19 Oktober 2015

Mengenal Lebih Dekat Sosok Kamal Fauzi, Ketum DPW PKS Jateng yang Baru



Ketua DPW PKS Jateng periode 2015-2020, KH Kamal Fauzi

SEMARANG – Legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jawa Tengah periode 2009-2014, KH Kamal Fauzi akhirnya terpilih sebagai Ketua Umum Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKS Jateng masa khidmat tahun 2015-2020.
Terpilihnya pria asal Kudus tersebut dipastikan setelah melalui mekanisme pemilihan raya (pemira) yang digelar pada Ahad (5/10) lalu dan ditetapkan oleh Presiden PKS pada Ahad (18/10) dalam momentum musyawarah wilayah (Muswil) PKS Jateng keempat.
Pria yang juga merupakan pengasuh pondok pesantren Ma’ahid di Kabupaten Kudus ini berharap PKS Jateng kedepan lebih banyak mencetak pemimpin yang bermoral, integritas namun juga njawani.
“Salah satu tekad kita hari ini agar PKS Jateng terus berkhidmat untuk masyarakat dengan lebih njawani,” tandasnya dalam pidato politiknya, Ahad (18/10).
Mengenal Sosok Kamal Fauzi
Kamal Fauzi, begitu nama pria ramah ini dipanggil, adalah salah satu anggota awal PKS di Jawa Tengah. Awal mula dipertemukannya dengan tarbiyah adalah ketika tahun 1989, aktif di organisasi keislaman Pemuda Islam Indonesia (PII). Karena PII memang menjadi basis pengkaderan mahasiswa dan pelajar muslim, Kamal pun ikut terjaring dan kemudian bertemu dengan tarbiyah, melalui perantara seorang Mutamimul Ula.
Pada tahun 1989 tersebut, Kamal yang juga sedang kuliah di Undaris Kudus ini pernah didaulat sebagai pengajar pesantren, dan menjadi maahid Kudus. Mulai tahun inilah, Kamal Fauzi akhirnya bergabung dengan para aktivis tarbiyah generasi awal, bersama sang guru, Mutamimul Ula. Kebetulan kakak kandung Kamal, Syuaibul Huda juga merupakan aktivis dakwah, namun ternyata sang adik belum mengetahuinya.
Kamal baru tahu ketika mendapati Syuaibul Huda pernah menerima materi yang sama dengan dirinya, yakni Qossoisu Dakwah. Karena penasaran, Kamal pun lalu pergi ke Jakarta untuk bertemu Muhroni, kolega dan teman sewaktu kuliahnya. Kamal pun dipertemukan dengan Muhroni, untuk sekedar melakukan konfirmasi terkait kesamaan kitab antara dirinya dan kakaknya, Syuaibul Huda.
Mulailah, saat itu pada akhirnya setelah mendapatkan rekomendasi Muhroni, Kamal mulai rajin halaqoh, bersama teman satu halaqohnya, Fikri Faqih, Syuaibul Huda ( kakak kandungnya) dan dipegang oleh Mutamimul Ula dan Aus Hidayat Nur. Kurang lebih selama 2-3 bulan, Kamal menghabiskan waktu halaqoh bersama teman-temannya tersebut. Sampai pada akhirnya Kamal ikut liqo di Yogjakarta, bersama temannya yang lain: Huda dan Samsul Balda. Itulah awal mula ketergabungan Kamal Fauzi ke dalam PKS.
Menjelang akhir 1997, negara sedang mengalami chaos, Kamal juga turut serta melakukan aksi untuk menggoyang Soeharto dengan bendera KAMMI. Para aktivis dakwah melakukan demonstrasi jalanan, hingga akhirnya tuntutan mereka tercapai, yakni lengsernya Soeharto dari singgasananya. Hingga kemudia para aktivis dakwah mendeklarasikan berdirinya Partai Keadilan (PK) pada 20 Agustus 1998.
