Suka mengeluh, pemboros dan malas ibadah itu adalah salah satu kebiasaan ku dulu.
Padahal ayahku adalah hanya seorang kuli bangunan yang lumayan taat akan ibadah, aku tak pernah mendengar nasehat ayahku.
Semua itu akhirnya berubah saat aku berjumpa dengan seorang pemulung yang luar biasa.
Bagiku dia adalah mungkin salah satu malaikat dikirimkan Allah kepadaku. Tanpa kaki, tanpa rumah dan tanpa istri tapi tetap luar biasa.
Walaupun tidak punya kaki, setiap malam ia pergi kejalanan bukan mengemis tapi memulung barang-barang bekas, ditemani oleh anak kecil yang ia besarkan dari hasil mulung barang bekas.
Awal aku berjumpa, aku melihat dia bersama anak kecil sedang membaca sebuah buku tepat dilampu merah diterangi lampu jalan.
Saat itu muncul rasa penasaranku akan apa yang beliau baca.
"Malam pak" sahut ku dengan nada pelan
Awalnya aku risih dengan manusia yang tanpa kaki dan pakaian jorok
lalu ia menjawab, "malam juga pak. Ada apa pak ??"
"Apa saya menghalangi jalani bapak ? " ungkapnya lagi
Alangkah kagetnya saat kulihat ternyata yang beliau baca adalah sebuah alquran yang sudah kusam.
Aku terdiam sejenak dan menjawab dengan gugup, "tak ada apa-apa kok pak,
bapak baca apa ya?? "
Dia menjawab dengan sedikit bingung, "Alquran pak " jawabnya
Makin kaget hatiku saat mendengarnya menjawab demikian
Aku hanya bisa senyum sambil bingung.
Dia lanjut bicara "Semua orang berhak membaca buku ini, walaupun saya miskin, pemulung dan kaki saya juga tidak ada tapi bukan alasan untuk tidak menyentuhnya "
Lagi-lagi aku hanya bisa tersenyum melihat semangatnya.
DEDY ISMAIL HASIBUAN
Medan
Sumber: islamedia.web.id