8 Januari 2016

Dakwah Adalah Cinta yang Bergelora


Oleh Ustadz Al Yusni

Peristiwa ini terjadi pada 1941. Di kota Qina di wilayah Sha’id, diselenggarakan acara penyambutan kedatangan Hasan Al Banna yang baru saja dipindahkan Dewan Tinggi Militer ke sana.

Para pemuda pramuka yang menyelenggarakan acara tersebut sangat terkejut saat Hasan Al Banna, sambil bersalaman dengan hangat, menyebut nama-nama mereka dengan tepat; seperti orang yang telah kenal sebelumnya.

Mungkin jika yang bertemu dengan Hasan Al Banna itu orang-orang yang percaya mitos seperti layaknya kejawen, mereka akan menganggap Hasan Al Banna memiliki ilmu laduni. Tapi ini para pemuda Mesir yang rasional dan telah tersentuh pembinaan Islam. Sebagian dari mereka pun kemudian bertanya bagaimana Hasan Al Banna tahu nama-nama mereka.

“Ketika saya menandatangani kartu anggota pramuka,” kata Hasan Al Banna mengungkap rahasianya, “saya menghafal nama yang tertera dan raut wajahnya.”

Subhaanallah… ada dua hal yang luar biasa di sini.

Pertama, kesungguhan Hasan Al Banna dalam dakwah hingga menghafal nama dan raut wajah dalam kartu anggota pramuka.

Kedua, kejeniusan Hasan Al Banna dalam menghafalkan nama yang hanya butuh waktu sekilas saja.

Dua hal luar biasa, namun cukup satu penjelasannya; karena bagi Hasan Al Banna, dakwah adalah cinta.

Ketika dakwah dimaknai sebagai cinta, maka segala potensi dan kemampuan akan dikerahkan untuk keberhasilannya. Ketika dakwah diartikan sebagai cinta, maka segala langkah dan upaya akan ditempuh untuk kemenangannya.[]

Harga Durian Boyolali Meroket


BOYOLALI – Musim hujan yang terjadi awal tahun ini berdampak pada menurunnya hasil panen durian di Boyolali. Akibatnya, harga durian di Boyolali menjadi mahal.
Seorang penjual durian di Boyolali kota, Sardiyono, mengatakan secara kualitas hasil panen durian tahun ini lebih baik dibandingkan tahun lalu. Namun, untuk jumlah durian yang dijual sangat terbatas akibat terjadi penurunan hasil panen tahun ini.
“Musim kemarau panjang yang terjadi akhir tahun lalu, dilanjutkan datangnya musim hujan awal tahun ini membuat bunga buah durian yang masih kecil rontok,” ujar Sardiyono, Rabu (6/1/2106).
Ia mengatakan dalam kondisi normal biasanya satu pohon durian mampu menghasilkan 100-150 buah durian. Namun, sekarang hanya menghasilkan sebanyak 50-70 durian. Sementara permintaan durian sangat tinggi di pasar sedangkan jumlah durian terbatas. Kondisi itu memengaruhi harga durian di Boyolali.
“Harga durian berukuran besar harganya Rp100.000/buah, ukuran sedang Rp25.000/buah, dan kecil harganya Rp20.000/buah,” kata dia.
Menurut Sardiyono, panen durian di Boyolali tahun ini mundur jika dibandingkan tahun lalu. Puncak panen durian di Boyolali diprediksi terjadi pada awal Februari hingga Maret 2016.
Durian yang paling banyak dicari adalah durian jenis monthong, simus dan ketan karena rasanya manis, dagingnya tebal seperti durian petruk yang ada di Jepara Jateng.
Petani durian asal Desa Karanganyar, Musuk, Boyolali, Dasuki Kirono, mengatakan permintaan durian jenis monthong khas Musuk sangat tinggi di pasaran. Permintaan durian di Boyolali sebanyak 500 buah durian/hari. Namun, karena belum banyak yang panen hanya mampu memenuhi permintaan sebanyak 100 buah durian/hari.
“Hasil panen durian Musuk biasanya dijual di luar kota mulai dari Semarang hingga Yogyakarta,” kata dia.
Sumber: solopos.com

