangan ini sempet kendur semangatnya karena kasus ustadz Luthfi, tetapi perlahan-lahan sudah mulai bangkit dan kembali percaya diri untuk kembali mengusung panji-panji dakwah. Militansi dan pengorbanan kembali menggelora untuk memenangkan partai dakwah ini.

Ketika Idul adha, walaupun secara umum kondisi kader-kader partai dakwah ini sedang krisis secara financial tetapi mereka ternyata bisa “berqurban” minimal satu kambing. Alhamdulillah semangat berkorban masih menggelora di dada mereka walaupun di tengah keterbatasan dan prahara yang menimpa. Ikhwah ini yakin Allah akan berikan kemenangan ini, asal kader komitmen dan istiqomah dengan garis perjuangan dakwah, dan tidak tergoda dunia yang melenakan.

Di akhir obrolan kami, ikhwah ini menutup obrolan dengan mengingatkan kembali tentang kontribusi dan tadhiyah di jalan dakwah.

Ikhwah ini bilang yang membedakan kita dengan orang lain adalah tingkat kontribusi dan tadhiyah (pengorbanan) di jalan dakwah ini. Lakukan terbaik amal atau amanah yang menjadi tanggung jawab kita dalam situasi dan kondisi apapun, lapang ataupun sempit, karena di jalan dakwah ada keberkahan.

Sebuah nasehat yang mendalam. Dan ikhwah ini akhirnya pamit dengan seragam dan taxi birunya untuk kembali mencari nafkah untuk anak dan istri setelah berhenti sejenak selama 3 jam untuk mengikuti rapat koordinasi pemenangan PKS, padahal waktu itu jam sudah menunjukkan jakm 23.00 WIB. Ikhwah ini melanjutkan narik taxi, karena 3 jam waktu kerjanya sudah dia infak-kan untuk dakwah dan dia bilang setorannya belum cukup sehingga sisa-sisa tenanganya dia coba maksimalkan untuk ngejar setoran.

Kata penutupnya cukup singkat : setoran dunia jangan sampai ngalahin setoran dakwah dan setoran akhirat.

Allahu Akbar walillahilhamd...


Sumber: pkspiyungan.org