Sejumlah warga antri untuk mendapatkan air bersih |
Boyolali – Kemarau tahun ini diprediksi semakin panjang, puncak kemarau diperkirakan hingga pertengahan Oktober mendatang. Sejauh ini dari 19 kecamatan di Boyolali, tujuh kecamatan di antaranya terdampak kekeringan. Bahkan, sedikitnya sudah 292 tangki bantuan air bersih didistribusikan ke puluhan desa dilanda kekeringan.
Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Purwanto, mengungkapkan tujuh kecamatan terdampak bencana kekeringan meliputi Kecamatan Musuk, Selo, Juwangi, Wonosegoro, Kemusu, Andong dan Karanggede. Hanya saja, sejauh ini permintaan bantuan dropping air bersih baru di empat kecamatan.
“Sebanyak 292 tangki yang sudah disalurkan ke empat kecamatan, yakni Juwangi, Musuk, Wonosegoro dan Kemusu,” ungkap Purwanto, Senin (15/9).
Dijelaskan Purwanto, puncak kemarau tahun ini diperkirakan terjadi pada pertengahan Oktober, mengingat kemarau masih panjang dan belum mencapai puncaknya. Melalui koordinasi, pihaknya menekankan kepada setiap kecamatan agar segera melaporkan wilayah terdampak kekeringan. Langkah ini dilakukan guna mengantisipasi bencana kekeringan masyarakat setempat.
Dibandingkan kemarau tahun sebelumnya, bencana kekeringan sejauh ini belum separah tahun kemarin. Hanya saja, mengingat puncak musim kemarau mundur pada pertengahan Oktober, praktis hal ini patut diwaspadai.
Sumber: Timlo.net