Boyolali, (08/01) – Menyikapi peningkatan kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Boyolali, Fraksi PKS DPRD Boyolali melalui Sekretaris Komisi 2, Atok Suyoto, mengikuti rapat bersama guna membahas langkah-langkah strategis penanganan wabah ini. Dalam rapat yang berlangsung di Ruang Balai Rakyat DPRD Boyolali tersebut, sejumlah poin penting menjadi perhatian, khususnya terkait dampaknya pada peternak rakyat.
Pertama, Boyolali dikenal sebagai daerah padat populasi ternak, khususnya sapi. Namun, kasus-kasus seperti pembelian sapi bergejala PMK dengan harga murah yang dilakukan tanpa pengetahuan yang memadai, menjadi tantangan serius dalam penanganan wabah ini.
Kedua, Dalam pembahasan, Atok Suyoto menekankan perlunya edukasi yang lebih menyasar peternak rakyat, yakni para petani yang hanya memiliki 1-2 ekor sapi. Selama ini, program edukasi cenderung lebih banyak ditujukan kepada peternak besar yang memiliki ternak dalam jumlah banyak. Padahal, peternak rakyat memiliki risiko yang sama besar dalam menghadapi PMK.
Selanjutnya, Atok Suyoto juga mengusulkan agar Dinas terkait membagikan stiker informasi yang mencantumkan nomor hotline pengaduan PMK. Stiker ini diharapkan dapat membantu peternak rakyat bertindak cepat jika ternaknya menunjukkan gejala PMK atau tertular penyakit tersebut. “Dengan adanya stiker hotline, informasi akan lebih mudah diakses, dan tindakan penanganan dapat segera dilakukan,” ujar Atok.
Keempat, Dalam rapat tadi disampaikan pula bahwa surat edaran terkait PMK telah diberikan hingga ke tingkat kecamatan, tetapi kurang tersosialisasi dengan baik di tingkat bawah. Hal ini menjadi perhatian khusus agar distribusi informasi lebih merata.
Kemudian, Menjelang Iduladha perlu memperhatikan pentingnya edukasi terkait penyembelihan hewan yang terkena gejala ringan PMK dan berpedoman pada fatwa MUI.
Fraksi PKS melalui Atok Suyoto juga meminta komitmen Dinas Peternakan untuk memiliki target jelas dalam mengendalikan lalu lintas ternak. Hal ini penting untuk mencegah penyebaran PMK ke wilayah yang lebih luas.
Rapat ini juga mengapresiasi kinerja Disnakkan terkait dengan pengaduan PMK yang telah merespons setiap laporan dengan baik. Selain itu, beberapa wilayah telah memiliki kontak person yang siap dihubungi untuk penanganan lebih lanjut.
Dengan berbagai langkah strategis ini, Fraksi PKS berharap wabah PMK dapat segera dikendalikan dan peternak, khususnya peternak rakyat, mendapatkan dukungan maksimal dalam menghadapi tantangan ini.
Sebagai informasi tambahan:
Peternak rakyat adalah individu atau keluarga yang biasanya memelihara ternak dalam jumlah kecil sebagai bagian dari kegiatan ekonomi subsisten atau tambahan. Mereka umumnya bukan pelaku usaha skala besar, tetapi memelihara hewan ternak, seperti sapi, kambing, atau unggas, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari atau untuk dijual ketika memerlukan dana.
Dalam konteks Boyolali, peternak rakyat sering kali merupakan petani yang memiliki 1-2 ekor sapi sebagai pelengkap usaha pertanian mereka. Kelompok ini memerlukan perhatian khusus karena akses mereka terhadap informasi, edukasi, dan fasilitas pendukung, seperti layanan kesehatan hewan, sering kali terbatas dibandingkan dengan peternak skala besar. (nh/ta)