PKS Gelar Peringatan Maulid Nabi, Habib Salim Taujih Soal Persatuan Umat


Jakarta (7/1) - Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Markas Dakwah PKS dihadiri sejumlah tokoh dan perwakilan ormas Islam. Kegiatan Maulid berlangsung khidmat.
Ketua Majelis Syuro PKS Habib Salim Segaf Al Jufrie dalam kesempatan tersebut menyampaikan taujih tentang persatuan umat. Menurutnya, kaum muslimin Indonesia harus mengaca dari kebangkitan Turki yang saat ini menjadi representasi kekuatan dunia Islam dalam memperjuangkan kepentingan umat.
"Milyaran kaum muslimin di dunia saat ini mendoakan mengharapkan Turki. Mengapa? karena Turki menjadi kekuatan umat Islam untuk memperjuangkan nasib jutaan saudara kita seperti di Suriah, Palestina," ujar Habib Salim dalam taujih maulid Nabi Muhammad SAW di kantor DPP PKS, Jl TB Simatupang, Jakarta, Kamis (7/1/2016).
Habib Salim lalu memaparkan, hampir 11 juta warga Suriah keluar negaranya mencari perlindungan dengan menjadi pengungsi. Mereka berjalan menuju negara-negara Eropa Timur. Namun banyak seperti mengalami penghinaan dan kekerasan ketika tiba di negara tujuan.
Sementara Turki tampil menjadi salah satu negara 'penyelamat' dengan membuka wilayahnya untuk menerima dan menampung jutaan pengungsi dari Suriah dan Palestina.
"Seharusnya kita lah umat muslim terbesar dunia yang memgambil peran itu, memperjuangkan saudara-saudara kita. Kalau alasan masalah dalam negeri, rupiah lemah, dollar menguat, dan sebagainya, semua negara juga memiliki masalah dalam negeri masing-masing. Tapi mereka bisa berperan lebih jauh keluar," cetus mantan Dubes RI untuk Arab Saudi ini.
Bekas pengajar di Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) ini berharap, persatuan umat Islam Indonesia dapat terwujud sehingga menciptakan kekuatan yang mampu memperjuangkan kepentingan dunia Islam. Setiap elemen umat Islam baik ormas, lembaga sosial dan pendidikan, maupun partai politik Islam memiliki nilai plus masing-masing yang saling melengkapi sebagai satu tubuh umat Islam.
“Kita ini satu, dalam Islam. Setiap elemen punya peran masing-masing dan saling melengkapi. Seperti anggota tubuh, semuanya punya peran. Kepala tidak lebih hebat dari tangan dan kaki. begitupun sebaliknya. Boleh jadi yang dibawah lebih mulia, karena memikul beban atasnya yang berat, ” jelas Habib Salim.
Cucu pendiri organisasi Islam Al-Khairat ini juga mengatakan, keharusan meneladani Nabi Muhammad SAW dalam membangun persatuan umat Islam. Menurutnya, diperlukan semangat berkorban baik harta maupun jiwa (tadlhiyah) dan mendahulukan saudara (itsar) untuk merajut persatuan. Hal itu lah yang dicontohkan Rasulullah dan para sahabatnya baik dari Muhajirin maupun Anshor.
"Pernah Nabi Muhammad, Abu Bakar dan Umar dalam satu waktu bersamaan belum makan. Mereka saling mendahulukan satu sama lain untuk memenuhi lapar. Bukan karena puasa, tapi karena harta mereka digunakan untuk perjuangan dakwah Islam. Bahkan saat ada daging kambing disajikan oleh sahabat, Nabi Muhammad meminta daging tersebut diantarkan ke Fatimah yang sudah lama tidak merasakan daging,” tuturnya.
Maulid Nabi Muhammad SAW di Markas Dakwah PKS berakhir pukul 22.30 WIB. Beberapa tokoh yang hadir antara lain Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf, Habib Nabiel Al Musawwa (Ketua Majelis Rasulullah) Ust Fadlan Garamatan, KH Tengku Zulkarnain dan sejumlah habaib ibu kota.
Hadir juga perwakilan dari ormas Islam seperti MUI, DDII, ICMI, Parmusi, Ikadi, PUI, FPI, Jam'iyah Al Washliyah, dan Al Ittihadiyah.
Jajaran pimpinan pusat PKS yang hadir selain Habib Salim antara lain Wakil Ketua MS Hidayat Nur Wahid, Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman, Ketua MPP Suharna Surapranata, Ketua Dewan Syariah Pusat PKS Surahman Hidayat, dan Ketua FPKS Jazuli Juwaini.

