Boyolali (31/1) - Wakil Ketua Komisi X DPR DR. Abdul Kharis Almasyhari membuat catatan khusus terkait dengan Kinerja Akhir tahun 2015 bagi Kementerian Riset ,Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), hampir sebagian besar masih mengecewakan.
Wakil Ketua Komisi X asal Solo ini mengaku kecewa dengan serapan anggaran Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Pasalnya, hingga 30 November 2015 anggaran baru terserap 61,95 persen, sedangkan target sampai akhir tahun sekitar 85,52 persen yang tentunya jauh dari program Presiden Jokowi yang menargetkan diatas 90%. Penyerapan anggaran secara maksimal untuk tahun anggaran 2015, dirasa masih terlalu jauh.
Selain itu Menristekdikti di tahun anggaran 2016, dalam laporan yang dipaparkan , tidak terlihat adanya alokasi pos anggaran, sehingga, sulit untuk mengukur target setiap pos anggaran.
“Jika kita bicara anggaran 2016, semua pos penempatan anggaran, harus jelas. Ini terus terang saja, kita kecewa dan prihatin, dalam lampiran laporan yang disampaikan Kemenristekdikti itu, sama sekali kita tidak bisa mengukur setiap pos anggaran. Apa yang dituju, maupun kebijakan yang akan diambil, kita tidak tahu,” Tegas Kharis.
Soal Biaya Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) dan Uang Kuliah Tunggal (UKT) pun tak luput dari sorotan Kharis. Ia berharap, untuk tahun mendatang, UKT jangan seluruhnya dibebankan kepada mahasiswa dan orang tua. Pasalnya, di tengah kondisi ekonomi yang semakin sulit, maka akan cukup memberatkan.
“Untuk itu, Komisi X meminta penjelasan dari setiap pos pemanfaatan anggaran ini agar tepat guna, tepat sasaran, efektif, dan efisien,” harap politisi asal dapil Jateng V itu.
Kekecewaan pun diungkapkan Anggota Komisi X Sofyan Tan (F-PDI Perjuangan). Ia menilai, penyerapan anggaran untuk program modal, sangat rendah.
“Ini diakibatkan nomenklatur, atau apakah ada penyebab lain? Melihat ini, kami kecewa juga. Anggaran sudah diberikan besar, namun tidak terserap maksimal,” geram politisi asal dapil Sumatera Utara itu.
Sebelumnya, Menristek menjelaskan capaian realisasi APBN 2015 per 30 Nov 2015, sebesar 61,95 persen, atau sebesar Rp 27,3 triliun dari total pagu anggaran 2015 sebesar Rp 44 triliun. Capaian itu meliputi program Belanja sebesar 89,92 persen, 57,37 persen untuk Barang, Modal sebanyak 29,96 persen, dan Bansos sebesar 97,82 persen.
“Prediksi hingga Desember 2015 sebesar 85,52 persen,” janji Menristek.