Kamal Fauzi sebenarnya adalah salah satu dari sekian banyak yang menyetujui pembentukan ormas daripada partai. Namun karena keputusan syuro (musyawarah petinggi jamaah) membentuk partai, Kamal pun percaya kepada keputusan syuro.
Amanah pertama yang diemban oleh Kamal saat-saat dakwah ini baru tahap awal adalah menjadi Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Kabupaten Kudus. Tugasnya selain mengendalikan struktur di Kudus, Kamal juga harus melakukan ekspansi dakwah, membentuk DPD Jepara, Kudus, Rembang, Blora.
Amanah sebagai Ketua DPD PK Kudus inilah yang membuat sosok Kamal makin dewasa dan matang dalam dakwah dan politik. Sehingga kemudian, Kamal diamanahi menjadi Koordinator Wilayah Pati, mengawal proses kaderisasi, rekrutmen dan rintisan dakwah di Eks Karesidenan Pati.
Pasca menjadi Ketua DPD dan Korwil sampai tahun 2004, Kamal mendapatkan amanah lebih berat di tingkat struktur wilayah (DPW), yakni sebagai Ketua Daerah Dakwah (KDD) eks karesidenan Pati sampai tahun 2004.
Kemudian, amanah selanjutnya yang diemban Kamal adalah Ketua Bidang pembinaan Kader dari tahun 2004-2009. Selanjutnya, amanah Kamal di struktur PKS adalah sebagai Ketua Dewan Syariah Wilayah (DSW) PKS Jateng pada periode 2010-2015. Kini, Kamal terpilih menjadi ketua DPW PKS Jateng untuk periode 2015-2020 mendatang. DIluar amanah struktur partai, Kamal juga menjadi pengasuh pondok pesantren Ma’ahid di Kudus, kota kelahirannya.
Cara Menikmati Dakwah ala Kamal Fauzi
Kamal Fauzi terppilih menjadi aleg PKS provinsi pada tahun 2009 hingga 2014, sehingga tantangan pun banyak dihadapi oleh Kamal Fauzi dalam kiprahnya di dunia legislatif. Hal tersulit yang pernah dirasakan olehnya adalah bagaimana bisa memahami orang lain dan jangan menuntut untuk dipahami. Banyak peristiwa yang dilalui Kamal dengan segala romantikanya, tepatnya di Komisi D.
Kegiatan reses dan diskusi bareng masyarakat adalah salah satu kegiatan penghubung yang sering dilakukan oleh Kamal dan aleg lainnya untuk mendekatkan diri dengan masyarakat. Salah satu contohnya adalah ketika Kamal mengumpulkan pengurus Paguyuban Pedagang Kaki Lima (PKL) Sekolah “Guyub Rukun”, Kamal ingin mendengar secara langsung profil dari Paguyuban PKL Sekolah yang baru berdiri pada tahun 2012 ini.
Selain itu Kamal Fauzi juga menghadirkan dinas Perdagangan dan Koperasi Provinsi Jateng, diundang pula dinas Koperasi Kabupaten Kudus.
Kamal mungkin adalah satu diantara para kader yang begitu menikmati dakwah yang dijalaninya. Banyaknya agenda justru semakin membuatnya merasa bahagia. Salah satu contoh yang pernah dilaluinya adalah ketika selesai koordinasi membahas agenda dakwah, kemudian tidur di masjid Rembang, begitu terus sampai berulang-ulang.
Selain itu, bagi sosok Kamal, yang terpenting bagi seorang kader dakwah adalah tidak pernah berhenti berdakwah, kapanpun dan dimanapun. Baginya, sosok kader dakwah jangan pernah berniat berhenti, dan jangan merasa paling bisa dan mampu.
 “Dengan merasa kita adalah sama, maka dakwah yang dijalani akan selalu nikmat dan membahagiakan,” kata Kamal saat menyampaikan pesannya kepada kader PKS.
( Ped )