10 Januari 2016

Inilah Transkrip Lengkap Taujih Habib Salim Segaf Al Jufrie Dalam Peringatan Maulid Nabi di DPP PKS



Bismillahirahmaniraahim

Assalamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh

Alhamdulillah wa syukurillah lahaula wa la quwata illah billah
Para habaib, para ulama, para tokoh ulama, para pimpinan ormas, para tokoh masyarakat, Dewan Pimpinan Tingkat Pusat Partai Keadilan Sejahtera (PKS), para anggota dewan dari PKS yang hadir, Ketua Fraksi, Wakil Ketua Majelis Syuro, Ustadz Fadil dan Tengku Zulkarnain yang memberikan arahan yang cukup menyentuh sekali.

Malam hari ini kita dipertemukan dalam suatu acara untuk memperkuat cinta kita terhadap Baginda Rasulullah SAW. Pada dasarnya maulid itu juga intinya shalawat pada Rasul, mendengarkan biografi Rasululah SAW, yang kita baca ini (Simtudduror), ini ditulis oleh Al-Habib Ali bin Muhammad bin Husein bin Hadafsi, dia lahir kira-kira 200 tahun yang lalu.

Ada beberapa buku tentang maulidul Rasul banyak tersebar di masyarakat kita. Malam ini kita ambil salah satu pilihan ini. Kalau kita lihat sejarah ini luar biasa. Bayangkan di rumahnya itu setiap hari antara 800-900 tamunya. Bahkan dia mengatakan kalau melihat tamunya 5000 itu seperti 5 orang. Rumah tangga kita, bukan yang di sini yang di luar-luar, tamu 5 orang seperti tamu 50. Tapi bukan antum-antum di sini, 50 seperti berapa 500.

Kebahagiaan ibu-ibu kalau dikasih tahu suaminya 'malam ini ada tamu, kenapa mendadak? Kok nggak diberitahu? Yang namanya tamu ya mendadak'.

Bahkan banyak para sholihin itu, dia tidak akan makan siang kecuali sampai di rumahnya jelas tidak ada tamu. Kalau dulu-dulu yang tinggal dekat stasiun kereta api itu menunggu sampai penumpang kereta api turun semua, jelas tidak ada tamu, baru dia makan. Sungguh karena rumahnya terbuka. Ini setiap hari, antara 800 sampai 900 orang. Dilahirkan di Kota Seun terjadi panceklik 3 bulan itu, dia jamin semua. Kalau ditanya fundraisingnya darimana, ini bahasa yang keren sekarang. Kenyataannnya hati di Tangan Allah SWT. Kalau perjuangan itu muncul, semua itupun siap tarkiyah.
Saya sering mengatakan di dalam pertemuan PKS ini, pertanyaan sederhana: kira-kira Allah SWT butuh fundraising dari manusia? Rasul butuh nggak dari sahabat untuk membiayai perjuangan? Nggak butuh. Dia diback-up penuh oleh Allah SWT. Perlu ndak untuk memenangkan dakwah ini dimunculkan sekian ratus, sekian ribu orang, tidak butuh juga. Allah memenangkan Rasul sendiri pun , selesai. Tapi karena kasih sayang Allah dan rahmatNya, serta rahmat baginda Rasulullah SAW, beliau mengatakan siapa yang akan berinfak untuk perjuangan. Muncul sahabat mengatakan, aku ya Rasulullah sekian persen dari hartaku. Umar bin Khatab ra. 50 persen, Sayyidinna Abu Bakar Siddiq aku serahkan seluruh hartaku untuk perjuangan, wahai Rasulullah SAW. Kita aja, lalu untuk istri dan anak apa? Kalau diberikan semuanya , aku tinggalkan untuk istri dan anak-anakku beserta keluargaku, Allah dan Rasul-Nya. Perjuangan. Dan itu akan berjalan sepanjang masa.

Kemarin pagi, di empang Bogor. Saya menceritakan di musim panas, suatu saat Sayyidinna Abu Bakar Siddiq di siang hari. Setelah sholat Dzuhur, ada di jalan, muncul Umar bin Khatab, Sayyidina Umar ra. mengatakan, "Kok siang-siang kemari ada apa? Ngantuk, lapar dari kemarin belum makan".
Terus Sayyidina Abu Bakar tanya sama Sayyidina Umar, "Wa anta?"

"Lapar juga."

Muncul Baginda Rasulullah SAW dari kejauhan, "Kenapa kalian berdua ada di sini?"
"Lapar."

Rasul mengatakan, "Ana juga begitu, dari pagi belum makan."

