Boyolali (9/6) - Demam berdarah dengue (DBD) masih mengancam warga di Kabupaten Boyolali. Tercatat selama bulan Januari-Juni ada 259 kasus dengan enam penderita meninggal dunia. Tiga diantaranya adalah balita.
Kasus terakhir DBD yang merengut nyawa penderita menimpa balita berusia 4,5 tahun, Faizatul Muna, warga Ngeboran, Desa Karangduren, Sawit, Sabtu (6/6). Korban termasuk terlambat dalam penangganan. Dimana korban sudah mengalami shock yang mengakibatkan kandungan trombosit dalam darah menurun drastis.
“Rata-rata penderita DBD meninggal akibat penangganan yang terlambat,” ungkap Kepala Bidang Pengendalian Pemberantasan Penyalit dan Penyehatan Lingkungan (P3PL) Dinas Kesehatan Boyolali, Achmad Muzayin, Senin (8/6).
Selain penangganan terlambat, ada dua faktor yang bisa merenggut nyawa penderita DBD, yaitu ketahanan tubuh penderita dan akibat keganasan virus dengue. Menurut Muzayin, dari tiga faktor tersebut, yang paling berbahaya adalah virus dengue.
Pihaknya meminta masyarakat untuk waspada menyusul makin tingginya serangan DBD di Boyolali. Dari data di Dinkes tahun 2014 lalu tercatat selama setahun ada 381 kasus dengan 12 penderita meninggal dunia. Untuk wilayah endemik di Boyolali terdapat 36 desa di 12 kecamatan.
Sumber: timlo.net