Boyolali — Menanggapi fenomena upwelling yang sering terjadi di waduk-waduk Boyolali saat perubahan musim dari kemarau ke musim penghujan, Wakil Ketua DPRD Boyolali, Nur Arifin, yang juga merupakan Aleg PKS, menyampaikan gagasan di dalam forum rapat Badan Anggaran (04/11). Fenomena upwelling ini sebelumnya juga pernah dijelaskan oleh Wahyono, Ketua Fraksi PKS sekaligus Ketua Kelompok Tani Ikan Mina Mandiri Kedungombo yang beralamat di Dk. Bulu Ds. Wonoharjo, Kec. Kemusu, Boyolali, mengungkapkan bahwa upwelling kerap muncul dan membawa dampak bagi para petani ikan, terutama mereka yang menggunakan Keramba Jaring Apung (KJA) di Waduk Kedungombo dan Waduk Cengklik.
Nur Arifin menggarisbawahi pentingnya langkah antisipasi untuk melindungi para petani ikan yang posisinya rentan terhadap dampak fenomena ini. “Dinas terkait harus segera melakukan kajian menyeluruh mengenai fenomena upwelling ini, terutama bagi para petani yang menggunakan keramba jaring apung yang letaknya berada di tengah waduk,” ungkapnya.
Ia juga menekankan perlunya sosialisasi kepada masyarakat, khususnya para petani yang mengandalkan keramba jaring apung, agar mereka dapat mempersiapkan langkah mitigasi dan mencegah kerugian akibat fenomena alam tersebut.
“Kami mendorong dinas terkait untuk menindaklanjuti fenomena ini melalui kajian yang mendalam dan sosialisasi kepada masyarakat. Dengan demikian, diharapkan para petani bisa lebih siap dalam mengantisipasi dampak dari fenomena upwelling ini, sehingga risiko kerugian bisa ditekan seminimal mungkin,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Nur Arifin juga menyampaikan bahwa fenomena upwelling telah menjadi perhatian penting di daerah yang bergantung pada sektor perikanan air tawar. Diharapkan dengan adanya langkah-langkah proaktif, petani ikan di Boyolali akan lebih siap menghadapi perubahan musim yang berdampak pada lingkungan perairan mereka.(nh/ta)