Mereka-mereka bukan dari keluarga miskin, yang dimiliki diberikan untuk umat semuanya, itsar mendahulukan kepentingan umat bahkan beliau mengatakan, "Saqiyl qawmi akhirum (yang memberikan minuman manusia terakhir), baru dia mau minum."

Lalu baginda Rasul mengatakan, "Kita ke rumah Abu Ayyub Al-Ansori,"

Abu Ayub itu ketika Rasul sampai ke kota Madinah, 7 bulan tinggal di situ. Sudah disiapkan. Rumahnya dua tingkat, Rasulullah disiapkan di atas. Nggak mungkin Abu Ayub di atas, Rasulullah di bawah, mustahil. Tapi tamu begitu banyak, Rasul mengatakan, "Biarkanlah aku di bawah. Kasihan kamu naik turun."

Sudah Abu Ayub di atas tapi dia cari posisi yang tidak mungkin di atas Rasul. Cari pinggir sana, pinggir sini. Yang penting masuk. Di ketuk pintunya, yang membukakan istrinya, "Ahlan biik Rasululillah SAW. Selamat datang untuk baginda Rasul dan Sahabat Rasul."
Ditanya, "Mana suami kamu?"

Rumahnya itu ada kebun kurma, dipanggil datang terburu-buru. Dibawakan ruthob untuk Rasulullah. Sambil memotong, "Tunggulah setengah jam sampai selesai,"

Kemudian Rasulullah memberikan saran, "Potong yang biasalah jangan terlalu yang gemuk sekali kambingnya."

Istrinya membuat roti. Sudah selesai membuat roti, daging pun sudah datang. Kemudian sebelum makan, Rasul mengambil sepotong roti dan daging, beliau berkata kepada Abu Ayub Al Absori, "Antarkan untuk anakku Fatimah sudah berminggu-minggu dia tidak makan seperti ini."

Kebayang tidak? Dia tidak akan makan, ingat dengan putrinya, antarkanlah. Sudah lama dia tidak merasakan ini. Tapi beliau Rasululah SAW , tidak ada yang menyiapkan begitu kecuali dibalas. Beberapa hari dia akan balas kemudian dengan lebih daripada itu.

Saya ingatkan di sini bahwa yang namanya perjuangan itu dengan kelebihan yang Allah berikan kepada kita. Masing-masing kita punya kelebihan. Yang hartanya lebih tinggalkan saja, yang ilmunya lebih tinggal ilmu, yang tenaganya tinggal tenaga, yang akhlaknya, yang masing-masing kita mempunyai nilai plus. Itulah yang disarankan oleh Ustd. Zulkarnaen.

Nilai plus itu kita saling melengkapi untuk membangun negeri ini. Tidak akan terjadi perubahan di dalam negeri ini kalau kita tidak bangkit semuanya kecuali saling melengkapi. Kalau kita yang di Partai Keadilan Sejahtera bagian dari umat dan tidak bisa dipisahkan dari umat tapi banyak dari ormas, tokoh masyarakat , para asatizah kalau kita saling melengkapi menjadi sesuatu kekuatan yang luar biasa.

Saya sering mengatakan umat ini kal jasadil, seperti tubuh. Tubuh manusia itu ada kepala, ada tangan, ada kaki, ada semuanya. Kalau saya tanya mana yang paling hebat. Mungkin semua mengatakan kepala. Kemudian pertanyaan selanjutnya, kepala itu hebat jika sendirian, bayangkan kalau kepala tidak ada kaki, dada dan tangan. Hebat atau menakutkan? Apalagi kepalanya tadi tidak mata , tidak ada hidung? Lari juga orang. Terus yang hebat? Semua hebat. Bahkan yang paling bawah itu, yang memikul beban, mungkin dialah yang paling mulia di sisi Allah SWT. Tidak ada satu titik ditubuh kita ini kecuali memiliki kehebatan. Bagaimana Allah ciptakan pada manusia itu sendiri.

Dimana pun posisi kita dalam pertemuan ini, kita semua hebat. Kita semua punya nilai dan posisi yang sangat strategis untuk perjuangan tersebut. Dan Baginda Rasulullah SAW dengan yang tua, muda, anak-anak ada Malik usia 10 tahun sudah diberikan tugas dari Rasululah SAW, diberikan tugas. Yang namanya anak usia 10, 11 , ibunya datang kepada Rasulullah SAW, "Ya Rasulullah semua penduduk Madinah gembira kepadamu. Mereka ingin memberikan apa yang mereka miliki. Saya tidak memiliki apa-apa, Ya Rasul. Ayah dari anak sudah meninggal , yang saya inginkan terimalah anak saya menjadi khadimmu Ya Rasul SAW."

