KAZAN (15/6) - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta menyebut share (bagian) ekonomi syariah di Indonesia masih terlalu kecil. Hal ini disebabkan kurangnya dukungan politik terhadap sistem syariah yang non-ribawi.
Demikian di antara isi pidato Anis Matta di 7th International Economic Summit of Russia and Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries, di Kazan, Rusia, Senin (15/6).
Anis Matta menjadi satu-satunya pembicara dari partai politik asal Indonesia di acara yang bertajuk Strategic Forum Islamic Finance for Constructive Global Trade and Investmens tersebut.
Menurut Anis, kini saatnya Rusia melirik kerjasama dengan negara-negara dengan penduduk mayoritas muslim seperti Indonesia. Secara khusus, Anis juga menyoroti angka kerjasama ekonomi Rusia yang masih dalam skala kecil.
"Berbeda dengan Malaysia yang skala kue ekonomi islam-nya mencapai 20% lebih, karena didukung oleh political will pemerintahnya," tutur Anis.
Lebih jauh ia mengajak Rusia dan negara-negara pecahan Uni Sovyet untuk memperluas kerjasama dengan Indonesia.
"Strategisnya kerjasama ekonomi dengan Rusia juga bisa ditingkatkan pada skala politik, karena political will menjadi faktor yang penting dalam mengembangkan skala Islamic Finance di dunia Islam khususnya," ujar pria kelahiran Bone, Sulawesi Selatan 47 tahun lalu ini.
Selanjutnya, Anis mendorong peran lembaga parlemen di kedua belahan bumi ini agar aktif mengampanyekan Islamic Finance agar lebih bisa memberikan kontribusi Islam bagi umat manusia.
Keterangan Foto: Presiden PKS Anis Matta saat berbicara di hadapan forum dalam 7th International Economic Summit of Russia and Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries, Kaza, Russia, Senin (15/6).