Selesai perang Ahzab, Rasulullah saw pulang ke rumahnya. Ketika hendak meletakkan pedangnya, Malaikat Jibril menegurnya...Oleh: Abdullah Haidir, Lc.
"Para malaikat belum meletakkan pedangnya, pergilah ke Bani Quraizah (u/ membuat perhitungan dg Yahudi Quraizah yg khianat dlm perang Ahzab)".
Maka Rasulullah saw perintahkan para shahabatnya utk segera menuju Bani Quraizah..
Bahkan saking segeranya beliau berpesan.. "Jangan shalat Ashar sebelum tiba di Bani Quraizah..."
Para shahabat yg belum hilang letihnya dari perang Ahzab, langsung berangkat.... taat...
Sehingga sempat terjadi 'problem' pemahaman... ketika pasukan belum tiba di Bani Quraizah sebelum waktu Ashar masuk...
Sebagian berpendapat, shalat Ashar dulu, sebab maksd pesannya adalah agar bersegera, sehingga ketika masuk Ashar, sudah sampe di Bani Quraizah...
Kalo belum sampe sudah masuk waktu Ashar, ya shalat dulu.. begitu alasannya..
Sebagian lagi berpendapat, jangan shalat Ashar di tempat tsb... sesuai pesan tekstual agar jangan shalat Ashar kecuali di Bani Quraizah...
Akhirnya ada sebagian shahabat yang shalat Ashar di tempat tsb, sebagian lagi tidak shalat Ashar....
Namun yang pasti, para shahabat yang berbeda pendapat itu, akhirnya sama-sama berangkat menuju Bani Quraizah dan berikutnya terjadi perang tsb..
Pelajaran yg dpt diambil dari cuplikan sirah ini adalah betapa kehidupan seorang muslim penuh dengan agenda tugas dan perjuangan...
Selesainya sebuah tugas dan agenda, justeru akan melahirkan tugas-tugas berikutnya yg lebih luas dan beraneka...
Sebab tabiat dakwah memang begitu, ketika kau tiba di satu titik, justeru dari titik itu kan kau dapatkan titik-titik yg lebih banyak utk kau jangkau.
Itu sesuai dg tabiat seorang muslim yg seharusnya, yaitu tawwaaqah..تواقة sebagaimana ucapan Umar bin Abdul Aziz...
إن لي نفسا تواقة ، كلما وصلت إلى أمر تاقت إلى ما هو أعلى
"Aku memiliki jiwa 'ambisius' setiap aku tiba pada satu perkara, aku ingin mencapai yang lebih tinggi lagi..."
Beruntunglah jika kita dilibatkan dengan berbagai agenda perjuangan. Meskipun tampak melelahkan, namun jiwa kan tercerahkan..
Bukankah Allah juga telah nyatakan فإذا فرغت فانصب
"Jika engkau selesai atas suatu perkara, maka mulailah (dengan perkara lainnya).."
Pelajaran lain yg dpt diambil dr cuplikan sirat tersebut adalah, perbedaan pendapat itu mungkin sekali, apalagi jika speed dakwah begitu tinggi...
Namun yg terpenting adalah, perbedaan tsb jangan mengganggu perjalanan dakwah, apalagi menghalang-halanginya...
Tidak perlu 'mutung' dalam dakwah hanya karena merasa pendapatnya tidak diterima... karena kalau semuanya diterima pun tidak mungkin...
Begitualh perjuangan ini jika kita pahami tujuan besarnya, maka kejadian-kejadian kecil (riak-riak) hanya menjadi romantika yang memperkaya dan memperindah cerita.
Bukan membesar-besarkan perkara samping, sehingga mengabaikan tujuan utama dan target terbesar kita.
Salam perjuangan u/ semua ikhwah dimana saja...
Sumber: Piyungan