Hampir 13 tahun Anas, kalau kita baca sejarah Anas bin Malik dia mengatakan, "Yang paling aku inginkan kelak kemudian di Padang Mahsyar, aku cari Baginda Rasulullah SAW, sambil aku katakan, 'Ya Rasul. Akulah khadimmu di dunia'."

Dan beliau mengatakan, "Aku tidak pernah melihat keindahan melebihi keindahan sepanjang ini bersamamu membawakan air wudhu. Mereka yang berdamping itu , merasakan saat itu mereka sudah dalam surga."

Kebayang nggak? Yang setiap malam itu membawakan air wudhu Rasulullah berwudhu.

Setahun, dua tahun sampai bertahun-tahun. Kerjanya itu saja setiap malam. Kemudian Baginda Rasulullah bertanya kepadanya, "Wahai saudaraku, apa yang kau inginkan sekarang? Insya Allah akan saya doakan."

Mikir dia, dan kemudian dia mengatakan, "Aku ingin satu Ya Rasulullah? Apa yang kamu inginkan? Aku sungguh beruntung di dunia ini mendampingimu selalu Ya Rasululah. Yang aku inginkan satu, as'aluka fil jannah, aku memintamu Ya Rasul sebagaimana aku mendampingimu di dunia ini , aku ingin mendampingimu kelak di surga kelak di akhirat. Kenapa hal itu yang kau inginkan Ya Rabiah? Kalau aku cari dunia pun, dunia pasti akan banyak. Mau dapat uang 1 milyar, 10 milyar dapat istana, ujung-ujungnya juga mati. Warisan 200 milyar, ada yang meninggal, siapa yang menikmati, ya sudah selesai. Ahli warisnya. Tapi kalau mendampingimu sungguh suatu keberuntungan. Apa kata baginda Rasulullah SAW, yang kamu ingin akan terwujud, perbanyaklah sujud pada Allah SWT."

Para pecinta Rasulullah SAW, hidup ini yang kita cari adalah keberkahan. Kalau seluruh langkah kita, kehidupan dalam rumah tangga, dalam sehari-hari, Allah berikan keberkahan dan itulah yang paling kita nikmati. Keberkahan itu tidak mesti uang banyak, bisa mencelakakan bahkan bisa menghancurkan seseorang.

Kadang sakit pun berkah, asal kita berbaik sangka kepada Sang Khaliq. Sakit menjadikan dia semakin taat. Dibuat sulit rejeki agar dia taat. Diperbanyak rejekinya pun dia untuk taat kepada Allah. Aku tergantung prasangka hambaKu.

Kalau kita ini pulang masing-masing memperbaiki hati kita, membuat hati ini semakin bersih, seperti yang sering Rasulullah SAW yang sampaikan di suatu majelis, lewat satu sahabat, hari berikutnya muncul lagi dia, ini sahabat sudah bertanya siapa dia, apa kelebihannya, sampai ketiga kali lewat seseorang dari penghuni surga, akhirnya salah seorang sahabat mau tahu, pura-pura bertamu.
Kalau bertamu sunahnya berapa hari? Tiga hari. Kalau lebih tiga hari mukim.

Hari pertama diperhatiin, malammnya biasa-biasa juga. Ini dipikir dari sholat Isya sampai Subuh sholat terus, tidak juga, tidur biasa. Sampai tiga hari ya kurang lebih, bahwa tamu ini ada beberapa nilai plus yang dimiliki. Akhirnya bertanya ada nggak sesuatu amal yang kau lakukan di luar ini? Jawabnya biasa aja tidak ada yang lain. Tetapi di pikirannya, orang surga banyakmemperbincangkannya. Sudah nggak ada jawaban lagi akhirnya pulang.

"Saya itu setiap hari bangun dari tidur, tidak ada sifat benci untuk umat Islam."

Abu Dzon-dzon ini melihat orang banyak bersedekah tapi dia nggak punya duit, akhirnya dia meratap, Ya Allah aku bersedekah dengan kehormatanku. Artinya kalau oranng mencaci aku, aku maafkan. Kalau orang lain menjelek -jelekkan dia dapat fulus. Cuma tidak cash. Orang mencaciku menjelekanku ,kalau orang sering memaafkan kesalahan orang lain, Allah akan maafkan kesalahan orang tersebut.

Suatu malam Rasulullah bertanya kepada Abu Dzon-dzon, "Allah menerima sedekahmu. Orang bersedakah dengan uang sedangkan dia bersedakah dengan kehormatannya. Orang mencaci , dia maafkan, orang menjelekkkan dia maafkan.

