1 Maret 2013

Pengamat Politik: Kemenangan PKS di Jabar Akan Terulang di Sumut

Pasangan Cagub-Cawagub Sumut Nomor 5, Gatot Pujo Nugroho dan Tengku Erry Nuradi. (inet)
Medan. Kemenangan Ahmad Heryawan – Deddy Mizwar dalam Pemilukada Jawa Barat, Minggu (24/2) menjadi fenomena menarik di tengah terpaan badai politik PKS. Seperti diketahui, PKS adalah partai pendukung pasangan nomor urut 4 tersebut. Kemenangan PKS di bumi parahiyangan diprediksi akan menginspirasi PKS untuk kembali berjaya di Sumatera Utara. Dalam pilkada kemarin, Aher-Deddy secara mengejutkan memenangkannya hanya dengan satu putaran. Berdasarkan pola hitung cepat (quick count) oleh beberapa lembaga survey, pasangan ini unggul dari 4 kandidat lain dengan perolehan suara lebih dari 32 persen.

Hasil perolehan quick count Lembaga Survei Indonesia (LSI) misalnya, merilis pasangan Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar keluar sebagai pemenang. Aher mengantungi 33,21 persen suara, disusul Rieke 27,37 persen, dan Dede 25,39 persen.

Pengamat politik FISIP USU Ahmad Taufan Damanik menjelaskan, kemenangan Aher membuktikan para pemilih cenderung punya perspektif sederhana untuk menentukan pilihannya. Dalam pemilukada, yang menjadi perhatian utama dari calon pemilih adalah sosok pribadi kandidat, juga track record kandidat selama ini, terutama di dalam pemerintahan.

Cenderung memilih
Masyarakat tambahnya akan cenderung memilih dengan perspektif yang sederhana saja, misalnya apa yang sudah dibuat kandidat selama ini, bagaimana kepribadiannya apakah dia relijius, dekat dengan masyarakat, santun dan lain-lain,” kata Taufan.

Demikian pula masyarakat sudah sangat menyadari betapa bahayanya money politik, sehingga pasangan yang membagi-bagi uang pada masa pencoblosan akan rugi 2 kali, yaitu uang yang dibagi diterima tapi coblosan diberikan kepada kandidat yang sudah berbuat.

“Mengenai partai pendukung, saya kira tidak terlalu mempengaruhi karena masyarakat juga memiliki penilaian yang sama terhadap semua partai. Karena itu, di berbagai survey juga terlihat, pemilih partai A atau B di Pemilu legislatif, ternyata tidak sepenuhnya memilih calon kepala daerah yang diajukan partai tersebut,” ujarnya.

Taufan menambahkan, fenomena di Jawa Barat menunjukkan masyarakat lebih melihat sosok dan track record kandidat, bukan partai pendukung. Fenomena ini juga diakibatkan kondisi partai yang cukup berjarak dengan masyarakat pemilih.

Jadi, apa pun yang dialami partai tidak terlalu berpengaruh kepada pemilih, kecuali partai-partai tertentu yang memiliki ideologi dan basis yang memang dibangun sejak awal, maka pemilih partai tersebut malah tetap akan memilih calon dari partai tersebut, meski pun ada masalah di partai tersebut.

Kemenangan kandidat yang diusung PKS di Pemilukada Jawa Barat menurut Taufan juga bakal berimbas kepada Pemilukada Sumatera Utara. Masyarakat masih tetap akan memilih kandidat incumbent Gatot Pujo Nugroho, karena kandidat ini terbukti sangat popular dan punya elektabilitas tinggi di masyarakat sejauh ini.
“Prediksi saya, kemenangan PKS di Jawa Barat akan kembali terulang di Sumatera Utara. Sebab kandidat mereka Gatot Pujo Nugroho juga sangat disukai masyarakat dan terbukti punya kinerja bagus,” pungkasnya.