7 Januari 2016

Berkunjung ke Muhammadiyah, PKS Dapat Nasihat Perjuangan


Jakarta (6/1) - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mohamad Sohibul Iman, beserta Ketua Majelis Syuro Habib Salim Segaf Al-Jufri dan para pengurus DPP PKS melakukan kunjungan silaturahmi ke Pengurus Pusat Muhammadiyah.
Kunjungan silaturahmi tersebut diterima dengan hangat oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Ketua Busyro Muqoddas. PKS menerima masukan yang konstruktif dari Muhammadiyah.
“Biarkan kami (Muhammadiyah) menjadi khotib yang memberikan nasihat terhadap perjuangan PKS,” kata Haedar Nashir di gedung PP Muhammadiyah, Jl Menteng Raya, Jakarta Pusat, Rabu (6/1/2016).
Sementara Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman menyampaikan apresiasinya kepada Muhammadiyah yang terbuka menjalin silaturahim dengan partai politik Islam.
“Partai politik harus diakui tidak berdiri sendiri. Ia harus merangkul semua elemen masyarakat termasuk ormas,” kata Sohibul Iman.
Lebih lanjut mantan wakil ketua DPR ini mengatakan PKS mempunyai kesamaan semangat memperjuangkan Islam dengan Muhammadiyah.
“Kami tetap memperjuangkan sistem proporsional tertutup dengan mengutamakan sistem kaderisasi yang bagus,” kata Sohibul Iman.
Ketua MS Habib Salim Segaf Al-Jufri menambahkan, perlunya kerjasama dan kolaborasi berbagai elemen umat Islam. Menurutnya, kekuatan Islam tidak akan muncul tanpa adanya kolaborasi.
“Sekali lagi, ide-ide besar tidak akan muncul tanpa adanya kolaborasi. Kita harus adakan pertemuan rutin. Sehingga memunculkan ide-ide brilian,” tegas Habib Salim.

1 Januari 2016

Abdul Kharis: Kinerja Menristekdikti Memprihatinkan


Boyolali (31/1) - Wakil Ketua Komisi X DPR DR. Abdul Kharis Almasyhari membuat catatan khusus terkait dengan Kinerja Akhir tahun 2015 bagi Kementerian Riset ,Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), hampir sebagian besar masih mengecewakan.

Wakil Ketua Komisi X asal Solo ini mengaku kecewa dengan serapan anggaran Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Pasalnya, hingga 30 November 2015 anggaran baru terserap 61,95 persen, sedangkan target sampai akhir tahun sekitar 85,52 persen yang tentunya jauh dari program Presiden Jokowi yang menargetkan diatas 90%. Penyerapan anggaran secara maksimal untuk tahun anggaran 2015, dirasa masih terlalu jauh.
Selain itu Menristekdikti di tahun anggaran 2016, dalam laporan yang dipaparkan , tidak terlihat adanya alokasi pos anggaran, sehingga, sulit untuk mengukur target setiap pos anggaran.

“Jika kita bicara anggaran 2016, semua pos penempatan anggaran, harus jelas. Ini terus terang saja, kita kecewa dan prihatin, dalam lampiran laporan yang disampaikan Kemenristekdikti itu, sama sekali kita tidak bisa mengukur setiap pos anggaran. Apa yang dituju, maupun kebijakan yang akan diambil, kita tidak tahu,” Tegas Kharis.

Soal Biaya Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) dan Uang Kuliah Tunggal (UKT) pun tak luput dari sorotan Kharis. Ia berharap, untuk tahun mendatang, UKT jangan seluruhnya dibebankan kepada mahasiswa dan orang tua. Pasalnya, di tengah kondisi ekonomi yang semakin sulit, maka akan cukup memberatkan.

“Untuk itu, Komisi X meminta penjelasan dari setiap pos pemanfaatan anggaran ini agar tepat guna, tepat sasaran, efektif, dan efisien,” harap politisi asal dapil Jateng V itu.

Kekecewaan pun diungkapkan Anggota Komisi X Sofyan Tan (F-PDI Perjuangan). Ia menilai, penyerapan anggaran untuk program modal, sangat rendah.

“Ini diakibatkan nomenklatur, atau apakah ada penyebab lain? Melihat ini, kami kecewa juga. Anggaran sudah diberikan besar, namun tidak terserap maksimal,” geram politisi asal dapil Sumatera Utara itu.

Sebelumnya, Menristek menjelaskan capaian realisasi APBN 2015 per 30 Nov 2015, sebesar 61,95 persen, atau sebesar Rp 27,3 triliun dari total pagu anggaran 2015 sebesar Rp 44 triliun. Capaian itu meliputi program Belanja sebesar 89,92 persen, 57,37 persen untuk Barang, Modal sebanyak 29,96 persen, dan Bansos sebesar 97,82 persen.

“Prediksi hingga Desember 2015 sebesar 85,52 persen,” janji Menristek.