Kalau pulang dari acara ini, kita mendapatkan terjadi perubahan dalam karakter kita. Perubahan dari budi pekerti kita. Kita tidak akan marah kecuali karena Allah. Karena cinta kepada Allah. Yang istrinya emosi pun, ndak perlu dengan emosi. Ada beberapa contoh dalam ketahanan keluarga. Sebaik-baiknya kamu adalah yang paling baik dengan keluarga. Dan itu akan mengadakan dauroh-dauroh semacam itu. Biasanya para eksekutif dan orang-orang yang Allah berikan rejeki lebih belum tentu keluarganya sakinah mawadah warahmah. Saya masih ingat dalam Mukernas PKS, ketika suami datang istri mematikan lampu, suami tanya kenapa dimatikan lampu, cahaya mukamu menerangi ruangan ini. Bawakan kopi atau teh, nggak ada gula, celupkan tanganmu kesitu Insya Allah akan manis.

Jadi sebenarnya kehidupan itu tinggal bagaimana kita mewarnai. Tapi hati-hati satu kata juga bisa lebih jauh dari bintang di langit. Dan dengan kata-kata bisa bikin dekat suami dan istri. Pergunakan bahasa-bahasa indah. Jadi hidup ini jangan bayak beban, banyak senyum.

Saya terus terang bertemu dengan orang yang pendidikannya rendah. Tapi selalu yang keluar dari mulutnya Alhamdulillah. Dan tidak pernah putus. Belum tentu ilmu yan semakin banyak menjadikan tunduk pada Allah SWT.

Sekali lagi yang kita cari adalah Allah memberikan keberkahan untuk kita, untuk keluarga kita, untuk saudara-saudara kita, untuk bangsa, untuk umat, untuk negeri yang sama-sama kita cintai ini.

Kita dinantikan untuk melakukan perubahan besar di negeri ini. 70 tahun merdeka. Antum lihat jumlah kemiskinan pun bukan semakin berkurang tapi bertambah, Beda dengan Korea Selatan, 15 Agustus 1945, kita 17 Agustus 1945. Kita lihat bagaimana Korea Selatan sekarang. Tidak hanya dinamika bangsa ini, saudara kita di Timur Tengah bunuh-bunuhan. Konstitusi kita memerintahkan untuk kita turut andil untuk ketertiban dan perdamaain dunia. Dan belum dilakasanakan juga. 16 juta penduduk Suriah, 11 juta mengungsi.

Antum lihat bagaimana mereka di Eropa Timur yang ditendang, yang dihina, mereka adalah saudara-saudara kita. Apa yang akan kita akan katakan di depan Allah SWT jika ditanya masalah ini? Big brother muslim terbesar di dunia. Tidak ada satu alasan pun yang bisa diungkapkan , oh kita sibuk , rupiah lagi melemah, dollar lagi naik, itu tidak alasan semua. Bangsa-bangsa lain juga punya masalah tapi muncul di dunia. Jumlah yang besar ini punya peluang untuk memimpin dunia Islam. Sekarang yang muncul Turki. Coba lihat. yang sekian ratusan bahkan milyaran manusia mendoakan Turki untuk berbuat baik. Pengungsi ditampung. Diberikan kemudahan. Allah berikan kemudahan.

Saya ketika menjadi Menteri Sosial, berharap mempunyai kemah untuk pengungsi, dapur umum, merah putih berkibar kita buktikan kita siap untuk umat Islam. Tapi tidak ada political win. Yang muncul adalah saudara-saudara kita dari lembaga-lembaga sosial, mereka luar biasa berbuat. Negara tidak adil. Itu sesuatu yang riil. Kita ingin ke depan ingin semakin bagus dan semakin bagus untuk umat dan bangsa ini. Insya Allah dengan Maulid Nabi Saw, keberkahan Baginda Rasulullah, kecintaan kita yang tulus dari hati yang paling dalam melebihi segala-galanya kecintaan kepada Allah. Agar bangsa dan seluruh yang kita miliki akan berdampak yang sangat bagus untuk umat Islam.

Menjadikan Baginda Rasulullah sebagai teladan dan menjadikan bangsa dan negeri ini selalu bertasbih. Negeri yang selalu beristghfar. Negeri yang selalu bersyukur. Negara yang selalu patuh kepada ajaran-ajaran yang dibawa Baginda Rasulullah. Jadikan kita menjadi hamba-hamba yang selalu bersyukur. Aamiin.