Trauma healing untuk anak-anak korban longsor (Foto: Ts) |
BANJARNEGARA, - Bencana tanah longsor yang memporakporandakan salah satu kampung di dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara membuat para korban yang masih hidup mengalami trauma bencana. Salah satu yang banyak merekam memori menyedihkan tersebut adalah anak – anak korban bencana. Untuk itu, relawan perempuan setempat segera melakukan langkah trauma healing untuk para korban tersebut.
Seperti diketahui, trauma healing adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk membantu orang lain untuk mengurangi bahkan menghilangkan gangguan psikologis yang sedang dialami yang diakibatkan syok atau trauma, dalam kasus ini adalah anak – anak korban tanah longsor di Banjarnegara tersebut.
“Korban bencana dimana anak – anak, mengalami trauma yang sangat mendalam, yang tentu saja tidak akan mudah untuk melupakannya. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk membuat mereka ceria kembali, “ ujar Teguh Tsuyoi, salah satu relawan bencana setempat, dalam keterangan persnya, Selasa (16/12/2014).
Terhitung sejak Senin (15/12/2014) hingga beberapa pekan kedepan, program trauma healing pasca bencana ini kan terus digencarkan untuk anak – anak korban bencana. Lokasi trauma healing yang dilakukan inisiatif relawan setempat adalah di Desa Ngaliyan, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, sekitar 500 meter dari lokasi bencana.
“Harapannya dengan program tersebut bisa memhilangkan trauma dan memunculkan semangat untuk belajar, dan mayoritas relawan trauma healing ini adalah perempuan dari santika Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan perlu menyentuh mereka (anak-anak) tersebut untuk recovery,” paparnya.
Program yang akan terus dijalankan, imbuhnya, adalah berbagai macam permainan, pendidikan dan berbagai kegiatan yang menyenangkan. “Program untuk recovery anak – anak diantaranya adalah game education, dongeng, permainan tradisional dan modern, serta belajar sambil bermain,” pungkasnya.
Hingga hari ini, Selasa (16/12/2014), lebih dari 10 anak korban gempa sudah terdata dan mengikuti program trauma healing ini. Diprediksi, hingga beberapa hari kedepan, jumlah anak yang akan mengikuti akan terus bertambah, mengingat pengungsi di sejumlah titik masih banyak, yakni 1.145 jiwa yang tersebar di 10 titik.
( Ped )