BOYOLALI - Memang tak begitu mudah untuk menjangkau air terjun Jumbleng Biru yang berlokasi di Dukuh Kemuning, Desa Mudal, Kecamatan Boyolali Kota. Pengunjung harus menggunakan kendaraan pribadi karena tidak ada angkutan umum yang sampai ke Dukuh Kemuning. Kemudian, dari pintu masuk Jumbleng Biru, pengunjung masih harus melewati jalan setapak dengan jarak hampir 400 meter. Jalan itu cukup terjal karena objek wisata baru Jumbleng Biru berada di bawah tebing berkedalaman sekitar 15 meter.
Dua bulan lalu, kalangan pemuda Dukuh Kemuning yang gemar mbolang atau mencari ikan di sungai menemukan air terjun hanya dengan ketinggian sekitar 2 meter. Air terjun itu mengalir di antara Sungai Pusung yang ada di perbatasan Desa Mudal dan Desa Kiringan. Air terjun mengalir cukup deras dan air masih sangat bersih. Dalam kondisi tenang, air berwarna jernih kebiruan. Oleh karena itu, objek wisata tersebut dinamakan Jumbleng Biru.
Di bawah air terjun membentuk semacam kolam seluas kurang lebih 50 meter persegi. Kedalamannya sekitar 5 meter tepat di titik jatuhnya air terjun dan mendangkal di bagian tepi sekitar 2 meter.
Pemuda Dukuh Mudal kemudian beriniatif untuk membersihkan sungai dan membuang rumput liar di sepanjang sungai dan sekitar air terjun. Selain membersihkan rumput, mereka juga membuat tangga menuruni tebing serta jembatan dari bambu untuk menjangkau ke lokasi air terjun. Mereka membuat gapura di pintu masuk Jumbleng Biru dan membuat beberapa papan peringatan seperti “Jangan lupa uluk salam”, “Dilarang membunuh binatang di sekitar Jumbleng Biru”, dan “Dilarang membuang sampah sembarangan”. Mereka juga membangun ruang ganti sederhana berbahan gedhek.
Saat ini, Jumbleng Biru menjadi objek wisata baru meski belum dikelola secara modern. Pengunjung bebas berenang di kolam kecil dan menikmati suasana alam yang masih sangat alami. Dengan persetujuan Pemerintah Desa (Pemdes) Mudal, mereka memberlakukan uang masuk lokasi Jumbleng Biru senilai Rp1.000 untuk anak-anak dan Rp2.000 untuk pengunjung dewasa. Dalam sehari, rata-rata yang berkunjung 300 orang. [solopos/PKS Boyolali]