BOYOLALI – Musim hujan yang terjadi awal tahun ini berdampak pada menurunnya hasil panen durian di Boyolali. Akibatnya, harga durian di Boyolali menjadi mahal.
Seorang penjual durian di Boyolali kota, Sardiyono, mengatakan secara kualitas hasil panen durian tahun ini lebih baik dibandingkan tahun lalu. Namun, untuk jumlah durian yang dijual sangat terbatas akibat terjadi penurunan hasil panen tahun ini.
“Musim kemarau panjang yang terjadi akhir tahun lalu, dilanjutkan datangnya musim hujan awal tahun ini membuat bunga buah durian yang masih kecil rontok,” ujar Sardiyono, Rabu (6/1/2106).
Ia mengatakan dalam kondisi normal biasanya satu pohon durian mampu menghasilkan 100-150 buah durian. Namun, sekarang hanya menghasilkan sebanyak 50-70 durian. Sementara permintaan durian sangat tinggi di pasar sedangkan jumlah durian terbatas. Kondisi itu memengaruhi harga durian di Boyolali.
“Harga durian berukuran besar harganya Rp100.000/buah, ukuran sedang Rp25.000/buah, dan kecil harganya Rp20.000/buah,” kata dia.
Menurut Sardiyono, panen durian di Boyolali tahun ini mundur jika dibandingkan tahun lalu. Puncak panen durian di Boyolali diprediksi terjadi pada awal Februari hingga Maret 2016.
Durian yang paling banyak dicari adalah durian jenis monthong, simus dan ketan karena rasanya manis, dagingnya tebal seperti durian petruk yang ada di Jepara Jateng.
Petani durian asal Desa Karanganyar, Musuk, Boyolali, Dasuki Kirono, mengatakan permintaan durian jenis monthong khas Musuk sangat tinggi di pasaran. Permintaan durian di Boyolali sebanyak 500 buah durian/hari. Namun, karena belum banyak yang panen hanya mampu memenuhi permintaan sebanyak 100 buah durian/hari.
“Hasil panen durian Musuk biasanya dijual di luar kota mulai dari Semarang hingga Yogyakarta,” kata dia.
Sumber: solopos.com